Diammu kali ini benar-benar membuat aku salah laku.
Diammu benar-benar membuat segala hal menjadi keliru.
Mengenangmu keliru.
Melupakanmu juga keliru.
Di akhir tahun kita selalu menyemai doa bersama. Lalu aku siram doa itu dan di awal bulan kita dapat memanennya. Tapi, aku ini pelupa. Akhir tahun berapa doa-doa itu kita tanam? Awal tahun kapan doa-doa itu kita panen?
Mungkinkah kapan yang selalu berlinang di pelipis harapan menjadikan tanggal melingkar di dirinya sendiri untuk kita?
Atau tanya kapan hanya menjadi kapan yang sia-sia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Pencecah Bumi
PoesíaHidup ini seperti roller coaster. Bukan karena naik dan turunnya. Tapi karena selalu ada kejutan di tiap perjalanannya. Sama sepertimu, selalu memberiku kejutan setiap waktu.