What if this is the end?

1.1K 153 27
                                    

Sinar matahari yang masuk kedalam kamar melalui celah-celah jendela membuat Krystal terbangun.

Sakit di kepalanya benar-benar terasa, jauh lebih parah dari biasanya.

Hell no,

berapa banyak Krystal minum kemarin sampai dia sendiri tidak ingat bagaimana bisa terbangun di kamarnya.

Kalau biasanya Amber yang selalu mengantar Krystal pulang, tadi malam dia ingat betul tidak pergi sama Amber maupun Luna.

Sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi sewaktu Krystal bergerak. Pelan-pelan Krystal menurunkan selimut dan beranjak dari kasur.

Saat berhasil berdiri meskipun dengan sempoyongan Krystal baru sadar kalau dress warna maroon yang dia pakai semalam sudah berganti menjadi piyama berwarna putih.

Kepalanya bergerak ke kanan, ke arah nakas yang berada di samping tempat tidur mencari ponselnya. Bermaksud mengecek hp, mungkin saja ada petunjuk di sana.





Dan ya,

Krystal mendapatkan petunjuk.

Tepat di sebelah poselnya, terletak sebuah tempat kotak lense yang tidak asing.





"Udah bangun?"

Kai berdiri di ambang pintu, menatap Krystal dengan tatapan yang sulit di baca.

Krystal merasa jantungnya berdegup lebih cepat saat Kai berjalan beberapa langkah mendekat. Kedua tangannya mengepal. Gadis itu terus mempertahankan wajah datarnya, saat tangan Kai membelai kepalanya lembut.

"Masih pusing?" tanya Kai pelan sambil meraih tengkuk Krystal, mengecup kening gadis itu.

Sentuhan Kai selalu bisa memberikan efek-efek aneh di tubuh Krystal. Lelaki itu selalu bisa membuat perutnya seolah tergelitik.

Tapi sayangnya Krystal sedang tidak menginginkan hal itu.

Krystal hanya memalingkan wajah saat tangan Kai menggenggam tangannya menuju ruang makan.

"Mau mandi dulu apa langsung makan?" tanya Kai masih tenang sampai Krystal geram dalam hati. Harusnya tidak seperti ini, pikir Krystal, kenapa Kai masih bisa bertingkah santai padahal pikiran maupun perasaan Krystal sudah berkecamuk tidak karu-karuan.





Krystal keluar dari kamarnya sehabis mandi, keadaannya lebih bugar di bandingkan saat baru bangun tidur tadi.

Tapi tentu saja rasa mual dan pusing masih jelas terasa.

Krystal melihat Kai duduk di meja makan yang terisi beberapa jenis makanan, ia menghela nafas melihat Kai masih bisa serius dengan laptop di depannya.

"Tal udah mandinya?" tanya Kai santai, ia melirik  Krystal yang berjalan mendekati meja makan sebelum kembali menatap layar terang di hadapannya.

Krytal duduk di kursi di hadapan Kai. Tak membuka suara, hanya mengambil piring kosong yang ada di sana lalu menyendok nasi dan sup yang disediakan Kai.

Gadis itu makan dengan tenang dan Kai masih serius berkutat dengan laptopnya, sampai akhirnya Kai membuka suara.

"Habisin makannya. Terus istirahat ya, yang." Ujar Kai sambil beranjak berdiri.

Kening Krystal berkerut saat melihat Kai memasukan laptop miliknya kedalam tas lalu menggendongnya dengan santai.

"Mau kemana?"

"Ke kampus. Aku ada kelas."

Seketika emosi Krystal langsung naik ke ubun-ubun. Demi apapun dia tidak tahan lagi.

"Lo mau ninggalin gua?!" tanya Krystal tak percaya.

"Matkul penting, yang. Aku gak bisa bolos" Jawab Kai seadanya seolah tidak mengindahkan nada ucapan Krystal yang sudah meninggi.

"Lo udah gila ya, Kai?!"

"Aku gak bisa bolos, Tal...." bujuk Kai, berharap Krystal bisa mengerti.

Lelaki itu berjalan ke arah pintu setelah mengecup puncak kepala Krystal.

Tepat setelah Kai berada di depan pintu, suara Krystal terdengar,

"Berani pergi, kita putus."

Ancam Krystal.

Bagaimanapun Krystal gak mau di tinggal Kai. Lelaki macam apa yang tega meninggalkan kekasihnya di saat seperti ini hanya demi sebuah  kelas.

Persetan sepenting apapun kelas itu, Krystal tidak perduli.

Ia hanya ingin Kai disini. Titik


Dalam hati Krystal benar-benar berharap Kai tidak pergi.

Ia berharap Kai kali ini mau mengalah dan mengerti dirinya.

Berharap semoga Kai bisa membuktikan kalau Krystal masih jadi seorang yang penting dalam hidupnya.



Tapi sayang.

Krystal harus menelan semua itu dalam-dalam.

"Aku harus pergi. Kita bahas ini selesai aku kelas" Ujar Kai sebelum ia menutup pintu.



Sementara Krystal mematung di sana dengan air mata yang tidak terasa jatuh begitu saja di pipinya.

Sungguh...

Untuk pertama kalinya, setelah dua tahun mereka bersama, setelah puluhan bahkan ratusan kali mereka bertengkar, Krystal tidak pernah merasa se-frustasi ini.



Sekarang Krystal benar-benar membenci lelaki bernama Kai.


a/n:
kapalku karam aku sedih😭😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warm CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang