Sebelas

146 11 0
                                    

Velya, Frida, Bella dan Nova sangat mengkhawatirkan keadaan Fahira. Begitupun dengan Verrel, Prima, Dega dan Esa. Mereka sekarang sedang berada di perjalanan menuju Rumah sakit terdekat.

"ayo Ver buruaaannn!" seru Velya bertambah kalut ketika darah segar yang keluar dari hidung mancung Fahira tidak kunjung berhenti. Verrel sedang bersusah payah mengangkat Fahira yang berada di dalam mobil.

"sabar napa!" kesal Verrel. Verrel juga deg deg-an ditambah Velya ribut membuatnya puyeng. Setelah ia berhasil mengangkat Fahira, ia dan yang lain segera memasuki rumah sakit. Velya berlari duluan masuk ke dalam.

"sus sus! Tolongin temen saya sus!" teriak Velya. Para suster pun keluar dengan membawa brangkarnya. Fahira pun di baringkan di atas brangkar dan di bawa oleh suster ke ruang UGD.

"saya boleh masuk kan sus" Ucap Bella khawatir dengan mata yang berkaca-kaca.

"maaf mbak. Siapapun tidak boleh masuk" Ucap susternya dengan sopan.

"tapi mbak sa.." ucap Bella terpotong karna lengannya di tarik oleh Frida. Dan Frida tersenyum pada suster mengizinkannya untuk masuk ke dalam ruang UGD yang sempat tertunda karna Bella yang ingin ikut masuk. Suster pun membalas senyuman Frida dan segera masuk.
Frida mengajak Bella untuk duduk di kursi.

"Bel udah, lo tenang dulu. Gue yakin Fahira pasti baik baik aja" Frida menenangkan dan mengelus elus lengan atas Bella. Kepala Bella ia sandarkan pada bahu Frida.
Nova sedang duduk di kursi dengan kegelisahan dan kecemasannya. Dan Velya? Ia sedang berjalan mondar mandir layaknya setrikaan.
Ialah secara, dia gak bisa diem dalam keadaan apapun.

"kenapa kita ada disini sih? Kan nolonginnya udah" tanya Esa yang sedang berdiri dan menyandarkan tubuhnya di tembok dekat kursi dengan tangan yang ia masukan ke dalam saku celananya.

"kalo nolongin itu jangan setengah²" jawab Prima yang berada di sampingnya. Esa menghembuskan nafas lelah. Tiba tiba Esa berjalan meninggalkan Prima.

"woy! Mau kemana lo?" tanya Prima pada Esa.

"cari makan" jawab Esa tanpa menoleh pada Prima.

"gue ikut. Ver! Ga! Gue cari makan dulu yah" teriak Prima pada Verrel dan Dega yang berada di pinggir pintu ruang UGD. Setelahnya ia berlari mengejar Esa.

"buset tu anak gatau sikon banget! Udah tau ini rumah sakit masih aja teriak²" omel Verrel. Dega menggelengkan kepalanya.

"Ver, gue mau ke toilet dulu" ucap Dega. Verrel hanya menanggapinya dengan deheman.

Verrel sedang menyandarkan tubuhnya di tembok dengan tangan yang ia lipat di dada. Dan di hadapannya kini di suguhi pemandangan yakni Velya yang sedang modar mandir kesana kemari.
Verrel yang melihatnya pun pusing. Ia berniat memberhentikan Velya.

Verrel memegang pundak kanan Velya yang kini di hadapannya dan membawanya mendekat ke arahnya.
Velya yang kaget pun melotot ke arah Verrel.

"apaan si lo!" Ucap Velya galak.

"lo ngapain mondar mandir ga jelas hm?" Tanya Verrel.

"ya gue.. gue.." ucap Velya terbata-bata karna panik dan khawatir dengan keadaan Fahira.

Verrel yang melihat Velya gelisah pun mencoba menenangkan.

"udah lo tenang aja, ga ada gunanya lo mondar mandir ga jelas. Yang harus lo lakuin sekarang itu berdoa sama Tuhan untuk kesembuhan Fahira". Saran Verrel.

"gue mondar mandir sambil berdoa juga kok". Ucap Velya.

"ya mana mau khusyuk kalo lo berdoa sambil mondar mandir. Yang ada sekarang lo sholat dan berdoa setelahnya biar Allooh ngabulin doa lo". Saran Verrel. Velya memikirkan ucapan Verrel. Ada bener nya juga.

With youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang