Vasha point of view - ON
Hari ini aku harus sekolah, aku takut kalau nanti aku tidak punya banyak teman, dibully, banyak haters, nilai jeblog. Tetapi aku harus usir jauh jauh pikiran itu dari benakku, karena kalau tidak, aku pasti sudah akan pusing tujuh keliling karena memikirkanya setiap saat.
"Vasha, Kaila ayo turun"
Aku yang sedang asyik melamun tiba tiba mendengar suara mama samar samar dari bawah. Aku segera menopang tas ransel ku di pundak tidak lupa juga membawa handphone iPhone 7 ku (sponsor).
"Iya mah otw kebawah"
Aku segera turun kebawah dan kulihat Kaila sudah ada di meja makan dengan iPhone 6s nya yang casing nya berwarna apa tebak?
pink.
"Eh Vasha, nanti kamu berangkat sama tetangga didepan ya. Tenang aja mama udah kenal kok sama orang tuanya"
APA?? aku? berangkat? sama tetangga? oh no no.. tidak tidak.
"Hah?? gamau ah, sama mama aja sih"
"gabisa mama harus ngantar Kaila ke klinik, tiba tiba dia badannya panas banget tadi pagi"
seketika aku menyadari sesuatu bahwa Kaila tidak memakai seragamnya. HUH dasar adek gak tau diri, bisanya ngerepotin aja dari bayi juga.
"ah mama mah gamau, yaudah Vasha berangkat sendiri aja"
"yaudah kalau kamu tau sekolahnya dimana"
Duh. Aku baru inget, sekolah nya aja aku gatau dimana.
"pfft, yaudah, emng tetangga nya siapa?"
"Adrian"
APAA??
Vasha point of view - OFF
Tidak lama, terdengar suara klakson dari depan rumah. Vasha yakin bahwa itu pasti Adrian. Tapi gatau deng hoho~
"nah itu si Adrian, kamu berangkat sama dia aja ya, hati hati loh jangan macem macem ya, jangan nakal juga disekolah"
"iya ma sans ae" Canda Vasha
Lalu Vasha segera salim kepada ibu nya dan ngacir keluar rumah.
"dadah asalamualaikum"
"waalaikum salam"
~~~
Vasha point of view - ON
Saat disekolah aku segera masuk melalui gerbang. Tidak lupa diiringi senyuman khasku, kalau tidak senyum, aku tidak mau dianggap sebagai anak yang sombong.
"Sha, lo kelas berapa sih?"
Tiba tiba aku mendengar Adrian besuara, lalu aku segera menjawab nya.
"11, kalo lo?"
sebenarnya aku ragu untuk menanyakan ini kepada Adrian. Aku tau ini pertanyaan umum, tetapi entahlah aku merasa aneh saja.
"11 juga, semoga kita sekelas ya"
hah? apa dia satu angkatan dengan ku? huh fine.
Aku pun tersenyum simpul kepadanya.
Aku segera melihat ke mading tentang pembagian kelas. Aku menemukan namaku Vasha Affraini.
Aku segera masuk ke kelas yang ditentukan dan menaruh tasku di meja pojok kanan dekat jendela. sebenarnya tadi Adrian izin meninggalkan ku ingin katanya ia ingin berkumpul dengan teman temannya. mungkin dia sudah lama sekolah disini makanya ia punya banyak teman.
Vasha point of view- OFF
Semua siswa berhamburan menuju ke lapangan untuk melaksanakan upacara bendera. Vasha pun ikut menuju ke lapangan untuk upacara.
30 menit berlalu upacara telah selesai. Vasha naik dan memasuki kelas nya kembali. ia selalu tegang jika jam pelajaran sudah mulai apalagi ia anak baru. Semua siswa baik siswi telah memasuki kelas nya masing masing. Vasha sangat kaget bukan main ketika Adrian memasuki ruang kelasnya dan itu artinya ia sekelas dengan lelaki gombal itu, tapi tak apalah.
Adrian melambaikan tangannya kepada Vasha dan duduk di pojok bersama geng nya.
"oke anak anak kita kedatangan murid baru, ayo silahkan perkenalkan diri didepan"
Vasha bangkit dari duduknya dan segera melangkah kedepan, ia mulai angkat bicara.
"hai perkenalkan nama saya Vasha Affraini bisa dipanggil Vasha" Vasha tersenyum kikuk karena ia sangat gugup di lihat oleh penjuru kelas.
"baik kamu dipersilahkan untuk duduk"
Vasha segera duduk dibangkunya kembali, sebelum ia duduk, ia melihat Adrian sedang senyum manis kepadanya. dan tentunya dibalas oleh Vasha.
"anak anak, kelas kita memerlukan ketua kelas untuk tahun ajaran ini. kita akan melakukan voting, ada yang ingin menjadi ketua kelas?"
serempak banyak sekali yang menunjukan tangan termasuk Adrian dan Vasha. Vasha selalu ingin menjadi ketua kelas bahkan osis di sekolah nya, tapi ia tidak pernah menang dalam voting, jadi apa salahnya mencoba lagi?
"baiklah, saya akan membagikan kertas kepada Vasha, Adrian, Raffa, Zidan, Xavier, Bella, Anggita, Zelfa"
Lalu pak Rahman membagikan secarik kertas polos untuk menulis nama masing masing dan ditempel di papan tulis.
Lalu pak rahman bertanya kepada calon ketua kelas apa visi misi mereka.
sebenarnya Vasha belum memikirkan tentang hal itu, tapi ia akan menggunakan visi misi nya pada saat mencalonkan diri di sekolah lama nya.
"visi misi saya membuat kelas bersih dan rapih, mendisiplinkan setiap murid murid yang tidak berperikemanusiaan" Zidan angkat bicara dengan memasukan sedikit bumbu bumbu recehnya.
"kalau saya, saya ingin menjadikan murid murid kelas saya memiliki budi pekerti dan taat akan agama, memiliki rasa kedisiplinan yang tinggi, peduli akan lingkungan sekolah dan mau bekerja sama. saya juga akan menghilangkan senioritas dan tentunya bullying"
Vasha pun ikut angkat bicara, tak salah ia memakai visi misi nya yang lama. sekejap kelas menjadi ramai akibat tepuk tangan dari siswa dan siswi termasuk Adrian.
tak lama setelah semuanya mengeluarkan visi misi nya, diadakanlah voting. Vasha sangat gembira waktu itu ketika ia melihat banyak sekali yang memilihnya.
sekarang adalah saat untuk menentukan siapa pemenangnya.
"dan yang akan menjadi ketua kelas tahun ajaran 2016 - 2017 adalah...."
"Vashaa"
Vasha sangat gembira bukan main, ia selalu gagal menjadi ketua kelas karena kalah dalam voting, tapi ini adalah pertama kalinya ia menang.
Tiba tiba Adrian mengucapkan selamat kepada Vasha.
"heyy congrats ya shaa"
"ehh iya makasih Dri"
~~~
HALO SEGINI DULU YAHCAPE BGT TAU BISA BISA KALO DILANJUTIN JADI KERITING NI JARI AKU
BTW INI BELUM PART YANG BAPER YAA, SBAAR AJAA OK PASTI ADA KOK NANTI
JGN LUPA VOTE YAA
💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Self Defense
Novela JuvenilSeorang gadis polos bernama Vasha yang baru pindah dari Bandung ke kota megapolitan atau disebut Jakarta ini dipertemukan oleh lelaki jahil dan dingin bernama Raffa di sekolah Gadis ini awalnya tak menyangka jika ia bakal dijadikan sebagai pelarian...