Entah sudah berapa lama ketiga remaja itu menatap kosong pada sebuah baju khas kerajaan yang tergeletak di atas sebuah tempat tidur berdebu itu. Sungyeol yang menjadi satu satunya anggota istana di antara kedua yeoja itu juga hanya menatap kosong terhadap pakaian yang bentuknya sudah setengah rusak tersebut.
"Eunji-ssi aku tidak yakin mengetahui pemiliknya," suara Sungyeol lah yang mendari penyadar dari lamunan mereka masih masing sebelumnya, "semua saudara ku mempunyai baju seperti ini."
Eunji menghela nafas nya, "apakah semua saudara mu memiliki baju yang sama persisi dengan ukuran sama dan tanpa pembeda apapun pangeran?" Tanya Eunji meyakinkan.
"ahh," Sungyeol membuka sedikit bibir nya sambil memutar kembali ingatannya tentang naju kerajaan itu, "memang ada pembeda nya tapi,"
"Mwoya?" sahut Namjoo yang sejak tadi hanya diam menyimak.
"Tanda pengenal yang ada di baju ini sudah hilang. Lihat bagian lengan nya," Sungyeol menunjuk kearah bagian lengan yang memang sudah terdapat sobekan lumayan besar.
Eunji merundukan kepalanya. Bagaikan sebuah petir kata-kata Sungyeol barusan. Entahlah bagaimana dirinya bisa membatu para saudaranya dalam menyelesaikan masalah ini, untuk mendapatkan petunjuk berupa baju kerajaan yang sekarang tergeletak di depannya saja merupakan sebuah keberuntungan. Pertanyaan yang sama terus Eunji lontarkan dalam pikirannya, bagaimana dirinya bisa mencari petunjuk utuh lainnya?
Sungyeol melangkah mendekati Eunji yang sedang tertunduk lesu, telapak tanggannya tak segan memegang pundak gadis tersebut.
"Aku tau pekerjaan kalian memang sangat berat, aku turut bersedih bahwa satu bukti penting ini menjadi sia-sia sekarang," Sungyeol menghembuskan nafas beratnya, "andai aku tahu siapa salah satu suadara ku yang mempunyai baju kerajaan ini."
"nee itu akan sangat sulit bahwa kita harus menyelidiki setidaknya 5 orang saudara mu." Sahut Namjoo sambil mendengus.
"apa maksudmu?" Sungyeol mengerutkan dahinya saat berbicara kepada Namjoo, menampilkan ekspresi seolah dirinya tidak suka dengan kata-kata gadis berambut coklat itu.
"Semua panggeran disini ada 7 dan jika kita akan menyelidiki siapa pemiliknya kita hanya perlu menyelidiki 5 karena kau dan pangeran Woohyun sudah di nyatakan tidak terinfeksi," jawab Namjoo menjelaskan, "Apa salahnya kata-kataku tadi?"
Sungyeol melpat kedua tanggannya di depan dada nya, "Aku hanya mempunyai 2 saudara," suara pangeran bertubuh jangkung ini mulai sedikit meninggi, "jangan panggil yang lainnya saudara ku, mereka hanya seorang teman, tidak lebih."
"Ya, apa salahnya menganggap mereka sebagai saudara mu juga, kau tidak baru mengenal mereka satahun atau dua tahun bukan?" Namjoo mengikuti gaya Sungyeol saat berbicara, keduanya benar-benar sedang berdebat sekarang.
"Namjoo-ya" Eunji berdiri disamping Namjoo untuk menenangkan gadis tersebut, meski beberapa kali Namjoo melawan tetapi Eunji tetap memaksanya untuk tenang dan tidak melanjutkan perdebatan tersebut.
"Sungyeol-ssi jadi maksudmu hanya pangeran yang memiliki marga sama dengan mu lah yang memiliki baju seperti ini?" Eunji menyorotkan pandangan oenuh harapan kepada pangeran di depannya.
"tentu saja buat apa aku susah-susah menyelinap malam itu hanya untuk merusak keempat baju lainnya." Sungyeol mengatakannya nya dengan nada datar, kedua matanya hanya menatap lantai dan terlihat seperti berkaca-kaca.
Untung saja sebelumnya Eunji memutuskan untuk berada di samping Namjoo, jika tidak gadis itu benar-benar tidak segan untuk melukai sedikit bagian tubuh dari pangeran yang sepertinya tidak mempunyai hati ini.
"Baguslah,"
*
Seorang namja berusia sekitar 7 tahun itu berlari secepat mungkin yang ia bisa. Hatinya berdegup kencang sesaat setelah mendengar perkataan seorang paman yang tinggal di sebelah rumahnya tadi saat mereka bertemu di taman bermain, berharahp bahwa yang dikatakan Paman tadi benar."Jinki-ya ayahmu sudah pulang, ia menunggu mu di rumah sekarang. Palli!"
Kalimat tersebut terus berputar dikepalanya seiring dirinya berlari, membuat kedua sudut bibirnya tidak bisa berhenti terangkat. Namja kecil itu berhenti tepat disebuah rumah tua yang sudah sedikit rapuh. Cat berwarna coklat tua yang sudah mulai memudar di sekeliling temboknya memancarkan kesederhanaan sang pemilik, rumput-rumput disekitar halamannya pun tidak mati begitu saja, justru terlihat hijau dan segar.
"Appa!" seru si namja kecil saat melihat sesosok Pria berusia 40an yang sedang sibuk memperhatikan tanaman-tanamannya yang ia tinggalkan sekitar 2 bulan itu.
Tanpa menuggu lama lagi namja kecil tadi surah berlari lagi menghampiri sang ayah, meskipun nafasnya belum sepenuhnya terkumpul tetapi dirinya benar-benar sudah tidak bisa menunggu lagi.
"Jinki-ya.. ah lihat kau sudah lebih tinggi," kata si lelaki tua sembari memeluk anaknya.
"ya appa bukankah jadwal pulang mu bulan depan?" Jinki kecil mengerutkan dahinya sedikit. Ia benar benar ingat bahwa sang ayah akan kembali dari pekerjaannya sebagai dokter di kota besar.
Bukan jawaban yang Jinki dapat melainkan hanya senyuman tulus yang ayahnya buat.
Untuk pertama kalinya Jinki merasa ada yang sedang disembunyikan.
Tbc.
Numpang promot yaa. Aku ada akun di ig tentang quotes quotes kpop gitu difollow yaa makasih sebelumnyaa
IG | @peachy_911
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Going To You [SHINee-APINK-INFINITE FF]
FanfictionSeorang gadis kecil nan cantik saat ini sudah tumbuh menjadi remaja. Bersama teman temannya yang juga tinggal di satu Istana bersamanya mereka mulai melakukan penelitian. Penelitian tentang virus mematikan yang dapat membahayakan banyak nyawa. Tapi...