4.Perlahan

23 4 0
                                    


"Yan,gue perlu ngomong sama lo" kata seseorang di telepon.

"Dimana?Kapan?Ngomong soal apa?" Tanya Brian.

"Cafe Ocre, Sekarang, soal Kania" jawab sang lawan bicara.

"Okeh OTW Gar" ucap Brian langsung.
Setelah itu Brian segera bersiap untuk menemui Edgar.

●●●●●●●

"Edgar Edgar lo emang yang paling baik dari yang terbaik" gumam seorang gadis pelan.

Dia diam sambil memikirkan lelaki idamanya,Edgar.

"Ganteng,Manis,perhatian lagi" sambil tersenyum layaknya orang gila.
Bahkan Kania sendiri bingung dibagian mana Edgar dapat dibilang perhatian.Mungkin ganteng dan manis sudah menjadi hal biasa bagi Kania, tapi tidak dengan Perhatian lelaki itu irit bicara, kaku, dingin, dan terkesan tidak peduli.

●●●●●●

Seorang lelaki tengah duduk di sudut Cafe, dia memandangi jalanan luar yang tampak ramai seperti biasanya dengan tatapan sendu.

"Ne,aku kangen kamu.Dulu duduk di tempat ini adalah favorit kita, makan bersama, dan bercanda bersama.Tapi....." dia mengusap air mata yang jatuh.Dia menangis lagi.Bahkan dia tidak peduli jika ada yang melihat dan mengatakan nya cengeng.

"Tapi semua berubah setelah kejadian naas itu Ne".

"Gar, udah lama kita gak ketemu" Tiba tiba ada seseorang yang datang menghampirinya.

"Oh Eh Bang,iya kita udah lama gak ketemu,Duduk gih" sapanya.

"Ada apaan tumben banget sih lo?"

"Kania bang,Dia"

"Ya?Kenapa dengan Kania?"

"Gue ketemu Dia Bang"

"Gue udah tau" jawab Brian

"Kok?" Tanya Edgar penuh tanda tanya.

"Kania cerita ke gue dia bilang,Dia pulang diantar oleh lelaki yang bernama Edgar,Edgar Pratama Rakajaya"

"Oh dia bilang begitu"

"Iya,apa yang pengen lo omongin, katakan saja to the point,Gue gak seneng bertele tele"

"Gimana gue hadepin Kania bang?Kasih tau gue caranya.Sekarang Kania mengejar ngejar gue, Gue selalu berusaha menghindar dengan kata kata pedas tapi dia tetap pada pendirian nya." Kata Edgar disusul dengan helaan nafas nya.

"Lo gak bisa lakuin apa apa.Suatu saat dia akan ingat dengan sendirinya." Ucap Brian mengingat tawa adiknya saat bercerita tentang Edgar.

"Cara satu satunya yang bisa lo lakuin adalah menerima ny kembali,Gar" itu adalah saran Brian.

"Ya" jawab Edgar lirih hampir seperti bisikan.

"Lo harus bisa jalanin nya.Gue percaya lo gak bakalan sakitin adek kesayangan gue.Lo bisa gue percaya kan?"

"Abang bisa percaya padaku" janji Edgar dengan sepenuh hati.

"Sip,gue pulang deh udah keburu malem"

"Yoi bang"

Brian jalan pergi meninggalkan Edgar yang sedang memikirkan sesuatu.

"Ya,cuma itu satu satunya cara.Mendekati mu secara perlahan.Dan saat itu tiba,aku harus siap jika aku harus pergi lagi darimu" batin Edgar.

●●●●●●

Voment ya!!
See you.

The AnswerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang