Kibar Bendera dan Kibar Jilbabmu

17 2 0
                                    

Pagi ini aku bergegas berangkat ke sekolah. Ini hari senin kedua. Berarti kelas XI MIA 2 dapat giliran sebagai petugas upacara. Hampir dapat dipastikan bahwa Nadia akan jadi petugas pengibar bendera. Dan aku gak mau kehilangan kesempatan untuk bisa menikmati betapa anggunnya dia saat berbaris dengan kedua tangannya membawa bendera pun saat dia berbalik setelah selesai mengibarkan bendera. Aku harus berdiri di barisan depan. Tak perduli bagaimana Rudi Ketua kelasku ngomel panjang pendek karena aku seharusnya berdiri di belakang. Mudah-mudahan pak Budi lagi khilaf hari ini sehingga beliau tidak mengatur barisan. Dan meminta siswa yang tinggi untuk berdiri di belakang.

Pintu gerbang nyaris ditutup saat aku tiba di sekolah. Beruntung hari ini Miss Nanit berbaik hati untuk mengijinkan kami yang nyaris terlambat untuk segera menuju barisan. Aku segera menuju barisan sembari celingukan mencari sosok Nadia di antara barisan petugas.  Tapi Miss Nanit sudah mulai mengomeli kami. Jadi aku langsung baris .

Ah Nadia, Nadia yang manis. Kenapa kau berwajah manis sekali. Bagaimana aku bisa suka banget.  Sejak pertama kali melihatnya sebagai siswa baru, aku langsung suka. Walau  mama pernah memintaku untuk tidak pacaran, tapi bagaimana aku bisa menolak pesona Nadia?   Hm.. aku jadi menghayal yang indah indah tentang Nadia. Tapi tetap tak ada keberanian untuk bertindak lebih jauh. Aku tidak percaaya diri.

Aku bukan siswa yang menonjol dalam bidang apapun di sekolah. Wajahku biasa saja. Walau kata ibuku aku adalah manusia terganteng di dunia. Aku sadar diri. Alhamdulillah Tuhan kasih aku tubuh yang atletis. Sehingga aku punya point lebih. Aku bisa main gitar.Dan itu yang membuat Nadia suka berada dekat dekat denganku. Setidaknya itu yang dikatakan Mirna, sahabat Nadia padaku.Dan aku percaya pada Mirna. Karena dia sepupu jauhku

Kami sering berkumpul dan bernyanyi bersama-sama, tentunya dengan anggota Paskibra lainnya, seusai latihan. Setiap lagu yang kunyanyikan selalu tentang dia dan perasaanku padanya. Tak ada yang tahu tentang itu. tidak juga Nadia. Yang mereka tahu aku bernyanyi karena aku memang suka bernyanyi. Justru mereka akan mengolok-olok Nadia dan Pram, ketua Paskibra, anak XII MIA 3. Sementara aku hanya pemain gitar. ah....

Alhasil aku hanya bisa menjerit, berteriak dan mendesah juga merintih lewat lantunan lagu. Dan Nadia tak pernah tau itu. Melihat senyumannya sudah cukup bagiku.Dari beberapa informasi yang kudapat Nadia belum punya pacar. Bahkan dia tidak boleh pacaran oleh kedua orang tuannya. Tapi dia begitu supel dan banyak teman cowok yang mengelilinginya. Termasuk Pram sang Ketua Paskibra.

 Dan Pagi ini aku sudah siap di barisan depan. Tak kuperdulikan ocehan Rudi sang ketua kelas. Tapi tak kutemukan sosok Nadia di antara petugas hari ini.Kemana dia? tanyaku dalam hati. Aku tak punya cukup keberanian untuk bertanya kemana Nadia. Upacara berjalan seperti slow motion di hadapanku. Pun saat pasukan pengibar bendera mulai melaksanakn tugasnya. Kibaran bendera seperti kibaran jilbab Nadia di mataku. Melambai menjauh dari pandanangku yang mulai mengabur. Ya Allah aku lupa belum sarapan. Lambaian jilbab putih Nadia semakin menjauh. Saat mataku perlahahan terpejam dan aku terjerembab tak sadarkan diri. Pingsan.

Oh My God



Bendera CintaWhere stories live. Discover now