Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
Dayang Sumbi menjalani hari-hari penuh penghinaan, bahkan para dayang, dengan wajah mengejek, selalu memberi hormat kepada suaminya dan memanggil anjing itu dengan sebutan Raden Tumang.
Namun, dirinya bertahan, Tumang, suaminya setiap malam di dalam peraduan, selalu menemani dalam wujud manusia. Perilaku pemuda itu lembut, membuat Dayang Sumbi bersyukur atas keberuntungan yang diperoleh.
Satu bulan berlalu, akhirnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati kembali ke kerajaan. Terkejut akan peristiwa yang telah terjadi, penguasa Keraton memerintahkan pengawal memanggil seluruh pihak yang terlibat.
"Apa kalian sudah gila mengizinkan hal terkutuk ini terjadi!" bentak Kanjeng Gusti Pangeran Adipati ke arah permaisuri dan selirnya.
"Dia telah bersumpah atas kemauannya sendiri! Apakah Kakanda ingin dia mengingkari ucapannya?" balas Kanjeng Bendara Raden Ayu menatap murka suaminya.
"Dia hanya bercanda!" balas Kanjeng Gusti Pangeran Adipati, membela putri kesayangannya.
Menatap jijik ke arah suaminya, permaisuri berkata, "Sudah terjadi, pernikahannya syah, dan telah disaksikan masyarakat, Kakanda tidak dapat melakukan apa-apa lagi."
"Aku bisa membuatnya menjadi janda!" raung Kanjeng Gusti Pangeran Adipati "Bunuh anjing itu!" perintahnya kepada pengawal yang ada.
Selanjutnya dapat dibaca di:
https://karyakarsa.com/Benitobonita/3-tangkuban-perahu
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisikan Surgawi: Kisah Tangkuban Perahu [End]
FantasiPenguasa Bawanapraba, meminta Jaka, salah satu panglimanya yang memiliki kekuasaan atas hewan di Bumi untuk mencari kepingan kristal miliknya yang pecah dan tersebar di Bumi Nusantara. Dalam pengembaraannya, Jaka pun memakai wujud seekor anjing hita...