Kesempatan

8.9K 364 33
                                    



Jovan mematut dirinya di depan cermin, meyakinkan penampilanya .

Hari itu hari minggu dengan kaus hitam berlengan panjang berserta jas hitam yang telah dipakainya dan juga celana jeans dan sepatu nya yang juga berwarna hitam, Jovan melangkah keluar dari apartementnya .

Tidak ada senyum hanya ada rasa takut , gelisah dan rasa bersalahnya yang tengah di bawanya keluar saat itu.

Jovan telah memutuskan untuk mencoba menghadapi segalanya , dia akan menemui Filla dan akan menampakkan dirinya pada anaknya dan apa pun yang akan di putuskan anaknya , Jovan tidak akan peduli meski pun gadis kecilnya menolak , ia kan tetap berusaha menjaganya setidaknya ia ingin anaknya tahu bahwa ia tidak sendiri masih ada dirinya, ayahnya yang akan selalu berada di sekitarnya untuk menjaganya.

Lili Putih , bunga favorite Filla telah di belinya untuki menemaninya mengunjungi sang pujaan hati.

Dengan kecepatan sedang Jovan memacunya mobilnya di tengah hujan yang sudah berlangsung sejak subuh tadi.

Pagi itu Jovan tidak segera pergi kemakam melainkan pergi kesebuah gedung yang sudah puluhan tahun berdiri namun gedung itu masih terlihat kokoh hingga saat ini.

SMA Bakti Mulya.

Untuk sesaat Jovan hanya terdiam dalam mobilnya, memandangi dengan seksama bangunan gedung sekolah itu.

Sebuah tempat penuh kenangan manis untuknya dan Filla saat masih bersama dan tempat itu pula awal penyesalannya kini.

Jovan menghirup dan menghela nafasnya lalu melangkah keluar dari mobinya bersama dengan sebuah payung hitam memasuki lingkungan sekolah.

Jovan tersenyum , entah mengapa ia merasa kembali tertarik kedalam putaran waktu yang kembali berputar mundur.

" Jovan ! " gadis itu berteriak memanggilnya sambil melambaikan tangan di gerbang sekolah.

" Met pagi , tidur kamu gimana semalem nyenyak gak ? yah .. Jovan " teriak gadis itu saat Jovan meninggalkannya begitu saja.

" Van dia itu benar – benar salah satu fans lo yang nyeremin walaupun enggak sesangar Tiffany " seru Bian yang sejak awal memang berjalan bersamanya.

Jovan tidak menjawab hanya terus melangkah dan sekali menoleh kearah gadis itu yang sudah ada di belakangnya.

Di dalam hati sedikit ada rasa kasihan pada kakak kelas anehnya itu meski begitu Jovan selalu berusaha tidak memperdulikan.

Jovan berjalan di koridor sekolah yang menyambungkan halaman depan seolah dengan dalam Lingkungan sekolah itu dan langkahnya kembali terhenti di toilet lantai dasar tersebut.

" apa lo gak punya rasa malu , bisa gitu ya lo bertingkah sok dekat sama Jovan ? lo tahu gak itu kelakuan lo itu buat gua muak ! "

" aahh " desis Filla , saat dengan cukup kasar seorang gadis bernama Tiffany mendorongnya ke dinding toilet.

Gadis itu memukul – mukul kecil pelipis Filla dengan jarinya " apa lo merasa lebih cantik dari gue ? "

Filla menggelengkan kepalanya.

" bener! Lo gak lebih cantik dari gue . " tiffany tersenyum mengejek sambil menelusuri tubuh Filla

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang