#8

38.7K 1.4K 47
                                    

Jimin mengerti, dimata Jungkook dirinya adalah orang lain. Ia teringat dimasa kecilnya. Ia pernah meminta pada ibu Jungkook agar ia boleh menikahi Jungkook dimasa depan. Seiring jalan, rasa istimewa itu kian membuncah. Puncaknya ketika Jimin sudah jatuh cinta pada Jungkook saat SMP, karena mereka sering bersama. Witing tresno jalaran soko kulino * cinta tumbuh karena terbiasa.

Tapi saat SMA, Jungkook sebagai adik kelasnya, menjabat jadi ketua club sepak bola dimana itu adalah sebuah club yang mempunyai banyak fans perempuan serta noona. Dan akhirnya, cinta Jimin harus kandas sebelum berbunga.

Ia melihat Jungkook berpacaran dengan Eunha. Eunha seharusnya menjadi seangkatan dengan Jungkook tapi, karena Eunha memasuki kelas akselerasi ia menjadi satu angkatan dengan Jimin.

Jimin berniat mengungkapkannya, tapi ia tau bahwa mungkin Jungkook itu  straight  alias menyukai perempuan bukan laki - laki. Jadi, kalau Jimin mengungkapkan yang sebenarnya, ia takut Jungkook akan jijik padanya lalu meninggalkannya. Dan akhirnya, Jimin mengubur cintanya dalam - dalam dan berniat mengikhlaskan perasaannya.

Namun...

Ciuman Jungkook membuat rasa yang pernah ada itu kembali tumbuh bagaikan sebuah tunas kecil yang tumbuh dari sebuah biji yang sangat lama dikubur dalam tanah yang amat gersang.

Jungkook sedang mabuk, mungkin aku bisa mengambil kesempatan ini -PJM

" apa kau tahu, aku menyukaimu selama ini. Walaupun aku sudah pura - pura baik - baik saja dengan pertemanan kita? " gumam Jimin sambil melepas tautan bibir mereka.

Jimin tak bisa menahan gejolak api dihatinya. Kemudian Jimin menangkup pipi Jungkook lalu  membalas perlakuan Jungkook pada bibirnya. Bahkan Jimin melahap, mengecap dan menghisap lebih ganas dibanding Jungkook. Ia menumpahkan kekesalannya, kesedihannya, kekecewaannya serta kecintaannya pada Jungkook. Toh Jungkook sedang mabuk. Biasanya orang mabuk akan melupakan segalanya bukan? Apalagi jika mabuk berat seperti ini.

" euhmmm Eunhannie.." desah Jungkook disela - sela ciuman mereka. Jimin yang mendengarnya, sedikit marah. Mengapa Jungkook selalu mengingat perempuan yang menyakitinya dibanding dirinya.
Jimin menggigit bibir bawah Jungkook, Jungkookpun mengaduh karena bibir bawahnya yang berdenyut dan perih.

Jimin yang termakan hasutan iblis. Ia menelusupkan tangannya kedalam jaket Jungkook. Ia memainkan nipple Jungkook dengan sedikit kasar demi melampiaskan kekesalannya. Jimin menghentikan ciumannya,  menciptakan benang liur antara bibirnya dengan bibir Jungkook.

" ahhhh ssseeess " Jungkook kembali mendesah dan mendesis karena permainan tangan Jimin yang lihai.

Jimin mendekatkan kepala ke telinga Jungkook sambil menjambak kecil rambut belakang Jungkook dan bermain nipple di balik hoddie Jungkook.

" kapan kau akan mengingatku?" bisik Jimin. Kilauan air mata Jungkook membuat Jimin menjauhkan tangan hinanya. Ia terdiam. Sungguh Jimin tak tega memaksakan Jungkook yang sedang sengsara karena Eunha untuk menerima perasaannya. Cintanya yang tulus rupanya lebih besar dibandingkan hawa nafsunya. Jimin sadar. Ia hanyalah teman dan sampai kapanpun ia akan menjadi teman.

Jimin yang tak mau menyakiti Jungkook akhirnya hanya meng-piggy back Jungkook untuk pulang kerumah. Dijalan pulang Jimin tertawa kecil.

" Bodohnya diriku. Mengungkapkan perasaanku terhadap orang mabuk " gumamnya.

Nyem....nyemm.... -JJK
Berat njir -PJM

--- tbc

Long time no see
Blackkuma is back^^
Biasa gara2 deadline laporan sangat mengejar 😂
Gomawo banget yang udah baca dan support cerita ini 😊😊

Guilty Pleasure [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang