Empat

2.3K 249 17
                                    

"Ve!! Ve!!!" Teriak Kinal histeris sambil berlari ke arah rumah Ve. Ia mengetuk atau lebih tepatnya menggedor pintu rumah Ve beberapa kali. Tidak sabar karena Ve tidak kunjung membukakan pintu untuknya, Kinal menekan gagang pintu ke bawah dan ternyata pintunya tidak terkunci.

Kinal berlari ke dalam rumah Ve dan mencari keberadaan Ve. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru arah, tidak ada siapa-siapa. Kinal mendengus lalu ia berlari ke arah halaman belakang rumah Ve. Dan ternyata benar, Ve di sana sedang membaca novel dengan kedua telinga disumpal dengan headset. Kinal mendekat ke arah Ve lalu langsung duduk disebelahnya.

Ve melepas sebelah headset dari telinganya lalu mendorong bahu Kinal. "Ih kok kamu bisa ada di sini?" Tanya Ve dengan kening berkerut.

"Orang pintu rumah elo enggak di kunci." Jawab Kinal cepat. Ve hendak membuka mulut namun dengan cepat Kinal meletakan jari telunjuknya di depan bibir Ve. "Lo diem, gue ke sini mau nanya." Ve memutar bola matanya lalu menatap Kinal malas.

Kinal menyengir lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celana pendeknya. Ia mengutak-atik ponselnya lalu ia tunjukan ke arah Ve. Ve memperhatikan layar ponsel Kinal yang di mana ada sebuah sticker bergerak. Ve menatap Kinal dengan tatapan bertanya. "Kenapa kamu nunjukin itu ke aku?"

Kinal menjentikan jarinya di depan wajah Ve. "Gue mau nanya, kok ini bisa bergerak sih?" Tanya Kinal dengan wajah polosnya.

Ve yang tadinya ingin marah tidak jadi karena melihat wajah bodoh dari Kinal. Ve menggembungkan kedua pipinya menahan tawa. Kinal yang melihat itu memberengut kesal lalu menarik poni Ve. "Malah ketawa, gue nanya tuh jawab. Gue juga mau ih yang kayak begini." Ucap Kinal sambil memperhatikan layar ponselnya.

Ve mengambil ponsel yang terletak disebelahnya. "ID LINE kamu apa?" Tanya Ve. Kinal langsung memberi tahu ID miliknya. Ve cekikikan sendiri lalu mengirim sesuatu melalui ruang chat antara ia dan Kinal.

"Ih Ve!! Kenapa lo punya juga? Gue kok gak ada sih!" Protes Kinal. Kinal menyambar ponsel Ve lalu mengutak-atik ponsel tersebut. Kinal mendengus. "HP lo buat gue." Ucap Kinal yang langsung membuat mata Ve melotot.

"Apaan sih! Sini ih kembaliin." Teriak Ve berusaha mengambil ponselnya dari tangan Kinal. Kinal menyembunyikan ponsel Ve di saku celana pendeknya.

Kinal memberikan ponsel miliknya kepada Ve. "Nih, HP gue buat lo." Kata Kinal sambil tersenyum.

Ve menggeram lalu memukul kepala Kinal menggunakan novelnya. "Kamu oon banget sih. Sini balikin HP aku." Teriak Ve.

"Gak mau," jawab Kinal cepat.

"Balikin Kinaaaal!!"

"Gak mau Ve!!"

Ve mendengus lalu mencubiti perut Kinal berkali-kali. Tidak puas mencubiti perut Kinal, ia menarik serta mengacak-acak rambut Kinal hingga tidak berbentuk. Kinal hendak berlari menjauhi Ve, namun dengan cepat Ve memeluk Kinal dari belakang sehingga Kinal tidak bisa lari ke mana-mana.

Kinal yang mendapat perlakuan tersebut tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang aneh menyerang jantungnya. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Kinal diam mematung meyakinkan bahwa yang baru ia rasakan saat ini adalah kali pertamanya.

"Nal?" Panggil Ve sambil menepuk pipi Kinal. Kinal mengerjap beberapa saat lalu menatap ke arah Ve yang kini sudah berdiri di hadapannya. "Kamu kenapa?"

Tiba-tiba rasa gugup menyerang dirinya. Kinal berdeham lalu menggaruk tengkuknya. Ia terkekeh lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak, gak apa-apa."

Kening Ve berkerut tidak yakin dengan jawaban Kinal. "Serius?"

Friendzone [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang