mysterious

34 1 1
                                    


Ini adalah pertengahan semester 1. Anak-anak kelas 9 diharapkan ikut tutor dan diharapkan untuk ikut ekskul. Aku memilih untuk mengikuti ekskul menyanyi. Darren menghampiriku.

"Hey, kamu ikut ekskul apa?"

"Hai, aku ikut ekskul vokal"

"Waw, bagus dong" Katanya tersenyum.

"Kalau kamu?"

"Hm, aku masih bingung sih" Katanya

"Hm, yaudah aku masuk dulu"

Aku mulai heboh lagi hari ini "Pagi, Mr John" Kataku sambil berteriak

"Your voice level please.." katanya. Aku tertawa cekikikan.

"Pagi juga, Adel" Kata Mr John. Al, Mona, dan Vany sedang duduk di pojokan.

"Hai, semua"

"Adel, bisa gak sih ga heboh sekali kali" Kata Al diikuti Mona dan Vany.

"Ga bisa dong"

"Pasti karena ada cowok naksir dia langsung gini"

"Darren?" Kata Mona "Atau" Kata Al "Dava" Kata Vany

"Dasar kalian ya, lagian siapa juga yang mau sama mereka" Kataku sambil tersenyum.

"Bilang aja mau? Yang mana cowok pinter basket, gitar. Atau cowok amburadul, tapi berbentuk mukanya" Kata Al

"Kalian.. jangan pernah bilang itu sama aku lagi.. aku ga suka sama mereka.. lagian sekarang aku lagi fokus sama pelajaranku" Kataku dengan sedikit tertawa.

"Hm, bilang aja maunya sama Dava" Kata Al

"Eh, minggu ini kalian ada acara?" Kataku

"Emang kenapa Del?"

"Temenin aku jalan-jalan" Kataku.

"Hm, boleh juga, sekelas aja kali ya?" Kata Mon

"Gila aja kamu, ga sekelas juga kali" Kataku

"Iya, maksudnya siapa tau ada yang mau ikut? Kali aja si Dava mau ikut" Kata Al menggodaku

"Dasar kamu" Sambil menggelitikan Al

Aku menabrak Darren, saat aku harus mengembalikan buku ke perpustakaan lagi. Buku yang ku taruh di box jatuh.

"Maaf, maaf" Katanya membantuku menaruh buku kembali kedalam box. "Hm, gak papa.." Kataku dan mulai mengangkat box tersebut.

"Boleh, aku bantu kamu?" Katanya tersenyum. Dan aku juga tersenyum "Boleh, asal ga keberatan" Kataku, Ia mengangkat box dan kita pergi ke perpustakan bersama. Setelah itu, aku pergi ketempat temanku. Aku membuka lockerku. Dan melihat sepucuk surat. Dan aku mulai membukanya.

Dear, Adelin

Hai, Delin. Kapan-kapan kalau ada waktu aku ingin bicara sama kamu. Dan semoga kita bisa menjadi teman dekat (Atau bisa kali aku main ke hatimu sekali-kali) Hehehe :D

Love, D

Aku merasa kaget, Ini Darren atau Dava. Aku tidak pernah tau. Nama mereka sama-sama inisial D. Dan aku mulai menggelengkan kepala. Dan aku melihat sebatang coklat di dalam lockerku. Aku lagi-lagi menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal ini. Allia menghampiriku "Apa tuh ditanganmu? Coklat? Mauuu, gak bagi-bagi lagi" Katanya dan mengambil coklatku.

Aku tetap bengong setelah coklat di buka oleh Al, aku mulai bertanya kepada diriku sendiri. Siapa sih dia?, siapa sih dia. Sungguh misterius sekali laki-laki itu.

Darren berjalan dari lantai dua. Kami berpapasan. Aku melempar senyum manisku. Di lantai 1 aku bertemu Dava sedang bercucuran keringat. Aku melemparkan senyumku lagi, ia membalasku. Wah jangan-jangan Dava lagi yang memberiku coklat. Tapi tidak mungkin. Hatiku tidak berhenti bertanya-tanya. Darren hari ini bertingkah seperti biasa, ia modus dengan semua perempuan dikelasku. Bahkan guruku juga. Ia mencari perhatian, aku selalu bertanya "Kenapa Darren selalu berusaha mencari perhatian dan bertingkah laku aneh, terhadap semua orang?" 

deserve // A middle schoolers storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang