Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bang Boy - 21
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Bang Boy terkekeh mendengar mulutku keceplosan mengatakan hal yang tidak perlu.
"Lo tunggu disini, gue cuci tangan dulu, berlumuran oli", ucap bang Boy lalu ia pergi dari hadapanku.
Hatiku berdebar-debar, apa bang Boy akan memberikan apa yang ku inginkan ? Jika ya, maka kontol bang Boy adalah kontol pertama yang akan masuk ke dalam mulut dan juga anusku.
Tidak lama kemudian, bang Boy kembali setalah mencuci bersih tangannya yang tadi berlumuran oli.
Mataku terpaku pada satu titik. Selangkangan bang Boy.
Bang Boy masuk ke dalam mobil sedan yang tadi ia perbaiki, lalu ia memberi kode agar aku ikut masuk bersama dirinya di jok belakang.
"Lo mau ngapain emang? Lo doyan ini ?", tanya bang Boy sambil meramas kontolnya.
Aku mengangguk dengan antusias.
"Emang pada hakekatnya banci doyan kontol", ucap bang Boy dengan nada becanda.
Ia lalu membuka celaha jeans belel yang ia kenakan sepaha. Mataku langsung di suguhkan pemandangan yang indah. Kontol bang Boy yang masih dalam keadaan tidur.
Warna kontolnya coklat kehitaman, tersunat rapih. Bulunya lebat namun rapih, buah zakarnya besar pasti menampung banyak cairan kelezatan di dalamnya.
Aku memegang kontol bang Boy, terlihat lucu jika tertidur seperti ini namun menantang.
Ku bongkokkan badanku, dalam sekejap, kontol bang Boy yang masih tertidur itu sudah masuk seluruhnya ke dalam mulutku.
