Part 4 : Ada apa?

32 2 3
                                    

    Hari ini aku bangun sangat pagi karena tak ingin kejadian kemarin terulang lagi dan ada satu hal yang benar-benar tak ingin aku harapkan untuk hari ini dan selamanya, yaitu bertemu dengan Kak Goblin yaa benar mau taruh dimana mukaku setelah sadar bahwa dulu aku yang mengajaknya berfoto bersama dan kemarin bisa-bisanya aku tak ingat sedikitpun wajahnya. Sungguh memalukan.
   Sesampainya dikelas kulihat hanya ada 2 orang yang sedang duduk sambil membaca buku, Lalu...
   "Hah apaan nih?" kataku saat melihat satu buket bunga yang cukup besar berwarna merah dan satu batang cokelat yang diikat oleh sebuah pita berwarna pink dan secarik kertas diatasnya

  To: Sandra
  Gue kasih bunga sama cokelat ini sebagai
  awal hubungan kita ya :)
  Have a nice day San!
                                                       -Daniel

"Daniel?" sahutku setelah membaca nama pengirim dari bunga dan cokelat ini
"Eh Sandra udah dateng aja lo?" suara orang dibelakangku
"ANJIR BUNGA DARI SIAPA INI SAN?" yang itu suara Erika yang datang bersama Luna
"Daniel? Daniel ketos itu San?" tanya Luna kepadaku
"Iya" jawabku singkat
"Aduh lagi pada ngapa-?" sahut Dita yang melihat satu buket bunga besar dimejaku
"In-ini dari siapa?" tanyanya terkejut
"Daniel? Hah? Daniel ketos cakep itu San?"
"Iya" ulangku
"Jadian lo sama dia? Dari kapan? Kok gak cerita-cerita sih lo?" sahut Erika yang memborong semua pertanyaan
"Jadian? Nggak lah udah gila ya lo?" jawabku
"Terus? Ini maksudnya apa? 'Awal hubungan kita ya'? Lo di tembak?" kata Luna
"Gak lah, gatau juga sih yaudah lah gak usah dipikirin" jawabku santai
"Ati-ati aja sih ya lo San, lo berhubungan sama cowok hits kayak dia bakalan bencana buat kehidupan lo di sekolah" kata Luna mempringatiku
"Emangnya kenapa?" tanyaku curiga
   "Yaampun San masa lo gak peka banget sih dia itu cowok hits di sekolah kita berarti? Gak jarang dong kalo cowo hits bangak fans nya" sahut Dita
   "Iya San lo harus tetep ati-ati juga cowok yang luar nya manis ada juga loh yang dalemnya brengsek" kata Erika
   "Iya iya, gue bakal tetep ati-ati dan bersikap biasa aja kok. Thanks ya kalian" jawabku dengan senyum.
Aku sangat menyayangi sahabat-sahabatku mereka adalah orang yang paham akan kesulitan dan kebahagiaanku, dan mereka adalah orang yang selalu hadir disaat duka dan sukaku.
****
Bel tanda istirahat telah berbunyi aku dan Luna langsung melesat keluar dari kelas karena cacing-cacing diperut kami sudah tak tahan ingin menyantap makanan di kantin, Dita dan Rika tidak ikut ke kantin karena sedang menyalin tugas Biologi yang banyaknya melebihi populasi manusia di dunia.
"San mau makan apa nih kita?" tanya Luna
"Hmm makan bakso aja yuk!" ajaku
"Ayo dah" sahut Luna
"Pak Darto baksonya 2 ya kayak biasa aja saya duduk disana ya pak" kataku sambil menunjuk tempat kita akan duduk
"Siap deh neng!" sahut Pak Darto
....
"Aduh!" ringisku setelah menabrak seseorang didepanku
"Eh maaf kak" kataku panik karena minuman yang baru kubeli tumpah di rok kakak kelas berwajah jutek itu
"Makannya kalo jalan pake mata dong lo!" sahutnya yang sudah marah karena rok nya terkena jus jambu yang ku bawa
"Maaf maaf kak saya gak sengaja" jawabku
"Bego banget sih, terus ini gimana rok gue kotor gara-gara lo!" katanya sambil menunjuku
Iya suasana kantin ini jadi suram semua orang sedang memandangi kearah kami, biar ku ulang se-mu-a-nya.
"Bella apaan sih lo lebay banget kan lo bisa pinjem rok di UKS" sahut seseorang di belakangku
"Ya gak bisa gitulah Lin ini orang harus tetep tanggung jawab!" katanya semakin marah
Aku sangat amat terkejut setelah tahu siapa orang yang tadi membelaku, iya benar dia adalah orang yang sangat amat tak ingin ku temui, dan sekarang malah membelaku didepan orang banyak seperti ini.

"Ya elah Bel manja banget sih lo? Apa sih susahnya lo ke UKS terus pinjem rok disitu? Lagian kan ada guru yang jaga juga lo tinggal bilang aja" sahut Goblin santai
"Ck! Tau ah" katanya sambil melesat pergi dan berdecak sebal menatapku
   "Lo gapapa kan?" tanyanya dengan senyum
   "Ga-gapapa" sahutku gugup
   "Kita udah ketemu beberapa kali dan lo masih cangung gini ke gue?" tanyanya disertai gelak tawa
   "Hmm thanks ya kak" jawabku tanpa merespon pertanyaannya.
Napsu makanku sudah hilang sejak kejadian tadi aku tak tahu harus bagaimana masalahku dengan kakak kelas bertambah satu lagi, setelah menghabiskan setengah porsi bakso ku aku dan Luna langsung melesat ke kelas.

                                      ****
    Waktu sudah menunjukan pukul 16.15 dan aku masih duduk di halte sekolahku, aku memang pulang jam 4 sore karena aku mengikuti ekskul mading namun jemputanku sedari tadi tak kunjung datang, iya jemputanku adalah supir satu darahku itu Kak Reiner dia sudah biasa telat seperti ini.
Drtt.. drtt..
   Babi Laut is calling...
Tiba-tiba ponselku bergetar
   "Halo de gue gak bisa jemput lo ya soalnya masih ada kelas nih gue"
   "Yaelah bang dari tadi kek lo ngomongnya jadi kan gue bisa langsung pulang"
   "Yaudah sih baru telat dikit doang, yaudah yah lo hati-hati langsung pulang jangan jalan dulu"
   "Iyaa bawel"
Tut.. tut..
Langsung ku pesan ojek online dengan tujuan ke alamat rumahku namun sedari tadi tak ada satu pun driver yang menerima pesananku sekitar 10menit aku terus mencoba tapi tetap saja hasilnya nihil. Sudah pukul 16.45 dan aku masih duduk disini entah menunggu apa tapi aku tak tahu harus pulang bagaimana, sekolah sudah sangat sepi mungkin tinggal aku saja yang masih disini.
   "Belom pulang lo?" tanya seseorang disampingku
Kutengok dan ternyata dia adalah orang yang membelaku tadi di kantin, aku terkejut, aku malu, dan aku tak tahu harus menjawab apa.
"Eh gila dong gue tanya malah bengong"
"Be-belom" jawabku gugup
"Yaudah yuk pulang bareng sama gue aja!" katanya
"Ha-ah? Hmm gak gak gak usah gue juga lagi pesen grab kok" jawabku berbohong
"Bener nih? Udah sore loh gue gak mau tanggung jawab kalo ada apa-apa sama lo biasanya sih kalo udah mulai sore gini banyak penjahat yang suka nodong" katanya sambil menakutiku, aku hanya terdiam
"Ayo mau gak nih?" tanyanya lagi
"Yaudah deh" jawabku terpaksa sambil naik ke atas ninja merah miliknya
"Rumah lo dimana?" tanyanya
"Perumahan Bukit Indah blok C no 14" jawabku lengkap
"Yaudah nih pake helm nya" katanya sambil memberiku helm
Selama perjalanan menuju ke rumahku hanya ada keheningan yang terjadi. Namun aku tersadar kalau dia melewati jalan yang berbeda
   "Eh eh rumah gue kan belok kesana" sahutku sambil menunjuk arah kerumahku
   "Kita makan dulu ya?" katanya
Aku hanya terdiam mengikuti apa maunya dia, sesampainya di rumah makan pinggir jalan aku hanya dapat menatapnya canggung
   "Mau pesen apa lo?" tanyanya kepadaku
   "Gak usah deh kak gue udah makan tadi" jawabku berbohong
   "Yaudah mas nasi goreng ayam nya 2 sama es teh manis nya 2 juga" pesannya kepada seorang pelayan
   "Gue kan udah bil-" protesku yang terputus
   "Gue tau lo belom makan kan? Gak usah malu-malu deh muka lo tuh udah pucet banget tau" katanya sambil tersenyum.
Aku sangat merasa canggung berhadapan seperti ini dengannya, tadi aku bilang tak ingin bertemu dengannya lagi, Namun ada apa? Mengapa aku malah justru terus berurusan dengannya. Ada apa ini?

-Difference

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang