Bullet One : Say my Name

63 7 3
                                    




"Kau jangan lupa makan camilan yang bibi taruh di meja"

"Terimakasih bibi.." Bibinya selalu mengingatkan Yoongi untuk tetap makan walau sedikit. Untuk menanganinya bibinya tak lupa memberikan camilan pendamping selala ia bekerja.

"Jangan lupa juga minum Yoon", Bibinya meletakkan segelas air di meja bersama sepiring cookies coklat.

Sudah hampir satu minggu Yoongi di Daegu dan lagunya sudah 70% tersusun. Setiap hari ia akan ke rumah bibinya dan mengerjakan lagu dari pagi hingga matahari terbenam. Yoongi berusaha memegang kalimatnya pada sang ibu bahwa ia hanya bekerja di rumah bibinya.

Maka ia akan menggunakan waktu sebaik mungkin selama mengerjakan lagu di rumah bibi Joo. Yoongi punya target menyelesaikan 2 lagu untuk mudik 10 harinya ini. Disisa 4 hari sebelum ia kembali ke Seoul Yoongi akan berusaha keras menyelesaikan lagu pertamanya.

Mungkin memang ada beberapa nada yang masih janggal namun Yoongi pikir itu bisa diselesaikan saat kembali di studio. Setidaknya kerangka bersihnya sudah jadi.

Kemarin Jungkook sempat menghubunginya berkata bahwa ia juga mau menyumbang melodi untuk lagunya. Yoongi pun setuju bahwa Jungkook bisa saja berpartisipasi pada lagu kedua dalam mini albumnya. Tadi pagi ia pun sudah membuka demo yang dikirim Jungkook via email.

"Anak ini sedang patah hati atau kenapa. Melodi buatannya dingin sekali" Yoongi menggaruk sedikit kepalanya setelah mendegar demo dari laptopnya.

Oh iya bicara tentang Yewon, kini Yoongi sudah lebih terbiasa dengan keberadaan gadis itu. Gadis itu tak lagi kagetan saat melihatnya ada di rumah. Meski tetap saja Yewon tak berani menatapnya lama. Setidaknya kini Yewon tak lagi takut untuk memainkan piano karena ingat Yoongi. Kadang gadis manis itu ikut duduk di sofa saat Yoongi sibuk dengan piano dan kertas-kertas. Yewon hanya duduk diam mengamati dan ia menyukai hobi barunya itu. Melihat Yoongi bekerja.

Yoongi bukan tidak tau hal tersebut. Hanya saja ia memang mebiarkan Yewon berkeliaran disisinya. Selama gadis itu tidak mengamuk dan melemparinya dengan barang Yoongi tak akan sewot. Kadang mereka bermain dengan Holly bersama sambil istirahat. Yewon memang tak mengucap sepatah kata pun dan hanya sesekali terkikik melihat tingkah Holly. Yoongi pun sama tak banyak berbicara kecuali memperingati Holly yang menerjangnya.

Belakangan saat Yoongi mengerjakan lagu, Yewon yang sering mendegar kini jadi hapal melodi yang dimainkan pria itu. Diam-diam ia memainkan ulang saat Yoongi istirahat di kursi rumah belakang atau saat Yoongi sudah pulang. Yewon suka dengan melodi yang diciptakan Yoongi, dan ia secara natural mengubahnya dengan nada yang ia tau saat memainkannya.

Yewon boleh jadi menganggap Yoongi tertidur nyenyak saat ia curi-curi memainkan piano, nyatanya pria itu tau kalau ia memainkannya. "Sepertinya kalau ditambah dengan melodi kemarin akan pas" Yoongi bergerak ke arah pianonya dan mencoba menggabungkan kedua melodi tersebut. Voilaa!

"Yoon .. Gii"

Bibir tipis Yewon mengeja pelan nama pria Tsundere itu. Bibirnya tersenyum kecil saat berhasil mengucap. Ia kemudian berlari ke dalam kamar dan mengambil buku hariannya menulis nama pria itu lalu menyelipkan bunga yang kemarin dibawakan Joo Hee untuknya.

"Yewon.. uh sepertinya kau sedang senang." Yewon mengangguk malu kepada Joo Hee. Pipinya jadi menghangat ingat Kejadian Yoongi yang memainkan melodinya.

"Ssaem boleh tau kenapa?" tanya Joo Hee.

"Tidak mau. Nanti Ssaem akan bilang-bilang ke oppa kalau dia kemari" Joo Hee tertawa begitu melihat jawaban Yewon. Sepertinya ia tau betul bahwa apa pun yang terjadi akan di sampaikan pada Jun Seong kakak semata wayang Yewon.

Bite the BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang