Jovan memandang kotak itu lalu membukanya, ada beberapa lembar foto dan sebuah amplop berisi surat terdapat di sana, jika di urut'kan foto-foto itu menggambarkan pertumbuhan si bayi dari saat ia baru lahir hingga ia sudah memasuki umur remaja, beberapa foto tidak hanya tergambar foto si bayi, beberapa lembar yang menampakakan sesosok gadis muda yang tidak terlihat ia adalah seorang wanita yang sudah melahirkan tapi Jovan tahu dan sangat yakin bahwa gadis itu adalah ibu si bayi. Filla adalah satu – satunya wanita yang dikencaninya dan tidak akan pernah ia lupakan.
Jovan menghirup udara sebanyak mungkin berusaha menghilangkan rasa sesak di dadanya.
Lalu beralih pada dua lembar kertas yang terdapat di dalam amplop.
Namanya Vanila Cahyani Suandi, usianya 12 tahun sekarang. Lahir tangal 1 Agustus 2006, Cianjur. Pintar dan seorang gamer sejati. Sejak masuk taman Kanak-kanak hingga saat ini, Vani selalu mendapat juara kelas selalu unggul di mata Pelajaran Matematika dan sangat menyukai game, dia tidak pernah jauh dan tidak mau jauh dari pspnya aku bahkan harus selalu memarahinya lebih dulu agar ia mau mandi , sifatnya sangat mirip dengan mu , keras kepala mu , mulut pedas mu dan kedewasaan mu walaupun secara fisik ia sangat mirip dengan ku.
Oh , ya .. ku harap kau masih mengingatnya. anak kita.
Maaf aku tidak bisa melakukan apa yang kamu minta, aku tidak mampu membunuhnya, aku menyayanginya sepenuh hatiku, segenap jiwaku.
Jadi ku putuskan untuk tetap mempertahankannya bukan hanya karena aku menyayanginya tapi juga karena ia adalah buah cinta kita karena di dalam darahnya mengalir darah mu.
Aku tahu kamu mencintaiku dan anak kita, aku percaya semuanya, apa yang dulu kamu ucapkan pada ku dan semua janji mu masih tersimpan di hatiku dan telah ku simpan jauh di dalam memori otak ku.
Aku yakin semua kata pedas menyakitkan yang kamu ucapkan saat itu bukanlah berasalah dari hatimu, kamu tidak sungguh – sungguh mengucapkannya bukan?
Jauh di dalam hatimu, semua itu juga menyakiti mu.
Maafkan aku karena harus hadir dikehidupan mu yang sudah berat dan karena kehadiran ku dan Vani semakin memberatkanmu dulu.
Maafkan keegoisan ku.
Maafkan kekurangan ku.
Maafkan aku karena tak lagi mampu menjaga Vani dan mungkin sebentar lagi aku akan meninggalkannya.
Maafkan aku karena tidak mampu lagi menunggumu.
Seandainya bisa, seandainya mampu dan seandainya tuhan mengizinkan , aku ingin tetap di sini , menunggumu, menjaga Vani.
Tapi aku tidak bisa , aku tidak mampu dan tuhan tak mengizinkanku.
Hati ku mampu tapi tidak dengan Tubuhku.
Entah samapi kapan tubuh ku akan bertahan , 1 tahun , 2 tahun atau mungkin saja besok aku bisa langsung kehilangan jiwaku.
Dan tiap kali aku memikirkannya yang akan menjadi jawabannya adalah tangisanku.
rasa takut dan khawatir terus menyerangku tentang meninggalkan Vani sendiri.
Jika pada akhirnya aku pergi.
Satu yang harus kamu tahu, aku tidak akan pernah tenang sebelum aku bertemu denganmu dan menyerahkan Vani langsung pada mu.
Aku ingin bertemu dengan mu untuk terakhir kalinya , walaupun hanya satu menit aku ingin melihatmu dan mendengar kembali suara mu untuk mengucapkan kata cinta yang mampu membuat ku tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Genç KurguJovan William seorang pria berusia 34 tahun yang mencampakan kekasihnya yang tengah hamil , 17 tahun berlalu ia mendapatkan berita yang tentang kekasihnya yang ternyata melahirkan seorang putri untuknya. mampu kah ia memperbaiki kesalahanya meski s...