Bab 5 : Dreams And Hopes

6 0 0
                                    

Tak terasa, sudah hampir 2 minggu Luisa berada di Indonesia. Luisa menyesali waktu yang terbang begitu cepat. Andai saja kalau Luisa bisa tinggal di Indonesia lebih lama, atau selamanya, pasti akan sangat menyenangkan baginya.

Sekarang, waktu yang ia punya hanya seminggu dengan Kay. Walaupun demikian, Luisa tidak mau menyinggung masalah ini dengan Kay. Karena ia tidak ingin membuat Kay memikirkannya. Luisa hanya ingin bersama Kay selama yang ia bisa.

"Lui, gimana, asik gak selama di Indonesia?," tanya ayah saat makan malam.
Luisa mengangguk-angguk, sesekali melirik Kay. "Asik banget,om," jawab Luisa.
"Udah ketemu belum yang dicari-cari?," tanya ayah lagi. "Udah,kok,om," kata Luisa mantap.

Jeff sudah mengetahui hal ini sejak dulu. Luisa kembali hanya untuk Kay. Tapi entah mengapa, Jeff merasa mati-matian untuk menolaknya.Jadi, Jeff menatap sebal Kay. Dan Kay menatapnya balik.

Kay sudah mengambil Laurent. Dulu,Jeff harus menahan semua perasaannya. Kay bahkan sudah mengambil Luisa terlebih dahulu. Luisa hidup selama sepuluh tahun dengan membayangkan Kay. Jeff kalah total. Jeff tidak tau apa yang membuat Kay segitu hebat sampai semua yang disayangi Jeff

"Jeff!", seru ayah yang menyadarkan Jeff daei lamunannya.

“Kenapa,Yah?,”tanya Jeff

   “Gimana kuliah kamu?,” tanya ayah sedikit heran melihat Jeff yang kurang berkonsentrasi.                                                                                                           “Hah? Oh, baik,yah,” jawab Jeff, “Semua tugasku udah ku kerjakan.”  

Ayah menganggukkan kepalanya, lalu ia memandang Kay.                                                                 “Kalo kamu?,” tanya ayah, terdengar enggan bagi Kay.                                                                  “Ya, begitu-begitu aja,yah,” jawab Kay malas.                                                                                                                               Ayah mendengus, “Ah, harusnya ayah gak tanya.”                                                                                                        
“Kan biasanya juga nggak pernah,” balas Kay.                                                                   “Makanya ayah tanya sekarang,” tukas ayah, “Siapa tahu ada perubahan. Padahal ayah sangat berharap.”

                                ***

        Malam harinya, Kay tidak bisa tidur karena memikirkan kata-kata ayah. Ia memiliki tugas kuliah. Setelah 4 jam membaca dan merangkum,Kay memutuskan untuk beristirahat sejenak. Tahu-tahu, matanya tertuju pada amplop putih di tasnya. Ia mengeluarkannya dan membaca surat itu. Surat itu berisi syarat-syarat untuk menjadi pilot atau menerbangkan pesawat terbang. Kay menginginkan untuk menjadi pilot. Tapi mimpi itu segera hilang saat ia tahu ia menderita disleksia.

    Kay memang sudah menjadi lebih baik dan mahir. Ia sudah banyak berlatih membaca dan menulis. Kay juga tidak mempunyai masalah dengan bahasa inggris, karena perkuliahannya menggunakan bahasa inggris. Walaupun tidak banyak, tapi Kay punya tabungan karena ia jarang membeli sesuatu.                                                                                   Kay membaca satu per satu syarat yang ada. Ada satu syarat yang ia tidak bisa penuhi. Tanda tangan orangtua. Ayah pasti akan tertawa berbahak-bahak begitu ia meminta izin. Kay ingin membanggakan ayah. Bukan hanya Jeff saja yang bisa. Kay penasaran bagaimana ekspresi bangga ayah kepadanya.

Aku, Kamu atau DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang