"Huah....! Kenyang banget!!" ucap Rara sembari menepuk-nepuk perutnya yang kini sudah membesar dengan montoknya.
"Ya iyalah kenyang, lu makan semua sekaligus jatah gua yang gua simpen dibawah tudung saji, cetok!!!" protes Enanda melipat tangan didepan dada.
Rara mengeluarkan cengiran nya lalu memasang tanda V dengan dua jarinya, "Lah, maklumi nape kak, adik lu yang cantik, menggoda nan suekseh ini tengah dilanda rasa lapar yang menyiksa!!"
"Lapar-lapar! Emang nya kapan lu kenyang?!" teriak Enanda kesal sembari menerbangkan (?) panci dan penggorengan dengan mulus.
"Ini gua udah kenyang" sahut adiknya tanpa rasa bersalah.
"Adek kurang ajar!"
.
.
.
.
.Abis mandi, gosok gigi, cuci muka, ngeloyor pergi~~~ #Plak malah nyanyi lagi!
Rara mengernyit begitu keluar dari dalam kamarnya, ia seakan melupakan sesuatu.
"Oh iya! Tadi katanya Enanda yang Bocek itu mau ngomong sesuatu, tapi kok sekarang malah diem yak?" gumam nya lalu melangkah keruang tamu dimana disana sudah ada saudaranya yang duduk manis didepan tv.Karena penasaran, akhirnya Rara pun memutuskan untuk mendekat kearah Enanda untuk bertanya, namun dengan cepat saudara perempuannya itu malah tersenyum mengejek kearahnya.
"Napa lu liatin gua kayak maling guling gitu?" ketus Rara berkacak pinggang.
"Lo kepo kan? Sini-sini gua mau ngomong!" ucap Enanda sembari menepuk-nepuk bagian sofa disampingnya.
Rara melangkah pelan kearah sofa dan kemudian mendudukkan dirinya disamping Enanda dengan nyaman.
Dengan bangganya ia mengeluarkan cengiran manis andalan nya yang mampu mengalahkan rasa manis tropicana slim. #Eaakkk
"Jadi, tadi tuh lo mao ngomong apa sama akyu?" tanya nya dengan raut wajah centil."Idih, muke lu kayak abis diputer, dijilat dan dicelupin ke toilet tau nggak" ejek Enanda sambil menimpuk mulut adiknya sendiri dengan buku kamus milik Albert Einstein.
"Emang nya gua nih Or*o apeee?! Sante aja kali kak, jangan cemburu akan kecantikan akuh" sahut Rara setelah berhasil mengeluarkan benda jahanam itu dari mulutnya.
"Gini yak, si Emak barusan nelpon gua tadi pagi. Katanya dia mau salah satu dari kita ke Jakarta buat nemenin dia selama Papa yang lagi ada urusan ke Jerman. Nah disini kan, situ nemenin gua buat nyelesaiin kuliah. Nggak mungkin kan gua nya kesino dan lu sendiri juga belom tamat SMA, jadi lu sekolah lagi disono. Okey, okey aja dah!!" terang Enanda panjang lebar tanpa jeda lalu melangkah pergi. Meninggalkan Sang Mulan Jameela yang sedang menatapnya dengan perasaan bingung nan heran. #ApaSih
Rara mendengus sebal, ia bahkan belum mengatakan setuju atau tidak namun malah ditinggalin sendiri disana, ckckckc diri nya saat ini benar-benar merasa direndahkan pemirsah!
"Ya elah!! Woy BOCEK!! Gua belon bilang dil or nut, lu udah ngokay-ngokay aja! Balik sini lu! Gua belom selese ngomong!" teriaknya sembari melempar bantal sofa dengan kesal. Namun sayang, Enanda justru tidak menggubris teriakan nya.
"KAMPREET akuh dikacangin, sungguh lacnut dirimuh!" umpat Rara hingga akhirnya lebih memilih untuk diam karena teriak hingga lebaran pun belum tentu saudaranya itu akan mendengarkannya.
.
.
.
.
."Hiks, sedih hayati! Zainuddin.... Kekasihku!!!" ucap Rara dengan suara yang dibuat semiris mungkin plus adegan Lebay lalu ngemasin barang-barang nya kedalam koper.
"Gua beneran nih harus pergi? Yakin? Hiks, nggak rindu lu ama gua?" lanjut nya balik badan trus putar kekirieee nona manis putarlah ke kiri, kekiri, kekiri, kekiri, dan kekiri, kekiri, kekiri, kekiri maniseee!..~~~ Cihuy!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kampret Girl [ON GOING]
HumorKau tahu? Jadi Kampret adalah sebuah keharusan serta kewajiban yang Haqiqi. Kampret adalah seni berperilaku paling rumit dan mencengangkan diseluruh jagad raya. Karena itu, menjadi Kampret tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Hanya orang tertentu...