Ngomong-ngomong, Lee tak menghitung berapa kali dia berlari, dia hanya berlari-lari memutari perbatasan Konoha, menghitungnya hanya dengan 'Satu kali lari'.
Sama dengan pulang kerumah, membersihkan lantai yang ada di sekitar ruangan misalnya. Mudah untuk membayangkan adegan itu kan? Untuk Lee, berlari dengan 'Satu kali lari' di sekeliling desa berarti berlari memutari seluruh bagian desa di setiap sudut dan celah-celah jalanan yang ada di desa. Itu adalah cara sederhana yang bisa diperkirakan dengan mudah.
Tentu saja, itu berarti jika jalan yang Lee lalui juga termasuk; melompati pagar, loncat dari pohon ke pohon, berlari di atas atap perumahan yang berdekatan. Ini bukanlah sesuatu diluar kebiasaan, untuk seorang shinobi jalan seperti ini memang sudah biasa dilalui. Kenyataannya, ini adalah hal yang umum sehingga penduduk biasa tidak terlalu memperhatikannya.
Jadi, tak akan ada tuan tanah yang akan komplain karena Lee berlarian di atas atap rumahnya. Paling-paling hanya ada satu orang yang akan mengirimkan komplain di pagi hari: "beberapa orang beralis tebal telah berteriak 'KUAA' ketika dia berlari di atas atap rumahku pagi-pagi buta tadi. Dia benar-benar berisik."
Dibawah pengawasan semua Hokage terdahulu yang wajahnya terukir di gunung batu dan menghadap ke arah Konoha. Lee melompat dan berlari melewati seluruh desa.
Dia tetap melakukan itu sepanjang malam tanpa ada satu idepun yang mampir kepikirannya.
Dan entah bagaimana, tahu-tahu Lee sudah disambut oleh fajar di hari yang baru ini tanpa tidur barang sebentar saja.Saat ini, sinar sang surya yang baru saja terbit telah menjangkau semua monumen ukiran wajah Hokage dan para Hokage pendahulu yang berada di pusat kota Konoha.
"Delapan ratus enam puluh empat."
Nafas Lee sangat terengah-engah ketika jumlah tadi tersentak keluar dari mulutnya.
Cara larinya kini semakin memburuk, dia sempoyongan dan seperti orang mengigau. Bahkan sekarang seorang yang sedang berjalan kakipun akan lebih cepat daripada dia.
Dia akhirnya sampai pada batasnya.
Kaki Lee rebah ke bawah. Tak tertolong, dia ambruk dan roboh ke depan. Dia bahkan tak punya tenaga untuk memperhalus cara jatuhnya. Jatuh lurus ke tanah, terpelanting mendadak.
Lee terbaring di tanah, tak bisa bergerak. Wajahnya menghadap kotoran yang ada di tanah. Dia bertanya, dimanakah letak kesalahannya?Pertama, akan ada ide yang datang ketika pikirannya jernih, ketika dia menggerakkan tubuhnya.
Adakah yang salah soal itu? Tidak, itu tidaklah mungkin. Itu salah. Lee dengan cepat membuang pikiran itu.
Kemudian, akan adakah ide yang datang jika dia berjalan, berdiri dengan tangan ditengah-tengah larinya ini? Dia berpikir itu akan membantunya memberikan gambaran yang berbeda dalam berpikir, tapi apakah itu malah ide buruk? Tidak! Dia butuh hal yang lebih menantang untuk menghasilkan ide-ide baru. Tidak perlu disebutkan, berjalan dengan tangan adalah bagian dari latihan normal yang ada di dalam jadwal Lee. Itu juga bisa jadi hal yang salah.Bisakah menjadi metode yang luar biasa jika dia mencoba berlari mundur? Tidak, itu hanyalah metode yang sempurna untuk latihan.
Dia memang tak melakukan hal yang salah.
Tapi kemudian, masalahnya. Kenapa dia tak bisa memikirkan apapun?Lee menatap kaku tanah yang ada di depannya, Tubuhnya yang 'terbakar panas' beberapa saat yang lalu, sekarang sudah menjadi dingin berkat udara pagi yang sejuk. Keringat yang mengalir di tubuhnya berubah menjadi dingin. Tubuh Lee mulai menggigil. Dia memaksa setiap otot pada titik-titik penting tubuhnya sehingga dia bisa kembali berdiri.
Walaupun ini untuk teman yang dia sayangi, walaupun aku berkata aku akan menaruh hatiku untuk mendapatkan hadiah pernikahan. Untuk memikirkannya, belum juga ada ide bagus yang muncul dalam pikiranku. Kenapa aku ini begitu payah?
Dia menutup rapat-rapat matanya, marah pada dirinya sendiri yang mengecewakan itu.Akan tetapi, dengan mengatai dirinya 'payah' dan 'tak berguna' tak akan membuat semua berakhir. Dia telah memutuskan untuk menemukan hadiah yang layak, dia ingin membuat hidupnya sebagai taruhan. Jadi tidak mungkin kalau dia berhenti dan menyerah sampai disini.
Kelelahan dan kepenatan Lee membuatnya dengan tiba-tiba membuka matanya lagi. Lee menyadari sesuatu:Seseorang tengah berdiri dihadapannya.Sejak kapan itu terjadi? Lee melihat sepasang kaki di depannya. Dia mengenakan seragam yang terlihat tak asing. Lee tercengang karena tak mentyadari kehadiran orang itu sampai sekarang, mereka nampaknya memperhatikan dia.Lee perlahan bangkit berdiri, mendongak untuk melihat siapakah orang itu.
"Neji..... " Gumam Lee pelan.
Mungkin ini hanyalah ilusi ataukah mungkin dia adalah hantu? Tetapi dia berdiri disana: temannya yang sudah meninggal - Neji Hyuga.
"Berlari tanpa henti sampai kau K.O." Kata Neji, memandang Lee dengan tatapan lembut seperti biasanya. "Kau masih tetap saja sama ya Lee!"
Lee hanya diam.Ada banyak, ratusan. Ya! Ratusan hal yang ingin Lee katakan pada Neji jika suatu saat mereka bertemu lagi. Namun, ketika Neji berada di hadapannya dia jadi merasa sedih sehingga tak mampu berucap apa-apa.
Namun, walaupun tak berkata apapun, Neji sepertinya sudah mengerti semuanya.Untuk satu alasan atau yang lainnya, hal yang pertama kali dipikirkan Lee adalah ketika dia menatap mata Neji.
Neji jongkok di samping Lee.
"Ada sesuatu yang benar-benar ingin aku katakan padamu." ucap Neji, meletakkan tangannya di bahu Lee.
Tangan Neji terasa hangat dan membawa harapan. Lee tiba-tiba berpikir kalau Neji muncul karena dia prihatin terhadap Lee yang terlalu memaksakan dirinya.
"Neji.... Aku....."
"Aku tahu, tak perlu mengatakannya."
Neji tersenyum, rambut panjangnya sedikit tergoyang.
"Lee, ingat ini baik-baik. Lebih dari stamina, kekuatan fisik dan Hyuga...."
Ucapan Neji terhenti, belum jelas dia akan menyelesaikan apa yang dia katakan atau tidak. Sosoknya tiba-tiba terbungkus oleh kabut pagi dan kemudian lenyap.
"....eh?."
Angin berhembus dengan cepat, berdesir, mengusik pepohonan disekitarnya.. mengusir pergi kabut pagi.
"Eh.. Tu-tunggu.. Neji!! Neji...!!"
Dia melihat kekiri dan kekanan. Mati-matian mencari Neji di sekelilingnya. Tetapi tak ada yang bisa Lee temui selain suara limbung dari keheningan pagi.
"Eeehh! Bukankah kau akan memberiku nasehat tentang hadiah pernikahan yang membuatku hampir gila ini? Bukankah ini alasan kau muncul Neji? NEEEJIIIII....!!!"NEEEJIII.....!!" Lee terbangun, ketika dia mulai meneriakkan nama temannya.
---Next Konoha Hiden : Chapter 1 Bagian 4
![](https://img.wattpad.com/cover/107771994-288-k539975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Konoha Hiden
FanfictionKonoha Hiden : Hari Terbaik untuk Pernikahan (木ノ葉秘伝 祝言日和, Konoha Hiden: Shūgenbiyori) adalah cerita asli yang ditulis oleh Shō Hinata dan diilustrasikan oleh Masashi Kishimoto. Ini adalah buku keempat dari seri Naruto Hiden.