2'

48 6 2
                                    

Sudah jam 15.15 dan Dic sedang berlari diderasnya hujan. Mobilnya tiba-tiba mogok dan dia harus menjemput Alison ditempat les. Sial, Alison pasti marah. Kata Dic dalam hati sambil menahan kekesalannya.

Benar saja, sampai didepan tempat les, Dic melihat Alison sedang menunggunya dengan wajah kesal. "Sorry aku baru dateng, mobil aku tiba-tiba mogok." kata Dic kepada Alison yang masih marah. "Udah ah sana mending kamu pulang. Nanti kalo kamu sakit juga pasti aku yang disalahin." Kata Alison sambil sibuk bermain ponselnya.
"Jangan gitu, aku minta maaf." ucap Dic lagi dengan mata teduhnya yang menenangkan. "Kita istirahat dulu di cafe deket sini sambil nunggu baju aku kering. Ayo" Dic menggandeng tangan Alison, benar-benar tidak mau kehilangannya.

Dic menyeruput hot chocolate yang dia pesan untuk menghangatkan dirinya yang masih basah kuyup sedangkan Alison sibuk bermain ponsel. "Alis" panggil Dic dengan nada yang sangat lembut. Alison tidak mendengar karna masih sibuk chatting dengan teman-teman satu geng nya. "Alison" Dic kembali memanggil Alison. Tetapi Alison masih diam saja hingga beberapa menit. "Alison udah dulu main hp-nya, aku pengen kita ngobrol". Ucap Dic sambil mengambil ponsel milik Alison dan meletakkannya dimeja. "Kamu apaan sih, ganggu orang aja. Bisa nggak sih kamu sehari aja nggak ganggu aku? Capek tau nggak" Alison berbicara dengan emosi yang mulai tersulut.

"Tenang Alison, aku cuma pengen ngobrol. Aku nggak bermaksut mau ganggu kamu. Maaf" Dic selalu saja bersikap tenang dengan semua sikap yang dia dapatkan dari Alison. "Terserah, aku mau pulang dan jangan kejar aku" Alison pergi begitu saja meninggalkan Dic yang masih mencoba bersabar.

Setelah kejadian di cafe, Dic tidak memberi kabar kepada Alison selama beberapa hari karena bermaksud memberi kejutan anniversary hubungan mereka yang pertama.

"Gloryta!!!!!!!" Dic menoleh saat mendengar suara panggilan yang sangat keras. Suara itu sangat keras sampai bisa terdengar oleh semua orang yang sekarang berada dikantin. Jelas bukan memanggil dirinya, tetapi Dic ikut menoleh karena mendengar nama yang sepertinya tidak asing. Gloryta? Ah, gadis yang waktu itu menabrakku dikoridor. Ucapnya dalam hati. Dic melihat bagaimana gadis yang bernama Gloryta atau biasa dipanggil Glo itu mangap seolah mengatakan "apa?" tanpa suara kepada seseorang yang tadi memanggilnya. Lucu sekali, batin Dic sambil tersenyum sendiri.

Glo berjalan mendekati orang yang tadi memanggilnya. Tanpa Dic sangka, Glo berhenti saat akan melewatinya. "Hay Dic, kayaknya lo emang suka senyum-senyum sendiri ya?" Glo kemudian tertawa dan berjalan melewatinya. Meninggalkan Dic yang masih bengong karna tidak menyangka Glo akan mengatakan hal itu. Maksudnya, mengatakan dia suka senyum-senyum sendiri kemudian tertawa lalu pergi. Glo memang orang yang aneh.

Glo berjalan mendekati Marky, cowok yang tadi memanggilnya."Lo tadi ngomong sama siapa Glo?" tanya Marky yang berjalan disamping Glo. "Cowok yang kemaren gue tabrak" jawab Glo santai. "Kaya sinetron alay aja, main tabrak-tabrakan" Marky kembali berkata sambil menahan tawanya. Glo tidak membalas perkataan Marky, dia hanya mendorong bahu Marky keras. Marky mengaduh menahan badannya agar tidak jatuh.

"Emang lo udah kenalan sama dia Glo?" tanya Marky lagi saat sudah sampai dikelas. Glo dan Marky bebas bercerita apa saja karna mereka adalah sepupu. Dan kebetulan,mereka berada dikelas yang sama dan duduk bersebalahan. "Belom lah, kemaren gue langsung pergi. Belom sempet kenalan" jawab Glo yang sedang sibuk membuat catatan biologi.

"Kok lo berani nyapa dia? Emang lo tau namanya?" tanya Marky lagi, bawel. "Sempet liat bet namanya. Dicaspian" jawab Glo tanpa menoleh kearah Marky. "Menurut gue sih, mending nggak usah kenal. Kayaknya dia bukan orang yang baik" ucapan Marky membuat Glo menoleh dan mengangkat satu alisnya tanda meminta penjelasan lebih.

Tapi Marky hanya mengangkat bahu dan mulai membuat catatan biologi seperti yang Gloryta lakukan. Glo memutar bola mata dan melanjutkan aktivitasnya.

Alison merasa sangat marah kepada Dic yang tidak memberinya kabar selama berhari-hari. Padahal hari ini adalah hari tepat dimana mereka menjalani hubungan selama 1 tahun, seharusnya Dic memberikan hadiah kepadanya. Kata Alison dalam hati. Alison pulang dengan mobilnya sendiri karena Dic tidak memberi kabar.

Dia berencana untuk tiduran dikasur empuk sesampainya dirumah sambil berpikir bagaimana caranya menjatuhkan hati Dic secepatnya. Alison memakirkan mobilnya digarasi rumahnya dan melihat rumah dalam keadaan yang sepi. Bergegas ke lantai dua dimana kamarnya berada, Alison terus memikirkan cara menjatuhkan hati Dic sampai remuk.

"Happy anniversary, Alison." Alison terkejut melihat Dic berada didalam kamarnya dengan senyum mengembang dan membawa sebuket bunga tulip ditangan kiri dan kue tart ditangan kanan. Alison merasa sangat bahagia, tetapi hatinya sudah tertutup kabut yang hitam dan tebal sehingga masih ada rencana jahat yang tersimpan didalamnya. Alison tersenyum setelah meniup lilin bersama Dic.

"Don't leave me, Alison. I Love
You." ucap Dic pelan sambil memeluk Alison. "I never let you go, Dicaspian. Love you too" Alison membalas pelukan Dicaspian.

3 hari lagi, Dic. Alison berkata dalam hati kemudian tersenyum untuk dirinya sendiri.

AN:
Mulai nih mulai. Hahaha. Jangan lupa vomment yaa!! ;)

ReprisalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang