You Never Walk Alone[Part 2]

753 84 29
                                    

Warning!! NC17+

Taehyung melirik jam tangannya yang terpasang rapi di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir pukul 10 malam dan Sooyoung masih belum bicara.
Untuk satu permintaan, Taehyung yakin Sooyoung mempunyai berbagai penjelasan di dalamnya. Walaupun pada kenyataannya Taehyung mengerti apa yang dimaksud Sehun. Hanya saja, alasan dan obat jenis apa yang Sooyoung pakai, ia tidak tahu menahu soal itu.

"Kapan kau akan mulai bicara?" Taehyung mendapati dirinya bicara. Terdengar serak dan rendah. Hampir tidak mengenali suaranya sendiri.

Tidak ada jawaban. Sooyoung masih diam, larut dalam pikirannya sendiri dan menatap langit-langit apartemennya.

Sejak kedatangan Sehun ke tempat anak-anak pinggiran, Taehyung menyadari perubahan raut wajah Sooyoung. Terutama setelah ia meminta penjelasan dari gadis itu. Ia hanya tidak ingin salah mengartikan sesuatu yang sangat-sangat-berbeda-dari-apa-yang-Sooyoung-lakukan.

Sehun bilang Sooyoung selalu mengganti pasangannya setiap malam, pasangan dalam hal apa? Sehun bilang Taehyung adalah korban Sooyoung yang selanjutnya, korban apa?
Sehun bilang Sooyoung dapat menghubungi Sehun jika memang membutuhkan bantuan setelah memakai obat itu, bantuan dalam bentuk apa dan.. obat apa yang dimaksud Sehun?

Taehyung mengacak rambutnya sendiri frustasi. Terlalu banyak 'kata Sehun' di pikirannya. Bagaimana pun, yang ia butuhkan adalah 'kata Sooyoung' bukan 'kata Sehun'. Sooyoung lah yang merasakannya dan Sooyoung lah yang tahu banyak semua tentang dirinya sendiri. Lalu sekarang apa? Gadis itu hampir tidak bicara selama satu jam.

"Sudah hampir Setengah jam dan kau masih belum bicara. Sebaiknya aku kembali ke apartemenku. Mungkin yang dikatakan Oh Sehun tadi benar, sebentar lagi pasti akan datang laki-laki ke sini."

Taehyung bangkit dari kursinya, berjalan perlahan menuju pintu apartemen Sooyoung dan memegang pegangan pintu sampai akhirnya Sooyoung memintanya menunggu.
Taehyung memutar tubuh dan memandang Sooyoung yang sudah bangkit dari tempatnya duduk.

Menit berikutnya mereka lewati dengan suasana yang lebih serius. Keduanya duduk saling berhadapan, sedangkan di tengah mereka, sebuah botoh dan satu alat suntikan berhasil membuat Taehyung kembali bertanya-tanya.Obat apa dan siapa yang menggunakan obat ini?

Dan detik selanjutnya benar-benar menegangkan. Sooyoung baru saja membaca pikirannya dan berkata, "Ini obat yang dimaksud Oh Sehun tadi. Bukan narkoba atau sejenisnya yang menyebabkan kecanduan, kau bisa mengeceknya jika kau mau."

Untuk beberapa saat Taehyung merasa ragu. Tangannya gemetar meraih obat itu, di tatapnya Sooyoung yang juga menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Taehyung merasa harus mengecek obat itu, entah mendapat keberanian darimana, dengan gerakan cepat obat itu sudah berada di tangannya.

Ia memandang beberapa hangul yang tertulis tepat di badan botol obat tersebut. Kemudian matanya terbuka, keterangan obat itu benar-benar mengejutkannya, dan ia memandang Sooyoung. Kali ini giliran gadis itu yang bicara.

"Itu yang selalu ku gunakan ketika aku merasa kebahagiaanku menghilang. Terbang terbawa tiupan angin, dan entah mendarat dimana. Yang aku tahu saat itu aku membutuhkan kebahagiaanku kembali, dan dengan satu suntikan di sini," Sooyoung menunjuk lengannya. "Dan satu sambungan telpon ke bar terdekat di sini, kebahagiaan itu datang lagi."

"Dengan menjual dirimu sendiri? Membiarkan jati dirimu di ambil laki-laki bajingan yang memanfaatkanmu?" Taehyung berkata meremehkan.

Sooyoung menangis, satu tetes air mata pertama yang dilihat Taehyung tepat di hari pertama mereka bertemu. Kali ini tidak ada rasa simpati dalam diri Taehyung, ia merasa amarahnya memimpin kendali atas dirinya.

You Never Walk AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang