Chapter 3

3.9K 98 3
                                    

"Gua gak sempurna itu" jawabku ketus sambil kembali minum untuk menghilangkan rasa haus. "Iya, kakak gak sempurna itu" kututup botol yang telah kosong itu, kutatap dia yang sedang tidak melihatku. Tidak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulutku saat ini. "Kakak gak sempurna itu, tapi kakak lebih dari kata sempurna,"lanjut nya.

***

"Lo bawa lensanya kan,Li?"tanya fartan, yang melihatku mengotak atik Kamera SLR yang ku bawa.
"Bawalah,"jawabku sambil mengatur beberapa setelan kamera.
"Sudah selesai persiapannya,Ali,Fartan?" Bu Lia datang menghampiri aku dan Fartan di kelas.
"Sudah,Bu,"jawab Fartan semangat.
"Baiklah, karena ini hari terakhir MOS,sekolah mengadakan acara selamat datang dan cuma kalian harapan ibu untuk menjadi fotografer sekolah,"jelas Bu Lia.
"Dan...sebaiknya Ali mengambil bagian candid," lanjutnya lagi.
"Yah kenapa Ali candid?"tanya Fartan heran. Sebenarnya aku sudah tahu jawabannya, pasti karena kalau aku jadi fotografer utama para anak perempuan di sekolah akan histeris.
"Ya kamu taukan Fartan, anak perempuan di sekolah ini akan histeris kalau Ali yang jadi fotografer utama."Kan, sangat tepat dengan jawabanku.
"Iya deh cowok idola," sindir Fartan. Aku hanya bisa tersenyum geli melihatnya.
Masung-masing kelas. Tampak riuh menyambut acara murid-murid heboh mendekorasi kelas dengan bermacam hiasan. Sementara itu, sambil menunggu persiapan, aku berjalan ke luar dan memperhatikan sekitar. Perlahan kuambil kameraku. Ketika sedang asyik melihat-lihat sekeliling menggunakan kamera, lenganku berhenti bergerak dengan mata masih tetempel di kanera. Kulihat Prilly sedang menghias pintu kelas dengan beberapa balon-balon itu pintu kelas, bibirnya tersenyum saat balon itu berhasil terlekat di pintu.

*Crekck*

Aku memotretnya. Entah mengapa tangan dan mataku tidak bisa berhenti untuk tidak mengambil gambarnya. Kulihat foto yang berhasil kuambil, senyumnya di foto entah mengapa menurutku sangat bagus.
"Wiii, ayo! Acara hampir dimulai!" Aku kaget dan.langsung menyembunyikan kameraku.
"Elo motret siapa sih?" Fartan melirik kamera yang kusembunyiakan.
"Aah enggak, udah ayo," jawabku yang semoga tidak terlihat gugup.
Acara pun dimulai, siswa dikumpulkan mengitari lapangan dan ada pentas kecil di tengahnya. Aku memakai jaket merah dan menutup kepalaku dengan kupluk jaket itu karena tidak terlalu dekat dengan keramaian kerena hanya mengambil foto candid, bukan foto utama. Di tengah keramaian, beberapa acara pun dimulai, seperti kata Sambutan dari kepala sekolah, yang menjelaskan sejarahbsekolah, dan perkenalan guru-guru yang mengajar di sekolah inu. Aku mengambil beberapa foto siswa yang menonton acara, dan guru-guru yang ada di pentas. Tiba-tiba...
"Baiklah kita panggil Ali, siswa terbaik sekolah ini, untuk berbagai pengetahuan dengan adik-adik kelas yang akan bersekolah di sini." Aktivitasku terhenti.
Namaku di panggil? Kenapa tidak ada konfirmasi apa pun? Apa-apaan ini? Aku sedikit panik akibat terkejut.
"Baiklah, Ali dipersilahkan." seluruh murid tampak sedang mencariku.
Huuh, kuhelakan nafas, menjauhkan kamera dari wajahku sambil membuka tudung jaket yang kupakai. "Aaarreghhh,Ali!!!!" teriakan  dari para murid wanita mulai terdengar. Dsn anak kelas satu yang belum mengenalku memandang  takjub. Perlahan aku melangkah ke arah pentas, dan saat kutapakkan kakiku para wanita langsung histeri, seakan aku artis papan atas. samar-samar kulihat Prilly juga memandangku sambil tersenyum. Kuraih mikrofon yang di berikan pembawa acara kepadaku.
"Oke, baiklah, gua Ali, selamat datang di sekolah." jujur aku benci jika disuruh memberi sambutan apa pun itu.
"Terima kasih," lanjutku lagi dan menyerahkan mikrofon kembali.
"Suruh nyanyi dong!"
"Nyanyi dong."
"Nyanyi,nyanyi,nyanyi!!!" teriak satu sekolah ke arahku. Tanganku ditahan MC,membuatku tidak bisa pervi.
"Wah seperti biasa, Ali pesonanya wow banget ya. Bagaimana ini Ali,
Teman-teman meminta kamu untuk nyanyi..." seru MC yang membuatku sedikit kesal.
"Ah, saya sedang tidak bisa nyanyi." Ayolah biarkan aku pergi
, batinku.
"Ayo dong, satu lagu!" ujarnya antusias.
"Bawa kemari gitarnya," lanjutnya lagi menyuruh salah satu siswa mengambil gitar. Kalau sudah seperti ini, aku tidak bisa berbuat apa-apa kuraih gitarnya, dsn suasana semakin heboh.
"Baiklah  Ali akan bawain lagu apa?" Aku tidak bisa berpikir tentang lagu apa yang ingin kubawakan hingga mataku tanpa sengaja menatap sosok Prilly, yang juga tersenyum melihatku ingin bernyanyi.Dengan cepat kualihkan kembali mataku ke senar gitar. Aduh ada apa denganku?
"Ali lagu apa?" tanya MC lagi. 
''menghujam jantungku-Tompi,''jawabku tanpa sadar.
Lagu itu bukan lagu yang kusuka,tapi keapa aku memilihnya? ah sudahlah...sepertinya aku sudah tidak punya pilihan lain.
kupetik senar gitar itu dengan jemariku.
''segenap hatiku,selalu memujamu.''Lirik pertama yang baru saja keluar dari mulutku membuat teriakan wanita pecah.
''sluruh jiwa kupersembahkan untukmu,''lanjutku lagi
"Suasana sémakin heboh karna semua murid kini mulai mendekat ke. arahku, kunyanyikan bait-bait lagu berikunya sambil memainkan gotarku. Mataku secara otomatis melihat Prilly yang berdiri cukup jauh dariku. tapi anehnya aku bisa dengan mudah melihatnya.
Setelah itu aku fokus pada gitarku .Perasaan aneh ini selalu datang dan kenapa aku memilih lagu itu. logikaku tidak bisa berjalan lancar saat ini. Ada apa denganku?
Selesai menyanyikan lagu. aku langsung turun menembus keramaian yang meneriaki namaku. Aku berlari secepat mungkin dan menaiki tangga belakang, sesampai di kelas kututup pintu kareana aku takut ada yang mengejar. Aku memilih bersembunyi di kelas yang ada di lantai tiga. ka~ rena jika aku masuk ke ke kelasku saat ini,para wanita akan semakin heboh.Hah,keringat kembali membasahi rambuy,dan baju. Kududuki meja yang tidak jauh dari posisi berdirikum.Aku benar-benar haus saat ini,tapi aku tidak mau ke luar kelas. Kulirik sisi luar kelas dari jendela perlahan.
"Minum,kak?"
Aku kaget,sangat kaget,saat sebotol air mineral berada di hadapanku.
"Buka pintunya." Suara itu sudah tidak asing lagi bagiku. Karena sangat haus,aku tidak bisa mengabaikannya saat ini. Kubuka pintu cokelat itu perlahan.
"Gimana lo bisa tau gua di sini?" Tanyaku sambil merebut botol air mineral ditangannya lalu kembali duduk di meja. Bibirnya tersenyum kenapa anak ini suka sekali tersenyum?
"Taulah,"jawabnya sambil ikut-ikutan duduk di sebelahku.
"Muka cakep, suara bagus,pandai main basket,pintar,siswa terbaik,fotografer,wah kakak benar benar semppurna ya" kata-katanya membuatku berhenti meneguk air mineral.
"Gue gak sempurna itu,"jawabku ketus sambil kembali minum untuk menghilangkan rasa haus l
"Iya kakak gak sempurna itu."
Kututup botol yang telah kosong itu,kutatap dia yang sedang tidak melihatku.Tidak ada kata katw yang bisa keluar dari mulutku saat ini.
"Kakak gak sempurna itu, tapi Kakak lebih dari kata semp

AJARI AKU MENGENAL DUNIAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang