Prolog

193 22 2
                                    

"Balikin mainan aku Devan!" Kirana berteriak pada Devan di siang hari yang amat terik.

"Gak mau, sekarang mainan ini jadi punya aku!" seru Devan lalu berlari pergi dari Kirana.

"Punya aku Devan!" Kirana mengejar bocah berumur 7 tahun itu.

Kirana terus mengejar Devan hingga dia terjatuh, dan menangis kesakitan.

'bruk'

Suara itu berasal dari arah Devan. Dia terjatuh karena tersandung.

"Ini mainan kamu," tangan mungil bocah laki-laki lain menjulur memberikan mainan Kirana yang tadi diambil oleh Devan.

"Terimakasih,” Kirana lalu mengambil mainan yang bocah laki-laki itu berikan. Dan kemudian bocah itu tersenyum.

“Oh iya, nama aku kirana. Nama kamu siapa?" Kirana, gadis kecil berumur 6 tahun itu mengenalkan dirinya.

"SATRIAAA! Pulang, kita harus bergegas!" seru seorang wanita yang berumur sekitar 29 tahun.

"Aku harus pulang." Satria pamit pada Kirana.

"Kenapa?" tanya Kirana polos, dan tangannya menahan Satria.

"Aku gak tau, tapi besok aku akan kesini lagi kok." Satria menggenggam tangan Kirana.

"Yaudah, aku tunggu." Kirana melepaskan tangannya yang menahan Satria pergi.

Satria sudah masuk kedalam rumahnya, yang sangat dekat dari taman kompleks ini.

"Tadi itu siapa?" tanya Devan.

"Emang kenapa? Kamu nakal! Aku gak mau main lagi sama kamu," Kirana beranjak pergi.

"Maafin aku, aku cuma pengen main sama kamu. Kamunya gak mau main sama aku, jadinya aku ngambil mainan kamu biar kita bisa main." Devan berkata lugu.

"Yaudah," Kirana luluh, karena Devan adalah temannya dari lahir.

---

"Kirana," Satria menegur Kirana yang sedang bermain dengan Devan.

"Kamu kan yang kemarin jatuhin aku kan? ngapain kamu disini?" Devan terkejut melihat Satria, sekaligus marah.

"Udah, Devan. Dia teman aku," Kirana memberhentikan perilaku buruk Devan.

"Sejak kapan? Teman kamu kan cuma aku."

"Kemarin, dia yang balikin mainan aku dari kamu. Dia baik," jawab Kirana.

Kirana kemudian menarik tangan Satria, agak menjauh dari Devan.

"Makasih kamu udah balik. Jangan pergi lagi ya," Kirana tersenyum manis.

"Na, kemarin aku cuma ke rumah aku aja. Gak kemana-mana," Satria tertawa kecil.

"Tapi kamu--"

Satria memotong perkataan Kirana. "Maaf, hari ini aku benar-benar pergi."

"Pergi kemana? Apa kamu besok balik lagi? Buat main sama aku?" Kirana melemparkan banyak pertanyaan pada Satria.

"Tidak besok Kirana, tapi aku janji. 10 tahun lagi, aku akan kembali. Dan menetap, untuk menjaga kamu." Satria menampilkan senyuman indah miliknya.

"Janji?" Kirana menunjukkan jari kelingkingnya yang kecil.

"Iya," Satria mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Kirana.

[A] Roleplay World [9/9]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang