Hari Pertama Jadian

15 1 0
                                    

Nafasnya masih memburu , keringat dingin masih menghiasi dahi , leher , dan hampir diseluruh tubuhnya . Matanya menatap kesal pada makhluk yg berjalan kearahnya .

Detak jantungnya yg tidak karuan semakin menjadi saat mendengar kata kata yg keluar dari mulut makhluk di depannya ini .
“gue menang , sekarang lo pacar gue “

Bukan gemetar senang , tubuhnya gemetar kesal , tanpa sadar rahangnya mengeras . Dengan satu sentakan Ila berbalik dan berjalan menjauh . Ia sempat mendengar Anggar memanggilnya
“Sayang mau ke mana ?” 

Tanpa peduli Ila tetap berjalan . Irama langkah yg mengentak menyeret kakinya entah ke mana , yg penting sekarang dia ingin meluapkan kekesalannya .

BRUGKK

Tubuh kecilnya terpental karna menabrak seseorang . Cowok itu masih berdiri , samar samar Ila seperti mengenalinya .

Ila berdiri dengan bantuan tangan cowok itu . jelas saja dia tetap berdiri tegak setelah di tabrak Ila , tinggi Ila hanya mencapai bahu cowok ini .

“ Lo gapapa ?” suara dingin namun tetap terdengar khawatir ini membuat Ila mengangkat kepalanya , saat tahu siapa yg di depannya mendadak kepalanya berat , pandangannya kabur dan membuat tubuhnya lemas , seketika pandangannya hitam .
“Dio ..” rintihnya nyaris tak terdengar .

Tubuh kecil itu jatuh di dekapan tangan kekar Dio . Tanpa bicara Dio mengangkat tubuh Ila dan menggendongnya ala bridal style  menuju UKS . Hampir semua siswa memandang padanya , tapi dia tidak peduli . Setelah menaruh tubuh Ila di ranjang UKS dan memberitahu petugas , Dio pergi .

🍁

“Gar . Anggaaarrr “ teriakan melengking menjijikkan seorang cowok membuat Anggar menoleh . Dimas berdiri di depan pintu dengan wajah panik, pandangannya menyapu seluruh ruangan mencari Anggar . Namun ia tetap tidak melihatnya  .

“Apa ?” kata Anggar santai tetap duduk bersila diatas meja guru . Dimas memutar kepala memandang kearah sumber suara .
“Lo anggar ?” katanya masih dengan suara panik

Anggar mengangkat alis heran . Ni anak ke jedot meja kali palanya -pikir Anggar heran
“Menurut lo dia siapa bego ? Lo buta ya ?” Ogi berteriak kesal sambil menunjuk Anggar .
“Habis , lo berantakan banget Gar . Bikin gue pangling .”
“Ada apa?” potong Anggar sedikit meninggi .

“Oiya . Gue tadi liat si Azra digendong Dio ke UKS , gue gatau dia kenapa . Gue juga gak sempet nanyain karna perut gue mulai reaksi lagi “

Tanpa menunggu perkataan berikutnya dari Dimas , Anggar langsung berlari menuju UKS .

Tadi Dimas sedang sibuk mengeluarkan isi perutnya karna tidak tahan dengan aroma cabai dari nasi goreng horor mang Ujang . Dan saat itu dia melihat Dio menggendong Ila yg sedang tidak sadar menuju UKS .

Saat ia berdiri akan menghampiri Dio, perutnya kembali bereaksi membuatnya kembali memuntahkan sarapannya tadi pagi begitu saja ke dalam selokan .

Dimas memang jorok , dia malas ke kamar mandi karna terlalu jauh , jadi dia memuntahkannya di selokan dekat kantin sambil membawa air mineral untuk menyiramnya .

Anggar membuka pintu UKS dengan kasar , membuat salah satu petugas itu menjerit kecil sangking kasarnya .

“Dia kenapa ?” kata Anggar dengan suara dingin .
“Tadi pingsan kak  . Tadi badannya dingin , pucat banget . Tapi sekarang udah baik...”

“Siapa yg bawa dia kesini ?” potong Anggar masih dengan suara dingin .
“Kakak kapten futsal”

Anggar keluar dengan membanting pintu . Nafasnya memburu . Dia tidak begitu kenal dengan Dio . Tapi dia tau reputasi Dio . Hampir semua siswi centil di SMU Palangan menggila untuk mendekati Dio, namun Dio berlagak jual mahal . Si katen ini brengsek . Dan berani beraninya dia menggendong Azra-nya dihari pertama jadian .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

100 Days ( I Hope Tomorrow Never Comes )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang