Kenangan dan memori

14 2 0
                                    

Vasha yang sedang menonton acara televisi terganggu oleh adeknya yang tiba tiba merampas remote dan popcorn Vasha.

Tentu nya Vasha ingin sekali menjitak habis habisan kepala bocah ini karena selalu saja mengganggu aktifitasnya.

"woy apa apaan si lu"

"apaan apanya?" jawabnya disertai kekehan kecil

"au ah bodo amat"

Vasha berdiri dari sofa ruang tamu dan hendak berjalan jalan keluar komplek. sekaligus ingin mencari angin pagi. lagipula ia sudah muak dengan adeknya yang petakilan itu.

hari ini adalah hari sabtu dan artinya libur untuk sekolah Vasha. ia sangat gembira karena tidak dipertemukan oleh Raffa.

Vasha ingin berkeliling komplek bersama sepeda kesayangannya pemberian dari ayahnya. Vasha selalu menjaga baik baik sepeda itu agar tidak lecet sedikitpun.

Vasha mengeluarkan sepeda lipatnya berwarna biru tua dari dalam rumah. Ia sempat kecewa karena biasanya setiap pagi ia selalu keliling komplek bersama ayahnya setiap pagi.

Vasha kini berada di taman kompleknya. ia melihat banyak sekali anak anak kecil bermain main disana. Vasha berniat untuk menuju ke lapangan basket, ia sudah lama tidak bermain basket semenjak ayahnya meninggalkannya.

saat hendak menuju ke lapangan, Vasha melihat 4 orang laki laki yang sepertinya sudah tak asing lagi dimata perempuan itu.

tiba tiba ada yang memanggilnya.

"Hey Vashaa, sini"

itu Adrian, dia memanggil Vasha untuk bergabung dengan nya. tapi untuk apa?

untuk Vasha, ada yang lebih menarik di lapangan itu. disana ada Raffa. semenjak kejadian waktu itu ia menembak Vasha, mereka jadi jarang sekali berbicara. Raffa juga jarang menjahili Vasha, dan Vasha juga jarang membentak Raffa karena kabur.

melihat kejadian itu mereka jadi sangat canggung.

uh tapi Vasha merasa bosan disekolah.

"Vash ayo sini main sama abang" goda Xavier.

tiba tiba lamunan Vasha hanyut karena Xavier.

"buset gausa modus deh lo, mau main apa emang?" tanya Zidan

"main basket" Jawab Xavier sarkastik

Vasha segera melangkahkan kakinya menuju lapangan basket. ia sempat melihat Raffa sedang men dribble basketnya tanpa ada rasa ingin melirik Vasha. sepertinya Raffa memang marah kepada Vasha tapi karena apa? memangnya Vasha salah apa semenjak kejadian ia menembak nya?

"Vash lo bisa main basket kan?" tanya Adrian

"umm, bisa kok"

"nah karena Raffa jago basket, gimana kalo kita ngetest jagoan Vasha atau Raffa dalam basket?"

Vasha point of view-ON

"nah karena Raffa jago main basket, gimana kalo kita ngetest lebih jagoan Vasha atau Raffa dalam basket?"

HAH APA? aku main sama Raffa? gak

"gamau ah, gue gabisa" jawabku kesal

"udah ah gapapa, ayo mulai ya 1..2..3" ucap Zidan

tapi saat hendak mulai, Raffa mulai angkat bicara.

"tunggu" Raffa memberi jeda

"gue mau ngasih persetujuan, kalo misalnya gue menang, lo harus mau jadi pacar gue, tpi kalo sebaliknya gue bakal berhenti nge ganggu lo"

Self Defense Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang