Langit Jingga (Bagian 2) [End]

2 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author POV

Waktu makan siang pun tiba, asha menyempatkan untuk sholat dzuhur terlebih dahulu di Mushala yang terdekat dengan kantor. Namun setelah sholat, tak sengaja ia mendengar suara orang melantunkan ayat suci al-Qur'an. Sangat merdu sekali. Menurut penelitian suara orang membaca Al-Qur'an ibarat kotak hitam sempurna dan tidak isotropis, mirip penjelasan salah satu ilmuwan Fisika, John Matter dan George Smoot, bahwa suara orang yang mengumandangkan Al-Qur'an seperti objek yang mampu menyerap semua emosi dan melepaskan emosi itu denan cara yang unik dan melegakan. Flaktualisasi emosi dalam dirinya berpadu dalam keluasan pikir yang memungkinkan orang mengetahui kosmologi jiwanya. Itulah teori yang pernah Asha baca mengenai teorima membaca Al- Qur'an.

Ingin rasanya Asha mengintip. Namun hal itu sangat tidak benar mengingat Asha adalah orang baru disini. Akhirnya Asha mengalah pada rasa keingintahuannya. Ia memilih untuk berjalan keluar agar tidak dicurigai karena terlalu lama berada di dalam Mushala.

Asha berjalan santai menuju café mini di sudut jalan dekat kantornya. Untuk mengenyangkan perutnya, asha hanya perlu makan ½ porsi orang pada umumnya. Simple bukan ? itulah yang menyebabkan tubuhnya sangat kecil dibanding perempuan seusianya.

"mbak" katanya sambil mengacungkan jari

"iya, mau pesan apa ?" Waitress itu bertanya dengan suara ramah

"saya mau pesan nasi goreng dan lemon tea ice satu" katanya

Waitress itu mencatat pesanan perempuan cantik didepannya dengan cepat "ini aja ? atau ada lagi ?" tanyanya memastikan.

"hmm itu aja deh mbak, terimakasih " katanya.

"pesanan anda akan segera diantar" kata waitress itu ramah.

Setelah 15 menit menunggu, akhirnya pesanannya datang juga, dia sibuk dengan makanannya, namun tiba-tiba kursi didepannya ditarik oleh seseorang. Gadis itu mendongak dan mendapati sosok Rendy sedang duduk persis dihadapannya sekarang.

Suasana nya terasa canggung sekali. Asha pun bingung ingin melakukan apa sekarang. Lelaki dihadapannya pun tidak mengeluarkan suaranya sejak tadi. Jujur, asha sangat merindukan lelaki ini. Asha sangat berharap agar Rendy mengingatnya, tepatnya mengingat masa-masa kecil mereka dulu.

Asha POV

"apa susahnya sih ngomong duluan?" umpat Asha dalam hati.

Aku benar-benar tak habis pikir dengan Rendy, segitu mudahnya dia melupakan ku, melupakan semua tentang ku, melupakan masa kecil kita ? apa dia benar-benar tak mengingat semuanya ? atau aku yang terlalu berharap padanya ?

"saya duluan, permisi pak..." kataku akhirnya memecah keheningan..

"ya..silahkan.." katanya dingin. Huh dasar Cold- blooded man.

Anthem from my HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang