Ep.2

9 0 0
                                    

Bel skolah pun berbunyi, dan seperti biasa aku mengantarnya kerumahnya.

Dalam perjalanan pulang, aku bertanya "Anko, sebenarnya apa yang kau ingin capai?"

Tanyaku. Ia menjawab "Aku... Aku ingin melihat ibuku"."Loh, memangnya yang kemarin bersama ayahmu itu bukan ibumu?" Tanyaku.

"Itu adalah istri ayahku yang kedua dengan kata lain dia adalah ibu tiriku".

Setelah sekian lama aku akhirnya tahu alasannya itu. Dan stelah mengantarnya pulang, aku pun juga pulang kerumahku

Bulan telah menyambut malam.. aku berpikir akan hal tadi.. dan ak mencoba mencari data ibu anko itu.. dan ternyata.. ibunya itu bertempat tinggal di Indonesia.

lantas heranlh diriku.. mengapa dia tak dapat menemui ibunya padahal ia juga berada ditempat yang sama.. lalu kucari lagi data tentang ibunya itu dengan lengkap..
Oh...

Tak sadar ternyata ketika aku melihat riwayat hidupnya.. ia telah meninggal karena kecelakaan kapal..

ak tak menyangka hal tersebut terjadi pada Anko.. stelah kuketahui hal itu.. aku berencana untuk membantunya ntah..

Tapi mengapa aku rasa ak harus melakukannya. Hah.. sungguh lelah saat itu.. aku pun tidur stelah mengaetahui hal itu.

Keesokan harinya... Aku datang ke rumahnya dan menjemputnya.. aku diam saja saat berjalan ke sekolah.. pada saat pelajaran..

"Kringg.. kringggg..."kami pun pulang cepat dan kami mengalami libur pendek sekitar 1 mjnggu dan pada saat itu niatku kemarin itu kulakukan. Aku mengajak Anko ke tempat favoritku..

kalian tahu dimana..?

Aku mengajaknya pergi ke luar kota.. di kota yang sepi.. namun terdapat sebuah pantai yang sangat indah.. dimana aku dan kluargaku dulu tinggal..

aku pun mengajaknya kesana.. tempat yang sangat sunyi bagai rumah sendiri..

Tempat yang memiliki keindahannya sendiri, walaupun tak kasat mata bagi kita sendiri.

Ditempat itu pun.. dia bertanya.. "mengapa kita ke tempat ini..?" Aku pun menjawab "Kau berkata bahwa kau ingin bertemu dengan ibumu kan..?" Dia hanya mengangguk pelan.

Lalu aku berkata "apakah kau tahu.. kau sudah menemui ibumu"

"Hah? Dimana dia?" Tanya nya.

"Dia tepat di sana.. ditempat kita masing" aku berkata sambil menunjuk arah hati ku.

Ia pun termenung untuk sejenak. Dan ak mengajaknya naik ke atas wihara tersebut.

Dan diatas nan sepi tersebut. Terlihat sangat banyakk keindahan" alam di kota tersebut.

Dia pun berkata:
"Terima kasih.. kurasa suasana hatiku sudah tidak terlalu perih lagi karenamu" sambil tersenyum dengan pipi memerah.

Aku lalu berteriak ke arah laut dari atas tersebut "Aku mencintaimu ANKO!"

Disaat itu dia terdiam dengan pipi yang seperti gumpalan kapas.

Lalu.. aku berkata padanya "Aku akan selalu berusaha agar senyummu tak lupuk dari wajahmu"."maukah kau menjadi "pacarku"?"
(Apa yang kukatakan!")

Lalu dalam waktu sekitar 1 menit 17 detik ia berteriak "Aku mau, Takio!". Pipiku pun memerah rasanya sudah mau meledak karena senang dan malunya..

Dia pun memelukku erat.. dan berkata "Garakuta datta~hazu~no~kyou~ga Futari nara takara mononi~naru".

Aku dengan bingung bertanya padanya.. "Apa artinya?" Lalu ia menjawab "Cari aja lirik Himawari no Yakusoku".

Aku pun saat itu menjawab "Janji bunga mentari?"."Loh kamu tau artinya?".
Bingungnya.

"Iya dongg, Lagu itu sangat berarti untukku.. liriknya dan maknanya juga bagus..".

Dia tersenyum menatapku "lalu kamu tahu arti kata"ku tadi?" Tanyanya.

"Entah aku lupa hahahaha.." pura-pura bodoh.

"Ihh jahatt" manja. Kami berada di atas wihara itu sangat lama.. hingga pada saat malam..

Bintang terpecah menjadi butiran kecil.. menghiasi langit malam.. sungguh sangat romantis.. berada dibawah bintang dan menatapnya bersama seseorang yang kau sayang.

Tanpa sadar pun aku tertidur saat melihat bintang bersamanya.

Pada saat tidur...
"Doushite, kimi ga naku no
Mada boku mo naite inai noni
Jibun yori, kanashi mukara
Tsurai no ga dotchi ka wakaranaku naru yo" Anko bernyanyi pada malam tersebut dengan penuh bahagia.. dengan memasati nada tersebut.. yang berubah menjadi sangat hidup...

Saat itu.. Takio telah tertidur lelap... Dan Anko mengeluarkan sebuah kain dan menutupi Takio agar ia tak kedinginan.

Lalu.. "Hallo!?, Anko dimana kamu! Ini sudah jam berapa kamu belum pulang"!?" Telpon disambut dengan marah oleh ayahnya Anko. Anko pun bergegas pergi dari sana dan pulang.. karena ia takut kalau ayahnya akan sangat marah jika ia tak pulang.

Whisper Of Love In The Violin 🎻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang