Chapter 4. Date

6.1K 343 40
                                    

[Pict:Damian]

--------

*Steven POV*

Aku terbangun di pagi hari, aku teringat bahwa hari ini aku ada kencan, segera ku cek jam di nakas samping tempat tidurku, saat kulihat ternyata sudah jam 08.45. Ah, aku akan terlambat, ini semua karena semalam aku pulang sudah larut dan aku tidak bisa tidur karena memikirkan tempat bagus yang akan kami kunjungi. Segera kuturun dari tempat tidurku dan menuju kamar mandi, aku mandi dengan cepat karena takut Damian akan menunggu terlalu lama. 5 menit aku berada di kamar mandi, aku segera mengeringkan tubuhku dan berjalan menuju walk in closet untuk mengambil pakaianku hari ini, aku memlilih menggunakan kemeja hitam dengan vest hitam beserta celana jeans hitam hingga sneakers boots berwarna hitam, tidak lupa juga aku menyemprotkan parfum agar aku wangi.

Aku segera menuju basement dimana mobilku berada dan memasukinya, aku membawanya secepat mungkin, saat ditengah perjalanan aku terkena macet, kulihat jam di mobil, ternyata sudah menunjukkan pukul 09.20.

--------

*Author POV*

Dilain tempat, Damian sedang duduk menunggu di bangku panjang depan gedung apartemennya, dia sudah menunggu sejak pukul 08.50 namun Steven belum kunjung datang. Damian sudah bangun sejak pagi-pagi sekali untuk membereskan rumah terlebih dahulu dan bersiap untuk pergi bersama Steven, dia masih memikirkan hal kenapa Steven mengajaknya pergi dan mulai cemas kenapa Steven tak kunjung datang, apakah Steven terkena kecelakaan saat menuju kemari? Atau Steven mendapat urusan pekerjaan secara tiba-tiba? lalu, kenapa Steven tidak menghubunginya? Berbagai pertanyaan muncul dipikiran Damian hingga sebuah mobil berwarna hitam-yang Damian tahu siapa pemiliknya-berhenti di depan gedung apartemennya dan keluarlah seseorang yang sedang ia tunggu sejak tadi, orang itu berlari menghampiri Damian karena ia tahu ia sangat terlambat.

"Maafkan aku Damian," maaf Steven karena dia sudah terlambat.

"Tidak apa-apa tuan Steven, yang penting tuan sudah sampai dengan selamat, saya kira terjadi apa-apa dengan tuan Steven."

"Aku benar-benar minta maaf Damian dan tidak perlu seformal itu cara bicaramu kepadaku, panggil saja aku Steven dan jangan menggunakan kata 'saya' maupun 'anda' karena kita sedang tidak berada di lingkungan kerja."

"Baiklah, tuan Steven."

"Kalau begitu, ayo naik ke mobilku." Damian hanya mengangguk untuk menjawab ajakan itu.

--------

*Steven POV*

Setelah kami berdua naik ke mobilku, aku mulai memperhatikan Damian, Damian menggunakan kemeja putih yang dibalut dengan sweater biru muda dan celana jeans putih hingga sneakers berwarna putih juga, sepertinya Damian menyukai warna putih yang sangat cocok berdampingan denganku yang menyukai warna hitam.

"Apa saat weekend kau tidak pergi kemana-mana?"

"Saat weekend Robert akan selalu mengajakku pergi, namun karena ada urusan pekerjaan yang mendadak weekend ini, Robert membatalkannya."

"Tunggu, Selalu? Maksudmu, setiap weekend kau selalu pergi dengan Robert?"

"Iya, Robert selalu mengajakku pergi entah sekedar berjalan-jalan di mall atau pergi ke tempat wisata. Sejak kecil, kedua orang tua Robert suka mengajakku pergi jalan-jalan bersama Robert, namun ketika kami mulai dewasa, orang tua Robert membiarkan kami hanya pergi berdua karena kami sudah mengerti."

"Jadi Maksudmu, sejak dulu kau selalu berjalan berdua bersama Robert?" tanyaku kaget dan ada rasa marah dalam diriku karena mengetahui Damian selalu berpergian bersama Robert.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Beloved Boy [MXM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang