Chapter 4

264 5 0
                                    

Pria tampan itu bernama Prince natanegoro ia adalah pengusaha muda yang sangat sukses, di usia yang masi muda dan tampan dirinya sudah mencapai kesuksesan yang membanggakan.. Tidak ada satu wanita pun yang tidak menyukainya karna dimata para wanita Prince adalah sosok pria idaman, Namun sikap Prince yang dingin membuat para wanita merasa kesulitan untuk mendekati apalagi mendapatkan hatinya...

"Ohhhh jadi lo majikan dari laki laki ini " ucap Tara sambil melipat kedua tangannya

" iyya betul memangnya ada apa ya mba?, " tanya Prince yang merasa kebingunan

" pake nanya ada apa lagi, emang ya dimana mana orang kaya tuh gak pernah yang namanya punya perasaan bersalah, tapi giliran nyalahin orang aja, paling bissa"

"maksud mba apa ya, saya bener bener ga ngerti, sama apa yang mba omongin barusan "

" Gini ya, mas tolong ajarin sopir mas ini caranya sopan santun sama orang yang lebih tua, dan suruh jaga juga tuh mulutnya "

" loh saya kan cuma nyuruh supir saya buat nasehatiin bapak ini biar nyetir ya hati hati, dan ga ada sama sekali maksud kami untuk bertindak tidak sopan terhadap bapak ini

Mendengar itu Tara pun langsung mengulang semua percakapan sopir pribadinya dengan sopir angkot..
Dan Prince yang merasa bersalah pun langsung menegur sopir pribadinya dan meminta maaf kepada sopir angkot

***

"aduh Tara mana si lama banget udeh 2 jam masih belom dateng juga, mana panas banget lagi,, buluk dah gua lama-lama, ape gua masuk sendiri ajah kali ya " ucap Oji yang kesal kepada Tara dan mulai melangkah untuk mengetuk pintu rumah Nency
Belum sempat Oji mengetuk pintu, Nency lebih dulu membuka pintu dengan..

" eh,,, yayang Nency, tau ajah kalo Yayang Oji ada di sini, berarti hati kita udah saling.. " belum selesai Oji berbicara, Nency yang kesal pun langsung memotong perkataanya

"shuttttt... Diem lo,maksud lo apa sih? Gue kan udah bilang sama lo jangan pernah nemuin gue, apalagi sampe dateng ke rumah gue, kita itu beda kasta dan Princess kaya gue itu ga pantes sama orang aneh kaya lo, mending sekarang lo pergi dan jangan pernah balik lagi ke sini, ngerti!! " ucap Nency sambil bertolak pinggang

" Tappp....... "

" BRUKKKKKKkkkkk... " tanpa basa basi Nency pun membanting pintunya dengan kasar

" yayang Nency bukain dong pintunya, yayang Oji mau ngomong sebentar ajaaa" rengek Oji sambil menggedor gedor pintu, namun hasilnya nihil karna Nency tidak membukakan pintunya.
Tara yang baru tiba pun lagsung menghampiri Oji yang masih berdiri di depan pintu rumahnya

" Oji lo kenapa " Tanya Tara yang penasaran karna melihat ekspresi wajah sahabatnya itu sangat tidak enak untuk di pandang

" Tara.. Lo dari mana ajah si, gue dari tadi nungguin lo di depan gerbang sampe gue bulukan tapi lo ga dateng dateng, nyangkut dimana aja si lo, lo tau ga sih tadi gue nekat ketemu Nency tapi gue malah di usir" cerocos Oji yang tidak memberi Tara kesempatan untuk bicara..

"dengerin gue dulu, tadi gue ada sedikit masalah di jalan makanya gue lama,
Dan elonya juga sih, udah tau Nency orangnya gitu, tapi lo tetep ngotot deketin dia "

" Gue ga bakal nyerah Tar, jangan panggil gue Oji kalo gue gabisa dapetin hatinya Nency " ucap Oji yang sombong sambil menepuk nepuk dadanya

" iyaa,, iya,, terserah lo, terus sekarang lo mau ngapain? Lo udah di usir sama Nency kan? Mending sekarang lo pulang aja, soalnya gue mau istirahat "

"oke,,  gue pulang, assalamualaikum"

"walaikumsalam "

Belum sempat Tara mengetuk pintu dirinya teringat tentang perbuatanya tadi pagi terhadap Nency, ia tau pasti Nency akan menceritakan hal tadi pagi kepada mamanya, Tara bukanya takut menghadapi omelan mama tirinya itu  ia hanya tidak ingin berdebat, karna dirinya saat ini sangat lelah..
Tanpa pikir panjang tar pun langsung bergegas ke samping rumah dan masuk lewat jendela,,

"PRANKKK.... "
Tara yang sedang melompat dari jendela tidak sengaja menyenggol vas bunga besar kesayangan mama tirinya sehingga membuat vas itu hancur berkeping keping dan hanya menyisakan beberapa tangkai bunga berwarna merah

" mampusss,,  bisa kena semprot gue" gerutu Tara sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal

" suara apa tu mah? " Tanya Nency yang asik ngemil sambil nonton tv dengan mamanya..

" kayanya suaranya dari deket kamar upik abu itu deh, jangan-jangan..... "
Tanpa melanjutkan perkataannya mama dan Nency langsung berlari ke tempat tersebut

" TARAAAA..." teriak mama dan Nency secara bersamaan...

Tanpa membuang waktu, Tara yang melihat 2 wanita yang sedang menatapnya dengan tatapan iblis itu pun langsung berlari menuju kamar pembantu dan langsung mengunci pintunya

"Tara jangan lari " teriak Nency yang langsung mengejar Tara, namun terlambat karna pintu kamar Tara sudah terkunci.

" Dorrrr... Dorrrr.. Dorrrr..  Tara keluar lo jangan ngumpet " ucap Nency yang sambil mengebrak pintu kamar depan kasar
Sementara mamanya masih terpaku melihat vas bunga yang harganya senilai 250 juta itu sudah hancur berkeping keping... Vas bunga itu sangat mahal karna di setiap sisinya di hiasi oleh berlian dan batu batu langka... Setelah sadar dari lamunanya ia pun langsung menuju kamar Tara 

" Mana si upik abu itu " tanya mamanya dengan geram

" ini ni mah dia ngumpet ga mau keluar  "

" Minggir biar mama yang ngomong sama dia " ucap mamanya sambil menggantikan posisi Nency yang tadinya ada di depan pintu

" Tara!! ,, keluar kamu, kalau kamu masih gamau keluar, mama bakal berhentiin kamu dari kuliah dan mama bakal pindahan kamu ke kampung mama biar kamu di didik di Sana "

Mendengar ucapan mamanya, Tara pun kesal dan tidak punya pilihan lain selain membukakan pintu, karna jika benar ia akan di pindahkan di kampung mama tirinya itu, entah apa yang akan terjadi pada dirinya nanti,
Keluarga mama tirinya itu memang bisa di bilang tidak ada yang waras dan tidak berperi kemanusiaan alias sangat sadis, Tara memang belum pernah bertemu dengan keluarga mama tirinya itu, tapi dia hanya mendengar cerita itu dari para tetangga mama tirinya sewaktu ia belum menikah dengan ayahnya, belum lagi ancaman dia akan di berhentikan dari kuliahnya..

"klekkk.... "
Baru setengah pintu yang Tara buka, dengan kasar Nency langsung mendorong pintu itu dan membuat tubuh Tara hampir terjatuh

" akhirnya kamu buka juga pintunya , sini kamu ikut mama " ucap mama sambil menarik tangan Tara

" lepasin mah, sakit " rengek Tara sambil berusaha melepaskan genggaman ibu tirinya...

" kamu itu bener bener keterlaluan Tara, tadi pagi kamu udah bikin mogok mobil Nency, terus sekarang kamu pecahin Vas bunga mama, kamu sadar ga sih berapa harga Vas bunga itu, hahhh?? " bentak mama

" Tau lo, dasar upik abu, masih mending kita mau nampung lo disini, kalo kita mau, kita bisa ngasih lo dari sini kapan ajah kita mau " celoteh Nency dengan gayanya yang menyebalkan

" yang seharusnya sadar itu mama, bukan aku, emangnya mama beli Vas itu pake uang siapa hah?? Pake uang papa aku kan dan otomatis vas itu juga milik aku, dan kalau aja papa dulu ga nikah sama Mama, jangankan beli barang kaya gini, buat makan ajah kalian itu susah!, "

" Dan lo Nency, tadi lo bilang lo mau ngusir gue sesuka hati lo, ehh inget ya gue satu satunya anak tunggal di Keluarga SASTRO AMINJOYO dan gue juga yang berhak nentuin siapa aja yang tinggal di rumah ini, bukan lo " Sahut Tara yang tidak mau kalah dengan ucapan Nency dan mama tirinya

" liat mah, dia udah mulai berani sama kita "

" cukup Tara, mulai besok uang jajan kamu akan mama STOP selama 1 bulan, itu hukuman buat kamu"



Upik Abu Metropolitan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang