Terdengar suara adzan shubuh berkumandang menyusup kedalam gendang telinga ku dan membuatku terbangun. Udara ibu kota begitu panas, meskipun suasana subuh namun cerobong pabrik – pabrik tidak berhenti mengeluarkan pembuangan bekas produksi yang membuat ibukota menjadi sesak dan panas. Subuh saat ini hanya aku dan para orang tua penduduk asli kota Jakarta, Ayah Satria sudah berangkat sejak pukul 2 pagi karena ada tugas dadakan yang diberikan oleh atasannya, sedangkan aku di rumah dinas hanya dititipkan pesan untuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk test dan disertakan alamat yang harus aku tuju.
Hari ini pertama kalinya ku mengikuti test kerja di perusahaan, rasa was-was masih mengikuti dan menjadi bayang-bayang diri ini, tapi mengingat pesan Ayah dan pak Imron aku harus memberikan yang terbaik disetiap kesempatan yang ada, dan inilah waktunya aku menunjukan niat baik ku.
"Jam 7 aku harus sudah ada ditempat test. Berarti sekarang aku harus sudah siap-siap" ucap ku sendiri setelah pulang dari mesjid
"Semua sudah siap, dan pesan dari ayah Satria mana ya?" ucapku sambil mencari kertas pesan dari ayah satria yang berisi alamat yang harus di tuju
Sudah menghabiskan waktu 20menit aku mencari kertas pesan dari ayah Satria belum ketemu juga, Namun saat ku duduk di sofa, aku baru baru ingat bahwa kertas pesan itu aku simpan di tas bersama dokumen-dokumenku, dan saat ku cari ternyata memang benar kertas pesan ada disitu, terlihat photo terselip dalam dokumen – dokumen ku, ternyata itu adalah photo saat Aku, Annisa, dan Satria berphoto bersama pasca kelulusan.
"Ada photo ini ternyata." Ucap ku dalam hati saat melihat dan memegang photo
"Kemana kalian berdua, rasanya rindu hati ini ingin kembali silaturahmi." Sambung ku dengan senyuman
Sudah pukul 06:00 pagi, sarapan sudah dan semua persiapan-pun sudah selesai, sekarang waktunya aku berangkat ke tempat test di perusahaan tempat ayahnya Satria bekerja. Aku menunggu taxi yang sudah aku pesan sebelumnya. Terlihat dipojok halte bus seorang perempuan mengenakan gamis berwarna coklat dengan kerudung putih dengan posisi membelakangi ku, sepertinya dia juga sedang menunggu jemputannya, kelihatanya dia sedang terbebani oleh buku yang dia bawa terlalu banyak, ada niatan ku untuk membantunya namun dia terlanjur dijemput oleh bus jemputannya, saat dia menaiki tangga bus aku ada sesuatu yang terjatuh dan akupun menoleh mendengar bunyi benda yang jatuh itu. Ternyata satu buah buku terjatuh dari tangan perempuan yang menaiki bus itu, aku coba memanggilnya namun bus sudah melaju.
"Harus kepada siapa buku ini aku berikan." Tanya ku setelah mencoba memanggil wanita yang naik bus tersebut
"Astagfirullah, sudah 06:30, sisa ½ jam lagi untuk sampai." Sambungku panik
Akhirnya aku tenemukan juga tempat dimana ayah Satria bekerja. Suasananya begitu kondusif, indah dan nyaman dengan taman bunga yang menghiasi depan perusahaan, sepertinya bunga bunga yang ada disini sebagian dipesan dari Ayah lewat Ayahnya Satria. meski aku baru pertama menginjakan kami di perusahaan ini, rasanya aku mulai merasakan kenyamaan dalam diri ini, semoga ini menjali jalan pertamaku untuk bisa bekerja.
Security perusahaan mengantarkan ku menuju lobby, terlihat bukan hanya aku yang test ternyata, ada sekitar 15orang yang ikut serta dalam recruitment ini, hati ini kembali was-was, dan terus menanyakan kepada diri sendiri apakah aku mampu melewati test kerja ini.
"Baru lulus ya?" Sapa anak lelaki yang duduk disamping kanan ku
"I..Iya." Jawab ku sedikit gugup disambung dengan senyuman
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Harus Berlabuh
Roman pour AdolescentsKu tak pernah tahu Allah melabuhkan cinta ini pada siapa, namun yang perlu ku tahu bahwa Allah maha tahu pelabuhan cinta mana yang pantas untuk ku. Karena bukan cinta yang memilih mu, tapi Allah yang memilih mu untuk ku cintai.