Chapter 5

7K 589 10
                                    

"Apa?!" Agatha menjerit histeris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?!" Agatha menjerit histeris.

"Keluar kota?!" Joey sama kagetnya. Ia memajukan posisi duduknya untuk menatap Greyson lebih jelas. "Tepatnya, ke mana?"

"Aku tidak tahu, oke? Tetapi, itu lebih baik daripada kita diam di dalam kota. Nanti kita malah menimbulkan kekacauan. Bagaimana jika nanti lebih banyak orang yang terbunuh?"

Dengan itu, Agatha dan Joey diam. Agatha tidak memiliki usul maupun rencana, jadi ia membiarkan Greyson mengambil alih. Joey sendiri tampaknya pasrah. Ia mendengus dan menyender kembali ke jok sambil mendekap tangannya di bawah dada.

"Oke, kita semua sedang panik. Jadi ..." Tyler bersuara. "Mungkin pergi sejauh mungkin dari kota rencana terbaik saat ini. Tetapi, Greyson, mungkin kau harus mengambil jalan lain agar mereka tidak bisa menebak, kau tahu?"

Greyson tidak menyahut, tetapi dengan ia mengubah arah mobil pertanda ia setuju.

"Aku akan melindungimu, Joey," ucap Tyler. Suaranya sangat rendah, nyaris seperti bisikan, tetapi karena kondisi mobil yang hening baik Agatha dan Greyson masih bisa mendengarnya. "Kau dengar aku?"

Joey meresponsnya dengan anggukan. Agatha dan Greyson merasa tidak terganggu dengan perbincangan mereka. Sampai keduanya mendengar suara kecupan bibir dari belakang.

"Oh, my god, seriously?!" teriak Greyson frustrasi. Di sampingnya, Agatha menunduk dan menutup wajahnya yang merona merah. "Kita nyaris terbunuh dan kalian malah bermesraan di belakang mobilku?"

"Kami butuh sesuatu untuk menenangkan diri, Greyson. Tenanglah. Lagi pula kami tidak berhubungan—"

Agatha menutupi ucapan Tyler selanjutnya dengan batuk keras yang disengaja. Lalu, ia membuka ransel yang ia letakkan di depan joknya. Ia membawa dua selimut kecil, jadi ia mengeluarkan satu buah dan mengulurkannya pada Joey. Joey menerimanya tanpa dan melebarkannya untuk dirinya dan Tyler sekaligus.

"Kau ... mengepak?" Greyson melirik Agatha bingung.

"Aku mempunyai firasat," Agatha mendesah. "Dan ternyata aku benar."

Tidak ada yang merespons dengan itu. Greyson menyetir, sedangkan Joey dan Tyler di belakang mulai terlelap. Agatha, semau apapun ia tidur, ia tidak bisa jika sedang di dalam kendaraan yang sedang melaju. Maka, ia hanya menyender ke jok sambil menyelimuti dirinya dan memandangi pemandangan di luar mobil, yang semakin lama semakin minim bangunan dan keramaian. Itu artinya, mereka semakin menjauh dari pusat kota.

***

Empat jam kemudian, Greyson memutuskan berhenti. Ia mulai merasa mengantuk dan lelah. Sekarang sudah lewat tengah malam pula. Kondisi jalan perbatasan kota sangat sepi dan lengang. Kini sisi kiri dan kanan hanya hutan lebat. Agar aman, Greyson membelokkan mobilnya ke dalam hutan dan baru berhenti sekitar 1 km 300 meter dari pinggir jalan.

Greyson menoleh ke belakang, melihat Joey dan Tyler masih tidur. Lalu, Agatha. Yang terlihat sangat mengantuk, tetapi menolak untuk tidur.

"Hei," ia menepuk pundaknya singkat. Agatha langsung menoleh. Matanya memerah karena lelah. "Kau bisa tidur sekarang. Kita akan di sini sampai pagi sebelum melanjutkan perjalanan."

ACTION!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang