Awal Mula

938 55 2
                                    

Pagi yang cerah. Seorang yeoja cantik bermata puppy masih bergelut dengan mimpinya. Yeoja malas itu bernama Byun Baekhyun.

"Baekkiee... Cepat bangun sayang! Nanti terlambat..." teriak seorang yeoja paruh baya yang merupakan eomma Baekhyun.

Namun Baekhyun tidak bangun-bangun. Sampai akhirnya sang eomma menghampiri nya di kamar.

"Baekkie sayang, ayolah bangun! Kau tidak lupa kan kalau hari ini masuk sekolah? Apa kau ingin terlambat, hm?" ucap eomma Baekhyun dengan lembut.

Perlahan Baekhyun mengerjapkan matanya. Ia melihat eomma nya duduk di sampingnya membangunkannya.

"Eunghh.. Annyeong eomma!! Jam berapa ini? Aku masih ngantuk, hmm..." ucap Baekhyun kembali menutup matanya.

"Ini sudah jam 7 sayang, nanti terlambat loh! Kajja mandi! Eomma sudah siapkan semuanya. Apa perlu eomma memandikan kamu, hm?"

"Aahh... Anni eomma. Baiklah, aku akan mandi. Eomma masak apa hari ini? Aku lapaarr..."

"Kalo lapar, cepat mandi dan turun ne? Eomma masak makanan kesukaanmu loh!"

"Jinjja? Horee... Baiklah aku akan mandi secepatnya."
Eomma Baekhyun yang melihat kelakuan anak semata wayangnya pun hanya bisa terkekeh.

Baekhyun pov
Aku segera bangkit dari te.pat tidurku dan berlari menuju kamar mandi. Aku melihat eomma terkekeh pelan melihat kelakuanku.

Selesai mandi, aku segera bersiap untuk turun dan sarapan bersama eomma dan appaku sebelum aku berangkat sekolah. Eomma selalu menyiapkan semua kebutuhanku. Mulai dari seragam, sepatu, sarapan, buku, dll ketika pagi. Setelah pulang sekolah pun kalau aku ingin berkunjung ke rumah temanku, aku selalu diantar appa. Aku diperlakukan seperti ratu disini. Eomma dan appaku sangat menyayangiku hingga semua kebutuhanku sudah disiapkan oleh mereka.

Awalnya aku senang sekali karena dari kecil sampai sekarang pun aku masih diperlakukan seperti ratu oleh kedua orangtuaku, namun akhir-akhir ini aku ingin hidup mandiri. Maksudku bukan tanpa bantuan orangtua, tapi hanya sekedar bisa melakukan apapun sendiri. Tidak disiapkan seperti sekarang ini.

Saat ini aku sedang sarapan bersama kedua orangtuaku.

"Eomma, appa, aku ingin mandiri." ucapku memecah keheningan.

"Hm? Kenapa tiba-tiba kamu berkata seperti itu? Bukankah kamu sudah mandiri sayang?" ucap eomma.

"Anni eomma. Aku tidak mandiri seperti teman-temanku yang lain. Mereka semua tidak ada yang seragam, buku, sepatu, dan air mandi nya disiapkan sepertiku ini. Aku sudah dewasa eomma, aku bukan anak TK lagi. Aku ini sudah 17 tahun. Bukankah seharusnya aku bersikap mandiri?"

"Sayang, kau sudah mandiri nak. Hanya saja perlakuan kami ini sebagai bentuk rasa kasih sayang padamu. Mengertilah nak, anak kami hanya kau saja. Jadi kami harus menjaga anak semata wayang kami dengan baik." ucap appa.

"Baiklah terserah kalian saja. Hmm, kalau begitu aku berangkat dulu ne? Kajja appa!" ajakku sambil tersenyum kepada kedua orangtuaku.

Skip

Di sekolah

"Annyeong semuanyaa...!!! Sapa ku dengan semangat pada teman-teman sekelas.

"Yak Byun Baekhyun!! Kecilkan suaramu! Sebentar lagi Kim saem akan datang. Kau tahu, suaramu sangat Merdu alias Me ru sak du ni a!" ucap seorang namja dingin bername tag 'Park Chanyeol' yang menjadi musuhku.

"Yak Park Chanyeol! Aku menyapa mereka, bukan menyapamu. Eoh... Atau mungkin kau ingin aku menyapamu? Hmm, oke aku akan menyapamu. Annyeong Park Yoda~"ucapku sambil terkekeh pelan melihat ekspresinya.

Life in 22 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang