Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Angga Putra Prasetyo - 24
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Aku tersenyum, maafin Kei pak. Bukannya mau jadi anak durhaka, tapi otak kotor Kei mulai bekerja dan tidak semudah itu Kei bakalan memaafkan kesalahan bapak.
Aku pun membisikkan syaratku di telinga bapak.
Dapat ku lihat perubahan mimik muka bapak, mata bapak melotot seolah tidak percaya dengan syarat yang ku berikan, mulutnya menganga tidak percaya.
Bapak seketika bangkit berdiri, ia memandangku tidak percaya.
"Gak", ucap bapak.
"Bapak gak mau nak", tambah bapak lagi.
"Berarti bapak enggak sungguh-sungguh mau minta maaf sama Kei", balas ku acuh.
"Tapi nak, gak harus dengan syarat seperti itu kan nak?", intonasi siara bapak mulai memelan.
Aku bangkit berdiri, ku tatap wajah bapak. Mencoba meyakinkan kalau aku serius.
"Jika bapak mau mendapaatkan maaf dari Kei, cukup ikutin syarat yang Kei kasih", ucapku tegas.
Ini kali pertama aku berani menggunakan intonasi tegas ke bapak.
Bapak menarik napas panjang.
"Tapi nak, buat apa juga?", ujar bapak pelan.
"Bapak gak perlu tau buat apa, rahasia Kei", tegasku.
Wajah bapak nampak kacau dengan syarat ku berikan. Ia kembali duduk di tepian kasur, bapak menopang kepalanya dengan kedua tangannya, memikirkan syarat yang ku berikan.
