"Surat Untuk Hyung"

3.3K 283 32
                                    

Son Dongmyeong x Ahn Hyungseob (brothership)

Dalam redupnya cahaya kutuliskan surat ini
Hatiku bertanya, adakah yang dapat menerangi malamku selain dirimu?

**10 tahun yang lalu**

"Hyung! Hyung di mana?" aku berteriak panik ketika aku terbangun di malam hari, ah mungkin itu tengah malam aku tak yakin, saat itu petir yang menggelegar membangunkanku bersamaan dengan gelapnya seisi kamarku karena matinya lampu.

"Hyung di sini! Kau jangan pergi ke mana-mana, hyung akan ambil lilin."

Aku diam menuruti perintah kakaku meski aku takut. Tetapi tak lama, aku bernafas lega karena kakakku memasuki kamar dengan dua buah lilin menyala yang segera ia letakkan di lantai dan meja di samping tempat tidurku.

"Hyung kira kau tidak akan terbangun, maka dari itu hyung tidak menyalakan lilin di sini." kakak tiriku yang bernama lahir Son Dongmyeong ini duduk di kasurku, menatapku yang masih merasa takut. Ia tertawa dan mengacak rambutku.

"Kau ini kenapa, Hyungseob-ah?" tak hentinya ia tertawa.

"Aku tadi bermimpi kita sedang berlarian di antara gedung tinggi, kita dikejar robot yang besar, lalu salah satu robot melempar bom dan duarrr!! Aku terbangun karena itu ternyata suara petir dari luar." aku bercerita sambil meringsut ke dekatnya.

"Makanya, jangan terlalu sering menonton tayangan robot itu. Kau sepertinya ketakutan, ya? Mau hyung ceritakan sesuatu yang seru?"

Setelahnya, kami menghabiskan waktu dengan cerita-cerita yang menyenangkan hingga kami sama-sama terlelap melupakan semakin gelapnya malam karena lilin yang mengecil dan melupakan fakta bahwa petir itu masih mengeluarkan suara dahsyatnya.

***

Dalam resahnya hati,
Siapakah yang dapat membuatnya tenang selain dirimu?

**8 tahun yang lalu**

Aku duduk sendirian di teras rumah, menangis dalam diam. Hari ini hari pembagian rapor, dan aku bukan menangis karena mendapat nilai yang kurang bagus atau peringkat yang rendah. Aku menangis karena merindukan orang tuaku.

"Hyungseob-ah? Kenapa menangis? Nilaimu bagus, kan?" kakakku keluar dari dalam rumah mendapatiku duduk di teras sambil menangis. Ia lalu melihat raporku dan berujar, "Woah, bagus! Kau tetap peringkat satu! Kau harusnya tersenyum, bukan menangis."

"Aku rindu ayah dan ibu. Semuanya datang dan mengambil rapornya bersama orang tua mereka, aku bahkan mengambilnya sendiri. Hyung, ayah dan ibu di mana? Kenapa mereka tidak pulang?" aku menangis sejadi-jadinya. Kakakku mengusap rambutku, terlihat rautnya juga ingin menangis tapi dia tetap tersenyum.

"Mereka akan pulang secepatnya."

Setidaknya, kata-kata itu membuatku berhenti menangis.

**

Dengan tangisanku,
siapa yang dapat menghentikan isaknya yang pilu selain dirimu?

**3 tahun yang lalu**

Aku tengah makan siang ketika bibiku yang dari jauh datang ke rumah. Aku senang karena aku yakin ia akan menjemputku untuk berlibur di kampung halamannya.

"Bibi! Kita akan berlibur?" tanyaku segera setelah ia duduk di kursi ruang tamu. Ia tersenyum meskipun raut wajahnya lelah.

"Segera kemas pakaianmu. Bawalah pakaian yang banyak karena kita akan berlibur lama hingga hari sebelum masuk sekolah. Kita akan berangkat haru ini juga, hyungmu sedang di perjalanan pulang."

PRODUCE 101 BOYS SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang