FOUND YOU

3.8K 131 8
                                    



Bisma menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya.

Pikirannya kalut, suntuk, ruwet seperti benang kusut. Sudah sepekan berlalu sejak ibunya memberi tahu tentang acara arisan keluarga besar Radjasa, yang akan di adakan akhir bulan nanti di rumah orang tuanya. Bukan arisannya yang membuat pusing, tapi permintaan ibunya supaya Bisma membawa pacarnya kerumah yang membuat dia tak enak makan dan tak nyenyak tidur. Bertemu dengan keluarga besarnya, dan akan di kenalkan ke seluruh anggota keluarganya khususnya kepada eyangnya yang akan datang langsung dari Jogja.

Hhhheehhhhhmmmm.....

Lagi – lagi Bisma menghela nafas panjang, sambil melihat daun daunan yang bergoyang di tiup semilir angin. Pikirannya menerawang dan mengingat kembali tentang percakapan dengan ibunya sepekan yang lalu melalui telpon.

"Pokoknya kamu harus membawa pacarmu nanti. Ibu sudah ndak sabar ingin bertemu dan kenalan sama dia," Pinta ibunya kala itu.

"Aku nggak bisa janji bu, dia itu sibuk. Aku nggak tahu dia punya waktu atau tidak," Bisma masih berusaha mencari alasan.

"Makanya ibu kasih tahunya dari sekarang, supaya kamu bisa bilang ke dia untuk meluangkan waktunya dan dia bisa datang nanti. Ibu ini lho sudah pusing di tanya – tanya sama budhe dan bulikmu, kapan kamu akan memperkenalkan pacarmu ke semua keluarga besar," terang ibunya kemudian.

"Ya nggak usah pusing toh bu, bilang saja belum ada waktunya. Nanti kalau waktunya sudah pas, pasti akan diajak sowan kok," Bisma masih berusaha menghindar.

"Besok itu waktunya sudah pas, le. Semua keluarga akan berkumpul disini, bahkan eyangmu juga akan datang saat ibu bilang kamu akan memperkenalkan pacarmu, calon istrimu nanti," kata ibunya lagi.

"Nah, ibu juga yang salah. Kenapa juga harus bilang kalau aku akan membawa pacarku nanti, tanpa tanya dulu ke aku," kata Bisma sambil memijit pelipis kirinya. Entah mengapa tiba – tiba kepalanya jadi pusing.

"Ehhh kok kamu malah nyalahin ibumu, ibu ini sudah pusing tiap acara kumpul keluarga selalu ditanya – tanya kapan akan ngunduh mantu ? Kapan kamu akan membawa pacarmu ? Ibu juga pengin segera nimang cucu, le !" suara ibunya naik satu oktav, menandakan kalau beliau lagi marah. "Sebenarnya kamu sudah punya pacar atau belum ? Kok susah sekali disuruh bawa kesini," kata ibunya dengan kesal.

Bisma terdiam tanpa bisa menjawab pertanyaan ibunya.

"Kalau belum, nanti ibu carikan. Banyak anak teman ibu yang cantik – cantik, pasti salah satunya mau kalau akan di jodohkan sama kamu. Nanti ibu tanya ke teman ibu dulu," kata ibunya mengagetkan Bisma yang masih dengan setengah hati mendengar ibunya bicara.

"Tidak bu, jangan. Aku sudah punya pacar," Bisma melonjak seketika mendengar kata – kata ibunya barusan.

"Bagus kalau begitu. Jadi bisa, bawa dia kemari ketemu sama keluarga besar ?" tanya ibunya.

"Nggih bu, bisa," Bisma berkata dengan lesu.

"Bagus !" putus ibunya mengakhiri telponnya.

Kalau ingat itu semua kepalanya jadi pusing. Gimana Bisma mau memperkenalkan calon istrinya, kalau pacar saja dia belum punya ?

"Aaahhhh ribet amat nih hidup, pusing." Keluh Bisma sambil mengusap mukanya kasar.

"Kamu kenapa Bis ? Kucel amat mukamu kaya baju yang belum di setrika," tanya Reza, teman selitingnya.

"Ibuku minta aku membawa pacarku kerumah, Rez." Jawab Bisma

"Ya kamu bawa lah, kenapa malah suntuk gitu. Berarti orang tuamu sudah kasih lampu hijau supaya kamu cepat nikah," kata Reza dengan santai.

PACAR SEWAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang