5.Bekal spesial buat Ata

29 2 0
                                    


Edgar POV

Dia tengah diam di tempat yang sepi. Atap sekolah pilihan nya.
Dia memutar kenangan lama yang berusaha dia lupakan, tapi digagalkan oleh dia sendiri. Dia mengkhianati janji nya sendiri.

"Ine..." air mata itu lolos dari pelupuk matanya.

"Ataaaa" teriak seorang gadis.

"Ineeee" balas sang lelaki berteriak pula.

"Ine bawain bekal spesial buat Ata yang spesial di hati Ine"

"Wow, bekal pas banget Ata lagi laper, siniin gih"

"Iya ini dimakan yaaa"

Mereka berdua menikmati setiap waktu yang mereka lalui bersama.Seakan tidak ada kesempatan lagi untuk mengulangnya.

"Nee, tetep terus kayak gini ya" ucap sang lelaki dengan wajah sendu.

"Iyalah Ta, itu gak perlu disuruh"

Mereka akhirnya melanjutkan makanya, sambil diselingi tawa.

Lamunan nya buyar tatkala mendengar suara gadis dibelakangnya.

"Ternyata Kak Edgar disini"

Aku langsung menoleh dan, ternyata ada Kania disana.

"Ngapain lo kesini?" Tanyaku dingin.

Dia hanya diam menatapku. Aku segera bangkit meeninggalkan dia

"Pasti cewek itu berharga banget ya buat kamu?"

Aku langsung menghentikan langkahku. Tubuhku kaku mendengar pernyataan nya.

"lo gak berhak ikut campur sama kehidupan gue dan juga stop panggil gue kakak karena gue bukan kakak lo" kataku dingin.

"ya aku tau itu, tapi boleh aku tanya satu hal?"

Edgar hanya diam. Tidak menjawab atau sekedar menoleh.

"Kemana perginya dia? Kenapa dia tidak bersamamu? "

Pertanyaan itu lah yang sebenarnya dari lama kutanyakan pada diriku. Pertanyaan tersebut benar benar menohok hatiku. Membuka luka lama yang bahkan belum mengering. Menambahkan goresan luka dan gurat duka yang kian memuncak.

"kemana dia? Dia ada dibelakangku, dia sedang berbicara denganku, dialah yang sedari tadi kurindukan, Dia juga lah yang bertanya untuk siapa rindu ini, Dia adalah kamu Ne, Catherine Kania Venezuella". Batinku.

"Dia udah lupa sama gue, Dia udah nggak ada disini, bagi gue dia udah mati". Jawabku akhirnya.

"Lalu apakah orang yang sudah mati patut untuk kita tangisi? " tanya nya.

Kali ini tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulutku. Lidahku kelu, enggan untuk membalas apa yang dikatan nya.

"Kamu nggak patut menangis untuk orang yang udah nggak ada di dunia ini disaat orang lain tengah menangis untukmu." Jawab Kania lalu berlalu meninggalkan ku.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The AnswerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang