BAB 2 [LOST]

61 2 0
                                    

Apa yang ada hanya menunggu giliran untuk hilang

BAB 2

REVAN melangkahkan kaki mendekati Di. Saat ini perempuan itu sedang memunggunginya. Dengan langkah hati-hati, ia menampakkan wajahnya secara tiba-tiba, "Siang kekasih hati."

"Astaga, Revan!" pekik Di, "Lo itu kayak hantu siang bolong tau gak. Tau-tau nongol!"

"Tapi tau-tau selalu sayangkan?" ucapnya menyeringai, ia mengusap puncak kepala Di

"Gak!" perempuan itu segera memasukkan satu bakso kemulutnya

"Mau satu dong tayang." ucap Revan manja, ia melirik satu bakso terakhir di mangkok Di

"Gak! Ini bakso terakhir." ucapnya sambil menjauhkan mangkok itu dari Revan, "Suapan terakhir itu paling nikmat. Asal lo tau."

"Pelit." Revan cemberut

"Sana deh, Van. Lo itu pacaran mulu dengan Di. Nyesek tau yang jomblo disini." ucap Tanaya

Revan berdehem, "Makanya nih ya, jangan gantungin anak orang mulu. Emang lo gak tau gimana capeknya nunggu dengan pengharapan?"

Tanaya berdecak, "Berisik lo kayak ibu kos minta tagihan."

Di dan Sinta tertawa

"Frans!" panggil Revan, "Ini ada Sinta. Lo gak mau ngomong sesuatu gitu?"

"Sempak." umpat Frans cukup nyaring. Orang yang satu meja dengannya terkekeh

"Buruan sini lo." panggil Frans tak terima

"Lo ngapel mulu sih, Van. Padahal nih ya –" Gilang memberi jeda, membuat beberapa meja yang dekat dengannya menoleh sambil menunggu ucapan Gilang

"Mereka pacaran lima langkah." sambungnya kemudian, "Masa lo gak bosan nyamperin Di mulu? Kali-kali kek lo nyamperin si Andri. Kan lebih ada enek-enek gitu." tawa Gilang nyaring, disusul tawa yang lain

Sekilas mendengar nama Andri berpikir bahwa ia adalah cowok manis yang bisa saja menjadi idaman wanita

Tapi, Andri kali ini berbeda. Ia adalah laki-laki manjah, bertingkah layaknya ia di takdirkan menjadi perempuan, walaupun berwujud laki-laki. Berjalan gemulai, tangannya lentik, suara di menye-menyekan, suka memakai liptint dan satu lagi ciri khasnya adalah –suka memakai mascara. Oh!

"Kenapa Gilang manggil Andri?" tanyanya mendadak, "Gilang kangen ya?" liriknya manjah. Sumpah detik ini juga Gilang ingin mual

"Mati lo sono. Makan tuh Andri!" semuanya tertawa keras, sedangkan Gilang malah mengumpat, "Udah sana lo. Dasar!"

"Ih, Gilang kasar. Andri terdzalimi." Andri merapatkan tangannya didepan dada, sebagai bentuk pertahanannya

"Najis." umpat Gilang

"Gue kesana dulu." pamit Revan tanpa menunggu jawaban Di, ia segera duduk di sebelah Gilang

"Pesen apa nyet? Gue dengan yang lain udah mesen duluan." ucap Gilang kepada Revan

"Pesan rasa sabar nunggu seseorang bisa gak, Lang?" tanya Frans dengan suara sengaja di besarkan, sejurus kemudian, meja yang tidak jauh darinya menoleh jengkel

"Anjing. Berisik banget lo." umpat Ken, ia tau bahwa saat ini Frans menyindir dirinya

"Yee biarin. Lagian tampang lo perlu di upgrade. Dari tadi wajah lo melempem, kayak kerupuk kena aer!" ketus Frans

LOST [//private]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang