1 . buset - kagak kenal gue

1.6K 227 42
                                    

"Bang Seungkwan!" sapa salah satu anak kelas sepuluh saat Seungkwan hendak memasuki pintu kantin.

"Ape?" tanya Seungkwan berhenti di tengah jalan. Jelas menghalangi orang-orang yang mau masuk ke dalam kantin.

Anak kelas sepuluh yang memanggil Seungkwan itu menghampiri. Ia menyerahkan sebuah kertas ke depan muka seniornya sambil cengar-cengir.

"Gua udah siap bet siap nih, Bang, buat perform di pensi," katanya bangga.

"Wuih! Ini skrip lu, Chan? Hadeu, hadeu. Bangga gua, Chan. Tapi gua baca dulu yak. Eh, apa lu mau latian di depan gua?" tawar Seungkwan sambil membaca sekilas skrip Stand Up Comedy milik Haechan. "Gua baca sekilas kayaknya lucu nih."

Dada Haechan makin membusung dibilang begitu. "Siapa dulu dong, Bang, yang buat. HAECHAN!"

Seungkwan manggut-manggut bangga. "Ya udah dah, nanti lu kabarin aja yak kalo mau latian sama gua."

"Wuih, siappp," ia berlagak posisi hormat. "Gua balik ke kelas dulu yak, Bang. Belom ngerjain tugas gua."

"Lu giliran bikin ginian jalan, bikin pr kagak."

"Kayak lu kagak aja, Bang."

"Beda gua mah, udah senior."

Seungkwan kemudian berbalik badan, bermaksud mau kembali melanjutkan langkah menuju kantin. Baru selangkah jalan, tau-tau bahu Seungkwan ditubruk hingga cowok itu oleng dan jatuh dengan bokong duluan menyentuh lantai.

Allahu. Pantat Seungkwan sakit.

"Bus--"

"Ih, sakit!"

Seungkwan mengerjap. Pasalnya yang jatuh dia, kenapa yang bilang sakit malah cewek ini?

"Lah, gua yang jatoh kok lu yang--"

"Hih, bukannya minta maaf malah marah-marah," sewot cewek itu.

LAH, YANG MARAH-MARAH JUGA SOKAP???

Teman di sebelah cewek itu udah aja menarik-narik tangannya agar membiarkan Seungkwan.

"Jadi, cowok kok lenjeh," jeda sebentar, "machoan dikit kek lu."

Setelah mengeluarkan kalimat pedas yang menusuk Seungkwan tepat di ulu hati, cewek itu langsung pergi diikuti temannya yang sibuk komat-kamit mengucap maaf tanpa suara ke Seungkwan.

Seungkwan masih disorientasi.

Satu-satunya kata yang keluar dari mulutnya, "Buset."

💎

"Terus aja gue yang kerja, terus aja!" bentakan Sinbi mengheningkan kelas 12 IPA 3. Ia melempar makalah biologi yang sudah dijilid rapi ke atas meja yang diduduki oleh Umji.

Bukan, bukan Umji yang sedang jadi target amukan Sinbi. Melainkan, Rocky dan Yeeun yang sedang berkumpul dengan geng masing-masing.

"Heh, Rocky! Ke mana lu semalem hah? Gue line kagak dibales tapi lu update snapgram. Kalo kagak mau ngerjain bilang! Biar gak usah gue tulis nama lu sekalian," amuknya pada target pertama.

Rocky mengkeret sendiri di atas meja yang sedang ia duduki. "G--gini, Bi. J--jadi se--semalem--"

Gagu dadakan Rocky dibuatnya.

"Lu juga!" tunjuk Sinbi pada target kedua amukannya. "Sok-sok nanya mau dibantu apa, giliran gue kasih tugas malah ngilang lu!"

Yeeun menatap Sinbi dengan tampang bete, "Ya kan gue gak ngerti maksud lo apa, Bi. Lagian minta tolong kagak ada sopan-sopannya."

Emosi Sinbi makin naik ke ubun-ubun, "gAK TAU DIRI YA LU! Masih mending gue mau buatin ini makalah! AN--"

Umji buru-buru menutup mulut Sinbi yang siap mengeluarkan umpatan.

"Udah, Sinbi, udah," katanya. "Temenin Umji ke kantin aja, yuk!"

Tanpa menunggu persetujuan Sinbi, Umji langsung menariknya ke kantin.

"Pantesan aja diputusin Chanwoo, galak banget sih lagian jadi orang," kata Yeeun sadis saat Sinbi dan Umji sudah keluar kelas.

Sepanjang jalan, Sinbi menarik dan membuang napas berkali-kali. Ia berusaha meredamkan emosinya. Tapi tetap saja kepalanya panas. Semalam ia sampai tidak tidur demi menyelesaikan makalah itu. Sendirian. Gak lagi-lagi deh sekelompok sama Rocky dan Yeeun. Sinbi kapok!

"Yah, rame banget tempatnya Mang Jali," keluh Umji. Ia padahal mau beli roti di sana.

"Ya kalo lu laper beli aja. Gue tungguin," kata Sinbi.

"Seriusan, Bi? Yaudah, Umji masuk dulu. Sinbi mau nitip apa?"

"Gak ah. Gak nafsu makan gue."

Gak lama kemudian, Umji keluar membawa tentengan berisi dua roti.

"Yang sosis buat Sinbi!" kata Umji sambil nyengir.

"Dibilangin gue gak laper."

"Sinbi kan belom sarapan! Harus makan roti ini biar bisa konsen," kata Umji.

"Kagak bakal konsen gue, Ji, masih emos--IH, SAKIT!"

Teriakan Sinbi diikuti dengan suara bokong seseorang mencium lantai.

Anjing, ada aja yang bikin gue emosi sih pagi ini.

Orang yang menubruk Sinbi itu melotot kaget, "Lah, gua yang jatoh kok lu yang--"

Emosi Sinbi kembali naik, "Hih, bukannya minta maaf malah marah-marah!"

Mata orang-orang sudah jelas langsung tertuju pada Sinbi dan cowok yang duduk di lantai itu. Umji menggigit bibir panik, ia langsung bisik-bisik ke Sinbi buat cepat-cepat pergi dari kantin. Ia tidak mau kegalakan sahabatnya menjadi buah bibir anak-anak sekolah. Padahal mah semuanya juga tau segalak apa Sinbi. Dan, ia juga memang sedang dibicarakan anak-anak perihal putusnya ia dengan mantannya.

"Sinbi, udah," bisik Umji untuk ketiga kalinya. Akhirnya, Sinbi melunak ia menuruti permintaan Umji.

Tapi bukan Sinbi kalo gak meninggalkan kalimat yang nyelekit.

"Jadi, cowok kok lenjeh," jeda sebentar, "machoan dikit kek lu."

Yang sukses membuat korbannya mati kutu.

"Sinbi galak banget sih tadi? Padahal kan Sinbi yang nabrak," kata Umji pelan kala mereka keluar kantin.

"Biarin aja, gue gak kenal ini."

"Ihhhh, Sinbi. Masa gak kenal?"

"Emang siapa sih itu? Anak kelas sepuluh?"

"Bukan, Biii. Itu Seungkwan. Anak angkatan kita."

"Oh," ucapnya. "Kagak kenal gue."

💎

-hello!

macho [seungkwan x sinb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang