08-salah kirim

6.9K 345 2
                                        

Anindya's

Setelah mendirikan solat isya dan tadarus, aku menghafal beberapa konsep untuk besok persentasi didepan petinggi perusahaan. tapi tiba-tiba sebuah pesan masuk

Line!
"Kak Teguh bagaimana?" terlihat dilayar ponselku

Degghhhh!

"Kak Teguh" batinku, kulihat siapa yang mengirim tenyata Lala sahabatku. aku kira tanpa sadar aku mengirim pesan ke mas teguh, meskipun ya aku mempunyai nomor ponselnya, tapi seingatku belum pernah aku chat dengannya.

Line!
ada pesan masuk lagi, dengan pengirim sama

"Maaf nin salah kirim" isi pesan itu..

"apa lala diam-diam juga menyukai kak teguh?!!!" dalam hatiku berteriak.
seketika itu juga aku menghilangkan pikiran burukku itu. tidak ingin Suudzon pada sahabat karibku itu..

"Iya gak apa-apa laa" balasku pada pesan itu

mungkin sedang menanyakan masalah universitas pikirku. dan kembali ke kesibukanku sebelumnya, tidak ingin terlalu memikirkan itu.

-----

Teguh's

Aku sedang berkirim pesan dengan Lala adik tingkatku dikampus, yang sekaligus sahabat Anindya.

Lala bertanya mengenai proses ta'arufku dengan Anindya. sebenarnya sih aku agak risih dengannya yang tiap hari bertanya, tapi memang ini rencananya. dan aku juga merasa bersalah pada Anindya karena sampai sekarang aku belum mengirim pesan padanya..

aku pun mulai mengetikkan pesan untuk Anindya.

"Assalamualaikum, selamat malam Anindya" pesan itu pun aku kirim.
awalnya, aku ingin menanyakan kabar tapi beberapa kali ku hapus. takut dia beranggapan berbeda

ketika aku menunggu balasan darinya, karena kelelahan akupun terlelap mulai memasuki alam mimpi...

----

Anindya's

satu pesan masuk lagi, akupun mengambil dengan tanpa menoleh ke arah ponselku itu, ketika aku melihat siapa pengirim dan isi pesan itu aku terdiam, terkejut sekaligus termangu sesaat

"Assalamualaikum, selamat malam Anindya"
jantungku berdetak cepat padahal hanya sebuah pesan biasa. tapi bahagianya tak bisa ku katakan, ini kali pertama dia mengirimku pesan setelah pertemuan dia dengan keluargaku. rasanya aku sudah memiliki calon suami.. uhh bahagianya..

aku pun membalas, dengan dihiasi senyum diwajahku

"Wa'alaikumsalam, Selamat malam juga mas teguh." balasku dengan seribu kali berpikir sebelum membalasnya, ingin rasanya aku panjangkan pesan dan mengungkapkan rasa bahagiaku. tapi aku tidak pantas seperti itu pada yang bukan muhrimku. aku pun bingung antara menyebut mas atau kak, tapi setelah kejadian dimobil tadi aku mengetik mas akhirnya.

setelah aku mengirimkan pesan itu, aku langsung tertidur karena ingin terlihat fresh ketika persentasi besok. sebenarnya sih pengen nunggu balasan mas teguh, tapi aku urungkan dan langsung aja tidur setelah membaca do'a terlebih dahulu.

----
Author's

Keesokannya Anindya berangkat diantar sang adik, Anindya seolah mendapat supir baru setelah ada laki-laki yang berniat ta'aruf. Adiknya itu seperti tidak ingin berpisah dengannya, menempel terus..

"Kak ayo" kata adiknya

setelah berpamitan merekapun langsung pergi ..

---

sesampainya dikantor ia langsung memasuki ruang rapat untuk mempersiapkan persentasi bersama dengan rekannya di depan meja bundar itu..

para petinggipun masuk dan salah satunya adalah Teguh, untungnya materi sudah siap.
semuanya duduk dikursi masing-masing dan kursi Teguh tepat berhadapan dengan Anindya.

Persentasi untuk pendirian Mall baru Prasetya corppun dimulai, diawali dengan lokasi yang berada dilokasi strategi, sasaran konsumen, segmen pasar dan lain-lain.. semuanya dijelaskan Anindya dan rekan-rekan dengan rinci dan jelas. tapi Anindya mempunyai permintaan agar didalam Mall itu ada toko khusus untuk Baju sar'i untuk semua kalangan muslim.

"apa alasanmu?" tanya salah satu petinggi perusahaan, dan sekarang tatapan berpusat kembali pada Anindya

"jika anda menerima usulan saya, ini akan sangat menguntungkan untuk perusahaan, karena hanya sedikit toko yang menyediakan baju sar'i, malah di Mall sudah jarang sekali. dan apa yang kita jual ditoko itu juga bukan hanya baju yang sar'i sesuai trend mode tapi baju sar'i yang sederhana tapi elegant yang benar benar menutupi keseluruhan aurat, sebenarnya tujuan saya selain itu.. saya sebagai seorang muslim merasa miris melihat orang muslim memakai pakaian yang seharusnya tidak mereka pakai."jelas Anindya

"brilliant!!!" kata kak hana yang langsung mengangkat ibu jarinya, Anindya pun tersenyum. semuanya mengangguk, tinggal Teguh

"Ok Good!!,hanya sebuah toko kan"  Teguhpun bersuara dengan nada dingin khasnya. yang langsung disusul tepuk tangan yang lainnya

"Terima kasih" ucap nindya setelah mendengar jawaban teguh, dengan senyuman yang menghiasi bibirnya, Teguhpun tersenyum tapi mungkin hanya dapat dilihat Anindya. karena setelah itu Anindya langsung menundukan pandangannya.

---

Anindya's

Line!
Sebuah pesan masuk ke ponsel Anindya

"Good job Anindya!
Mas tunggu perkembangan permintaan kamu"

Waaahhhhh, mungkin jika bukan di kantor aku sudah jingkrak jingkrak menerima pesan itu. senyumku semakin merekah.. bahagiaku ketika persentasi saja belum habis, sudah ditambah lagii
"Alhamdulillah Ya Allah, terima kasih" ucapku bersyukur

akupun segera membalas pesan dari mas teguh
"Alhamdulillah, terima kasih mas. insya Allah doakan saja" balasku, oh iya kenapa dia tidak membaca salam!.
setelah aku menekan send, dan akan mengetik lagi, satu pesan kembali masuk

Line!
"Assalamualaikum.. maaf Anindya salamnya ketinggalan"

aku terkekeh melihat isi pesan itu, baru aku mau menanyakannya

"Wa'alaikumsalam, iya mas gpp. lain kali harus yaa" kataku yang sedikit merona, padahal tidak berhadapan sudah membuatku salah tingkah. bagaimana kalau berhadapan langsung?!, "Astagfirullah" batinku. aku kembali menyusun rencana mengenai hasil diskusi tadi dengan rekanku.

----

Assalamualaikum

Maaf yaa readers kalau banyak  yang typo...

Tungguin kelanjutannya ceritanya yaa, ceritanya masih panjang kok

doakan Author, biar lebih semangat!!

Sepenggal CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang