2

20 3 0
                                    

"mama akan pergi lagi?"tanyaku pada wanita yang sedang membereskan barang-barangnya kedalam koper.

"iya sayang,papa dan mama ada project di surabaya,jadi kamu tinggal sama kedua kakakmu ya?"jawab mamaku masih sibuk dengan kegiatannya.

"kenapa kalian tidak pernah meluangkan waktu untukku? kalian selalu sibuk dengan pekerjaan."kataku sedatar mungkin,aku ingin mamaku mengerti kalau kau masih membutuhkannya.

"kamu sudah besar flo,jangan bersikap kekanakan!"kata papa yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"kami bekerja juga untukmu sayang,kalau kami tidak bekerja bagaimana kami bisa menyekolahkanmu dengan kedua kakakkmu?"jawab ibuku sambil mengelus pelan rambutku

"tapi ma..."

"tolong mengertilah sayang,jangan membuat kami menjadi resah seperti ini"

"baiklah aku mengerti.Aku permisi dulu"kataku seraya berjalan keluar dari kamar orangtuaku,dan pergi menuju kamarku.
Kenapa aku harus hidup seperti ini? kenapa aku selalu kesepian? apa mereka tidak mengerti,kalau aku membutuhkan mereka?.Aku memanglah bukan anak-anak lagi,tapi aku sudah remaja dan seharusnya diusiaku ini keluargaku lebih memberi perhatian lebih,menjagaku dari orang-orang jahat,menasihatiku agar tidak melakukan hal yang memalukan,memperhatikan pergaulanku,mendorongku agar selalu berbuat baik.Aku tahu kalau mereka mengerti  aku tidak akan melakukan hal yang menjijikkan,tapi bukan berarti mereka bisa mengacuhkanku seperti ini.

Sebenarnya aku iri pada juli dan tere,mereka selalu bercerita tentang bagaimana mama dan papanya mengawasinya dengan ketat,menyuruh mereka untuk selalu belajar,menyuruh mereka agar mencari pergaulan yang baik,mama mereka yang menemani mereka untuk membeli kebutuhan mereka.Intinya aku iri pada mereka,mereka tidak kesepian seperti aku.

Orangtuaku yang sibuk dengan bisnisnya,kak vano yang begitu membenciku,kak marcell yang sibuk dengan kegiatan osis dan basketnya,membuatku merasa seperti tidak dibutuhkan lagi,mereka mengacuhkanku,bahkan bisa dibilang mereka menganggapku tidak ada.

"flo,sayang apa kau tidur? kalau belum ayo buka pintunya sayang,papa dan mama mau berangkat,apa kau tidak ingin mengantar kami kepintu depan?"teriak mama dari balik pintu kamarku.Aku tertawa mendengar kata "sayang" yang diucapkan mama padaku,panggilan itu hanya sebuah kata yang tidak memiliki arti,mereka hanya menjadikan itu tameng agar aku berpikir kalau mereka menyayangiku,namun nyatanya mereka membenciku dan mengacuhkanku.

"flo,ayolah sayang buka pintunya"teriak mama lagi,akupun berjalan menuju pintu kamarku dan langsung membukanya,kulihat mama menatapku khawatir,

"apa kau sakit sayang?"tanya mama sambil menempelkan telapak tangannya kekenigku

"aku baik-baik saja ma,jangan khawatir!"jawabku

"yasudah ayo kebawah,mama dan papa akan segera berangkat!"kata mama sambil menggandeng tanganku turun kelantai bawah."kamu hati-hati ya sayang dirumah,nanti jika kedua kakakkmu pulang bilang pada mereka kalau mama sama papa pergi"lanjut mama sambil mencium keningku,begitu juga dengan papa.Setelah mobil mereka menghilang dari pandanganku,aku langsung berlari menuju kamarku,aku ingin tidur saja hari ini,aku merasa lelah.

Waktu sudah sore saat aku bangun dari tidurku,ternyata aku sudah tidur terlalu lama.Aku langsung berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diriku yang terasa penat.
Setelah selesai mandi,aku turun kebawah untuk makan malam,diruang makan aku bisa melihat ada kak vano yang sedang makan sendiri disana,aku melangkahkan kakiku menuju kearahnya,aku ingin mengajaknya berbicara,walau sebenarnya aku sudah tahu kalau dia akan diam saja dan akan memberiku tatapan tajamnya,yang akan langsung membuatku mati kutu.

"kak kau sudah pulang?"tanyaku mencoba untuk sekedar berbasa-basi.

"dimana mama dan papa!"katanya dengan datarnya,lagi! hari ini dia mengacuhkanku.

The Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang