" Aku hamil "

31.2K 675 11
                                    

26 April , 2019

Kampung Babakan Salam, Cianjur.

Pria berusia 34 tahun itu kembali kesana , kesebuah daerah perkampungan daerah Cianjur.Mobilnya yang terpakir di tepi jalan terlihat sangat mencolok diantara perumahan sederhana itu membuat berbagai pertanyaan dari setiap warga yang melihat mobil mewahnya seperti , mobil siapa itu ? atau untuk apa mobil semewah itu terparkir lama di sana tanpa terlihat adanya sebuah kehidupan di dalamnya.

Jovan William tidak perduli apa pun dan siapa pun yang lelaki itu inginkan hanyalah melihatnya.

Gadis berusia 17 tahun , bertubuh mungil dengan rambut panjangnya yang sehitam malam , mata bulat dan bibir tipisnya yang berwarna pink cerah yang terlihat sangat mempesona saat kedua sudutnya tertarik.

'Sangat Mirip ' hanya satu kalimat itulah yang segera terlintas dalam benaknya saat melihat kesempurnaan wajah gadis remaja itu .

Matanya terpejam, otak nya berusaha kembali menyatukan puzzle-puzzle ingatannya yang telah lama terlupakannya.

Dan saat ia kembali membuka matanya hanya sebuah penyesalan tak berujung hingga membuahkan kesakitan di hatinyalah yang di rasakannya.

Pengecut , itulah dirinya.

Lelaki brengsek adalah julukan yang tepat untuknya.

Jovan tidak akan mengelak , tidak ada yang akan di elaknya.

Semua benar dan itu memang dirinya.

" Dia pulang " seru seorang pria seumuran dengannya, membuatnya kembali fokus pada satu titik.

Gadis Remaja itu berjalan santai seorang diri, langkah kaki mungilnya membawanya memasuki sebuah gang sempit yang tidak dapat di lewati mobil dan hanya mampu di lewati para pejalan kaki.

" Masih enggak mau nemuin ? " Jovan menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban untuk pria berwajah kekanakan milik sahabatnya itu meski umurnya telah memasuki kepala tiga.

" Sampai kapan ? ini udah ke duapuluh dua kalinya lo dateng tapi enggak sekali pun lo muncul di depannya " Jovan masih terdiam , seolah tidak ada seorang pun berada di sekitarnya dan berbicara padanya .

Rafael menghela nafasnya , ia kesal dengan segala hal yang telah di perbuat sahabat karibnya itu namun di satu sisi hatinya, ia merasa iba.

" Kita Pulang " dari 2 jam yang lalu , sejak mereka berada di sana hanya kata itulah yang di ucapkan sahabatnya itu dan tanpa bertanya lagi Rafael pun mengikuti ke inginan Jovan yang menginginkan mereka segera atau lebih tepatnya Jovan kembali.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.- Chapter One -.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Ia hanyalah seorang remaja saat itu. Seorang anak yang bahkan belum mampu untuk tinggal sendiri tanpa adanya ibu disampingnya namun kenyataan datang begitu cepat secepat badai datang untuk menghempaskan segala apa yang ada di hadapannya.

Saat kenakalannya berbuah.

Jovan merasa takut. Takut dengan kenyataan yang di terimanya dan pada akhirnya pasti akan mengubah seluruh hidupnya secara drastis.

Ia akan kehilangan masa remajanya.

Harus melepas cita - citanya.

Dan mengecewakan ibunya.

18 Februari , 2002.

SMA Bakti Mulia , Jakarta Selatan.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang