Delapan

1.9K 246 16
                                    

"Selamat siang semuanya," sapa Kinal lalu setelah itu ia membungkukkan tubuhnya memberi hormat. Kinal kembali menegakkan tubuhnya menghadap ke arah barisan siswa dan siswi yang ada di depannya.

"Ekhem, jadi begini. Saya sebenernya gimana ya? Saya enggak tau kalo hari ini kampanye, saya juga lupa karena nggak ada yang ngingetin. Jadi maaf maaf aja ya kalau pidatonya enggak nyambung." Kata Kinal lalu setelah itu ia tertawa kecil.

Kinal menggaruk tengkuknya. "Jadi, saya di sini, kenalan dulu deh. Saya Devi Kinal Putri, saya ada di jurusan IPS. Yang anak IPS pasti kenal saya," Kinal melambai pada kawan-kawannya yang berada di posisi barisan paling kanan dengan senyum merekah di bibirnya.

"Saya berdiri di sini juga karena dukungan dari teman-teman saya terutama Jeje, kalian kenal Jeje? Jeje tuh suka ngutang di kantin asal kalian tau." Kata Kinal yang langsung membuat Jeje melotot, Jeje mengangkat tangannya ke udara mengancam Kinal. Kinal yang melihat itu terkekeh geli.

"Terima kasih pada guru-guru juga, terutama Bu Natalia yang sekarang resmi menjadi guru BK baru di sini," Kinal menoleh ke arah Bu Natalia lalu mengedipkan sebelah matanya, hal yang selalu ia lakukan sewaktu ia masih SMP dulu. "Dia guru BK gue di SMP lho, kenapa bisa di sini ya? Haha, bercanda Ibu." Kinal mengangkat jarinya yang membentuk lambang damai. Bu Natalia yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Back to the topic, ya kalian tau apa tujuan saya berdiri di depan kalian ini. Memang saya bisa dibilang masih junior daripada kandidat-kandidat yang lain. Saya nggak banyak janji, gak muluk-muluk, kalau saya terpilih jadi ketua OSIS nanti, saya jamin sekolah ini bakal semakin maju." Kata Kinal yang langsung disambut riuh tepuk tangan dari siswa dan siswi lainnya.

"Gak ada senioritas." Teriakan semakin terdengar saat Kinal mengucapkan kalimat barusan. "Gak apa-apa nakal, asal attitude ada." Kinal tersenyum. "Gak apa-apa nakal, asal berprestasi! Bener gak?"

"BENER MAS BROOO!!!" Teriak Jeje paling kencang dari yang lainnya sambil tetap terus bertepuk tangan. "MANTAP BOSKUU!!!"

"Santai, jangan anarkis guys." Kata Kinal sambil mengangkat tangannya ke atas memberi isyarat untuk kembali tenang. "Intinya, no Kinal, no happy. Terima kasih semuanya." Kinal membungkukan tubuhnya lalu setelah itu bergabung dengan kandidat calon Ketua OSIS yang lainnya.

"Yaa jadi tadi adalah pidato dari calon Ketua OSIS kita, Devi Kinal Putri. Tepuk tangan sekali lagi buat Kinal." Kata Bu Desy selaku pembawa acara dari kampanye pemilihan ketua OSIS SMA Dewi Sartika.

"Nah, jadi acara selanjutnya adalah pertunjukan skill dari masing-masing kandidat calon Ketua OSIS SMA Dewi Sartika. Bagi para kandidatnya, silahkan persiapkan diri untuk pertunjukan kalian." Ujar Bu Desy.

Kinal langsung melarikan diri mencari keberadaan temannya. Yaitu Jeje. Kinal berjinjit guna mencari Jeje di antara kerumunan siswa dan sisiwi yang lainnya. Setelah melihat kepala Jeje, Kinal langsung berlari dan menarik Jeje keluar dari kerumunan siswa dan siswi tersebut.

"Je? Gue nampilin apa anjir?" Kata Kinal cemas. Kinal mengacak-acak rambutnya lalu menginjak kaki Jeje cukup keras yang membuat teriakan keluar dari mulut Jeje. Jeje melotot. "Lu gak ngingetin gue pula hari ini kampanye. Ah gak guna lo."

Jeje memutar bola matanya malas. "Walopun kagak ada persiapan dan pidato lu gak bener, percaya deh, anak-anak suka sama pidato lu barusan." Ujar Jeje sambil menaik-turunkan alisnya. "Beneran gue Nal, kelasan gue aja sepakat buat nyoblos elu."

Plak!

Kinal memukul kepala Jeje gemas. "Lu kira pilkada," desis Kinal. "Lo gak jadi provokator kan? Jangan lah Je, ntar tubir."

Friendzone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang