Sandora sekarang sedang berjalan menuju rumah Bu Wilma atas suruhan mamanya. Dia berjalan tanpa memandang kesana kemari atau jelalatan bahasa gaulnya, matanya terus fokus ke depan. Terkadang Sandora merasakan jika pashmina yang dia pakai berkibar - kibar tertiup angin. Jadi dia juga sibuk menutupi pahanya yang sedikit terlihat duh malunya.
" Ishhh... Ini gara- gara mama ini, masa pakai minidress kaya gini disuruh ngantar jahitan, mana jalan kaki lagi..." tangannya tampak sibuk merapikan pashmina nya yang kembali melambai.Sampai didepan gerbang rumah Bu Wilma, Sandora bergegas memencet bel didepan pasar.
Teeeeettttt
Teeeeettttt
TeeeeetttttSandora menunggu dengan sabar, 5 menit kemudian pintu gerbang terbuka, dan yang muncul pertama kali adalah seorang pemuda cukup ganteng dengan pakaian seperti seorang sopir, " Ada yang bisa dibantu Bu?" tanyanya ramah.
Sandora mengeluh dalam hati, Ba Bu Ba Bu bapak moyangmu, masa masih imut gini dipanggil ibu sih, masih muda juga diriku ini.
" Eh, iya Oom apa Bu Wilma nya ada, ini ada titipan jahitan dari mama saya, Oom." jawabnya dengan suara lembut dan sopan.
Sejak kapan aku nikah sama tantemu? Aam Oom Aam Oom pikir sang pemuda itu dengan lagak jengkel. " Oh iya sebentar saya panggilkan ya," setelahnya pemuda itu langsung berbalik dan masuk ke dalam rumah, tanpa membukakan pintu gerbang buat Sandora.
" Duh, lama amat sih tu orang," Sandora nampak tidak sabar. "Kemana sih tu orang? omelnya sambil mengelap keringat yang sedikit menetes dengan pashminanya.
Tiba-tiba Sandora dikejutkan oleh bunyi klakson mobil yang akan masuk. Sandora segera menepikan tubuhnya dan berdiri di pinggir pagar. Sandora hanya menatap sekilas kearah mobil truck kecil yang semua jendelanya tertutup, dan ketika pintu gerbang membuka mobil yang berjenis ranger itu meluncur masuk, Hedeh orang kaya gitu memang ya, apa dikira aku ini pengemis, daritadi ngga disuruh masuk, keluhnya kesal. Sandora tetap berdiri menunggu Bu Wilma di luar pagar.
" Ya ampun Jono, itu kenapa ngga disuruh masuk mbaknya?" sebuah suara menginterupsi lamunan Sandora, hingga dia pun mendongak dan melihat seorang wanita paruh baya yang cantik berjalan keluar menghampiri Sandora.
" Udah lama ya? Aduh maafkan ya tante tadi lagi di taman belakang." sesalnya.
" Ngga papa tante, saya cuma disuruh mama ngantar baju yang udah selesai dijahit mama," jawabnya dengan senyum manis.
" Eh masuk dulu kalo gitu ya, nama kamu Sandora ya?" tanyanya sambil menggiring Sandora masuk ke dalam rumah.
" Iya tante, tapi maaf saya ngga bisa lama. Saya ada kursus sebentar lagi, jadi tante cobain dulu aja bajunya , ntar telepon ke mama aja ya tante, kalau ada yang ngga sesuai," kilah Sandora berusaha menolak dengan halus.
" Ya sudah, nanti saya cobain," Jawab Tante Wilma pasrah. " Ongkos jahitnya gimana? " lanjutnya lagi.
" Ya dikasih ke saya atau tante kasih ke mama langsung juga bisa, Tante." Jawab Sandora.
Sandora sejenak terkesiap mendengar teriakan dari arah lantai dua seperti suara seorang yang sedang kesal," Maaa....mamaaaaa," katanya memanggil dan beriring munculnya sang pemilik suara.
Sandora sejenak terpesona dengan ketampanan dan postur tinggi tetap tubuh pemuda itu, namun cepat - cepat Sandora segera menundukkan matanya saat pemuda itu juga melihat kearahnya dan menghalau rasa suka itu dengan peraturan dalam hidupnya yang dibuatnya sendiri, bahwa Sandora tidak akan mau jatuh cinta lagi. Titik. Jantungnya serasa berdetak lebih kencang.
" Ma, itu baju aku buat ke acara pernikahan kak Layla mana ma? Kok belum jadi sih ma? Tanyanya dengan wajah dibuat cemberut.
" Ya ini juga baru diantar Leo," dengus Bu Wilma kearah Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandora Si Buruk Rupa
ChickLitSandora Aku ini ya begini, ngga oke banget di segala sisi dan penjuru, tapi aku juga butuh seseorang untuk menyayangiku... Leo Gue emang topnya para cowok, sumpah gue ngga nyangka ketemu si mamoth yang justru bikin gue klepek klepek...