Chapter 2. About Steven

5.8K 402 16
                                    

[Pict:Steven]

--------

*Steven POV*

Aku masih teringat cerita Damian tadi, Aku merasa sangat kasihan dengannya, di umurnya yang terbilang masih kecil Damian sudah mengalami masalah yang sangat berat.

Berbeda denganku, Aku lahir dalam kelurga yang sangat kaya dan bahagia. Kedua orangtuaku menyayangiku, walaupun ayahku mendidikku sangat tegas.

Aku lahir dengan nama Steven James Stifler, ya, dengan begitu setiap orang yang mengetahui namaku pasti akan langsung menghormatiku. Karena namaku juga, Aku tidak mempunyai banyak'teman sejati'karena mereka biasanya hanya menginginkan hartaku saja, tetapi aku tetap mempunyai sahababat karena mereka juga kaya dan mengerti diriku.

Huffttt, Aku jadi memikirkan Damian lagi, Aku merasa bersalah karena bertanya tentang kelurganya dan membuatnya menangis. Oh ya, mungkin Aku bisa mengajaknya makan siang sebagai permintaan maaf, ya, aku akan mengajaknya makan siang di restoran mahal, siapa yang tidak senang diajak makan siang di restoran mahal dan sebentar lagi waktunya jam makan siang.

--------

Sudah jamnya makan siang, aku akan menyuruh Vidya memanggilnya.

"Vidya, panggil OB baru itu ke ruanganku sekarang juga."

"Baik tuan Steven."

Saat menunggu jam makan siang tadi, aku sudah memikirkan akan pergi kemana. Aku akan pergi ke restoran steak, selain tempatnya bagus dan mahal, restoran itu juga tidak terlalu jauh dari sini.

Tok tok tok...

"Masuk."

"Ada keperluan apa tuan memanggil saya datang kemari?" tanyanya.

Wajahnya sudah terlihat tenang dan biasa-biasa saja, hanya matanya yang sedikit merah karena habis menangis tadi.

"Aku ingin mengajakmu makan siang," jawabku.

"Huh? Apa tuan tidak salah, kenapa tuan mengajakku makan siang? Saya hanya seorang Office Boy baru disini."

"Tidak, Aku tidak salah. Memangnya salah jika Aku mengajak karyawanku makan siang?"

"Tidak salah. Tapi untuk apa tuan?"

"Anggap saja sebagai permintaan maafku untuk tadi pagi."

"Tidak perlu tuan, tuan tidak usah merasa bersalah, saya tidak apa-apa."

"Tidak. Aku tidak menerima penolakan."

"T-tapi tuan...."

"Sudah kubilang aku tidak menerima penolakan, ayo, jam makan siang tidak berlangsung selamanya."

Tangan Damian langsung kupegang, oh betapa halus dan lembut tangannya, aku merasa tidak ingin pernah melepaskan tangan ini. Begitu kupegang, aku menariknya keluar dari kantorku. Vidya terkejut melihat aku menarik tangan Damian, sedangkan Damian hanya bisa pasrah dan menundukkan kepalanya. Aku menuju lift dan turun ke basement untuk mengambil mobilku.

"Tuan Steven, saya mau dibawa kemana?"

"Hah, kenapa kau masih bertanya, tentu saja kita akan ke restoran, kita kan akan makan siang."

"Sudah kubilang tidak usah tuan, Saya tidak apa-apa, tadi paga Saya hanya terlalu emosional karena mengingat keluarga saya."

"Baiklah, jika kau tidak ingin menganggap ini sebagai permintaan maaf, Aku mengajakmu karena Aku memang ingin mengajakmu dan tidak ada tapi lagi, jika kau masih saja menolak, Aku akan memarahimu."

My Beloved Boy [MXM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang