Auxilia berdiri dipinggir jalan dengan wajah luar biasa kesal .tangannya menggenggam ponsel dan berkali-kali memencet nomor rumahnya. Sejak tadi, belum ada yang mengangkat. Padahal sejak jam enam tadi, dia sudah berdandan rapi , memakai seragam sekolah yang sudah disetrika bik sum, memakai sepatu dan kaos kaki baru, dan serta sudah berniat berkelakuan baik hari ini disekolah . Tapi belum juga sampai disekolah, Lia harus kembali ke lia yang biasanya. Marah-marah dan cepat emosi.
Liapun kembali menghubungi telepon rumahnya. Dia sudah gemas setengah mati gara-gara ini tak lama, akhirnya panggilannya dijawab.
"Bibik habis dari mana, sih? Dari tadi Lia telfonin juga, tapi ngakk diangkat-angkat?!"
"Aduh, maaf, non. Itu, bibik tadi lagi bersihin ikan. Mbak pur lagi nyapu kebun, terus mbok warsih lagi beresin kamar non diatas. "
"Terus pak didi sama mang udin memangnya kemana? "
Tak dengar jawaban dari seberang. Lia lalu teringat bahwa tujuannya menelpon bukan mempermasalahkan soal kenapa tidak ada yang mengangkat telponnya.
"Bik, pak didi mana? Uda selesai belum bersihin kandangnya ringgo?" tanya lia yang nada bicaranya sudah tidak setinggi tadi. 'Ringgo adalah burung hantu betina jenis brown hawk owl peliharaan lia dan menjadi satu-satunya kesayangan gadis itu.
"Ng, anu, non..., pak didi memang sudah selesai bersihin kandangnya ringgo, tapi pak didi sekarang lagi gak bisa kerja, non." jawab bik sum dengan suara yang terdengar tidak enak.
"Kenapa gitu? Pak didi memangnya kemana? Tanya lia lagi. Suaranya kembali meninggi.
"Anu non..., pak didi semalam kebanyakan makan sambal terasi bikinan mbok warsih. Terus sekarang pak didinya kena diare, non.
Lia menepuk jidatnya. Dia juga menghembuskan napasnya keras-keras.
"Yaampun! Ada-ada aja, sih. Terus nih mobil siapa yang ngurus, nih? "Tanya lia seolah pada dirinya sendiri.
"Memangnya mobil non kenapa, non? " tanya bik sum.
"Mobil yang tadi aku bawa mogok, bik. Nggak mungkinkan aku tinggal dipinggir jalan gini aja dong. Karna belum terlalu jauh dari rumah, makanya aku pikir sebaiknya aku telpon orang rumah dari pada mobil derek. Tapi kalo sekarang pak didi nggak bisa jemput nih mobil, gimana dong? " lia jadi bingung sendiri.
Bik sum pun diam desebrang sana. Lia berpikir cepat. Jam dipergelangan tangannya makin bergerak tanpa ampun dan tak peduli supirnya kena diare sama sekali.
"Hmm.. " lia bergumam. Lalu dia dapat ide yang paling bisa dipakai. "Bik, pak didi disuruh minum obat dari sekarang. Nih mobil aku tinggalin di jalan pas mau keluar dari komplek kita. Depan mini market persis. Ntar ambil mobil ini pake kunci serap yang ada dikotak kunci dikamarku, ya, bik. Ini uda aku kunci mobilnya,kok.sekarang aku harus berangkat ke sekolah soalnya.aku udah telat banget ini."
"Iya,non, iya. Nanti bibik bilang pak didi. "
"Inget baik-baik lho, bik, pesen lia. Jangan lupa. Ya, udah ,lia tutup dulu. Lia mau nyari taksi. Lia harus berangkat sekolah"
Telpon ditutup. Kepala lia celingukan mencari taksi. Lima menit kemudian, taksi biru melintas di depan lia dan segera dicegatnya.
"SMA Bhakti Toedjoh, ya, pak. ngebut. Saya bayar dobel!!" kata lia begitu ada didalam taksinya.
Supir taksi yang semula senyum ramah dan hendak menyapa lia langsung mengangguk dan berniat meng-gas taksinya.
"Pokoknya, pak, kalo ada lampu merah dan nggak ada polisi di deket-deket situ, lanjut aja. Oke, pak? "
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU NYEBELIN
Romance"Sebagaimana saya memandang kamu dengan istimewa, maka saya pun merasa bahwa saya tidak pantas memberikan kamu sesuatu yang biasa-biasa saja." Menyatakan cinta secara tiba-tiba di pertemuan pertama. Itulah yang dilakukan seorang gadis bernama Auxil...