Min Yoongi bukan tipe laki-laki yang malas pergi sekolah saat semester dua baru saja dimulai. Laki-laki dengan wajah datar dan tatapan dingin itu bersikap normal seperti biasanya. Pergi ke sekolah dan belajar hanya untuk mendapat nilai di atas rata-rata. Main basket sepulang sekolah hanya untuk meningkatkan kebugaran. Mendengarkan lagu di rumah hanya untuk memenuhi hasratnya.
Pagi ini adalah hari pertama masuk sekolah di semester dua setelah liburan akhir tahun. Suasana kelas seperti biasa, tidak ada yang berubah, tidak ada yang istimewa. Min Yoongi meletakkan tas di atas mejanya dan mulai sibuk dengan ponselnya.
"Suga," sapa seseorang yang duduk di depannya, Im Jaebum. "Liburan lu ke mana aja?"
"Ke Daegu," jawab Min Yoongi cepat. Di sekolah dia biasa dipanggil Suga. "Lu ke mana?"
"Gua bantuin Mark ngurusin pindahannya ke Amerika," sahut Jaebum membuat Min Yoongi tersedak. Padahal dia sedang tidak minum apapun tapi entah kenapa dadanya terasa sesak. "Lu pasti seneng kan?"
Mark Tuan adalah anak kelas sebelah yang memang berasal dari Amerika. Min Yoongi hanya pernah melihat Mark saat sedang bermain basket. Mereka juga pernah bertanding beberapa kali tapi jarang sekali berbicara satu sama lain.
"Seneng ngapain? Kenal aja kaga sama itu orang," Min Yoongi berhenti bermain dengan ponselnya. "Tapi serius itu anak udah pindah ke Amerika?"
"Ya masa gua bohong," Jaebum tersenyum pahit.
Bel sekolah berbunyi dan wali kelas mereka masuk ke dalam kelas. Murid-murid kelas Min Yoongi sudah memasang wajah serius karena wali kelas mereka mungkin menyampaikan beberapa hal terkait semester ini di mana mereka harus lebih serius. Sebentar lagi angkatan Min Yoongi akan menjadi senior di sekolah. Ya, kurang lebih 6 bulan lagi.
"Seperti yang kalian tahu... Mark Tuan dari kelas sebelah sudah pindah ke Amerika," ujar wali kelas mereka membuat Min Yoongi kaget bukan main. Kenapa orang seperti Mark sampai dibahas di kelas mereka? "Dan sekolah kita akan kedatangan murid pindahan besok. Masalahnya murid itu ingin berada di kelas ini. Karena itu ibu butuh satu orang dari kelas ini yang mau dipindahkan ke kelas sebelah."
Murid-murid kaget bukan main. Kelas sebelah kehilangan Mark Tuan tapi justru kelas mereka yang mendapatkan murid pindahan. Dan sebagai gantinya salah satu murid dari kelas mereka harus pindah ke kelas sebelah untuk mengisi kursi kosong Mark Tuan.
"Siapa yang bersedia?" tanya wali kelas menatap wajah muridnya satu per satu. Tidak ada yang berbicara. Kelas seketika hening. Mereka juga tidak mau jika ditunjuk wali kelas untuk pindah.
"Saya bu,"
Suara itu berasal dari Min Yoongi. Ya, laki-laki itu sudah mengangkat tangan kanannya setinggi mungkin agar satu kelas bisa melihat dengan jelas bahwa Min Yoongi lah yang bersedia pindah ke kelas sebelah.
"Suga bersedia? Kalau begitu cepat kemas barangmu dan ikut ibu ke ruang guru ya, kita urus berkas kamu," ujar wali kelas diikuti anggukan Min Yoongi.
Min Yoongi dengan sigap memasukkan barang-barang di lokernya ke dalam tas. Ia juga tidak lupa membersihkan meja sebelum meninggalkan kelas.
"Ga, lu serius?" tanya Jaebum masih tidak percaya. "Gila ya lu, tega ninggalin gua di sini."
"Ntar juga ketemu di lapangan basket," jawab Min Yoongi cepat.
"Jangan bilang gara-gara Son—"
"Diem!" seru Min Yoongi membuat seisi kelas menoleh kembali padanya. Ia memutuskan untuk segera pergi dan menghampiri wali kelas yang sudah menunggunya di luar kelas.
Sesampainya di ruang guru, Min Yoongi bertemu dengan wali kelas barunya, yang mengurus murid-murid kelas sebelah. Ia juga ditanya apa keberatan jika duduk di bangku paling belakang dan Min Yoongi menjawab tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Angel ✔️
Fanfiction[ COMPLETED ] Min Yoongi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak dari kelas sebelah, Son Seungwan. Sejak pertama kali melihatnya, ia langsung tahu bahwa Son Seungwan adalah seorang bidadari sejati yang dikirim untuk mewarnai harinya. Selangka...