#3

57 6 6
                                    




***


Joshua mendorong pintu kafe kemudian mengedarkan pandangannya mencari sosok Hyera yang menjadi tujuannya datang sepulang dari kantor.  

"Selamat malam~ Selamat datang, tuan~ Ingin meja untuk berapa orang?"  

Joshua disambut dengan sangat ramah oleh pelayan kafe yang memiliki senyum cerah. Matanya berbinar melihat Joshua yang begitu tampan dengan setelan kerjanya. Dia melebarkan senyumnya agar Joshua ingat atau mungkin bisa sedikit tertarik padanya. Joshua telah membuat seorang anak gadis jatuh cinta pada pandangan pertama.

Senyum tipis Joshua semakin menambah debaran jantung si pelayan. Rasanya, jika dia diijinkan pingsan, dia ingin jatuh kedalam pelukan Joshua.

"Tidak perlu, aku datang untuk menjemput calon istriku"

Ekspresi pelayan itu langsung berubah. Tidak ada lagi senyum cerah, tidak ada mata yang berbinar. Raut wajahnya berubah datar setelah mendengar kata calon istri dari sang pujaan hati.  

Dia patah hati beberapa detik setelah hatinya tercuri.  

Joshua yang seakan tahu isi kepala si pelayan sengaja menekan kalimat terakhirnya. Dia tidak suka memberi harapan atau menyenangkan hati seorang gadis selain Hyera. Toh, dia memang datang untuk menjemput wanitanya.   

Saat kepala Joshua menoleh dan menemukan Hyera yang sedang bicara dengan sahabatnya, dia tersenyum. Dia melangkah mendekati mejanya.  

Sahabat Hyera, HaRim, lebih dulu menyadari kedatangan Joshua karena posisinya yang menghadap pintu.  

Joshua menggelus belakang kepala Hyera begitu sampai, membuat wanitanya menoleh dan mereka saling melempar senyum.  

"Kau sudah datang" sapa Hyera.

Senyum Joshua terukir sebagai balasan, kemudian dia menarik kursi disebelah Hyera lalu duduk disana. Dia pikir mereka tidak akan langsung pergi, Hyera dan HaRim pasti masih ingin mengobrol meski telah menghabiskan waktu bersama sejak tiga jam yang lalu.  

"Yah~ Pria tampan di perumahan kita sudah menjadi milik orang lain sekarang"  

Hyera tertawa, "Pria tampan? Ada cerita seperti itu? Aku baru tahu"  

HaRim mengangguk, "Semua gadis di blok kita sangat mengidolakan Eunwoo. Mereka berduka atas pernikahannya hari ini. Pria tampan kita, Ra~" lanjutnya sedikit mendramatisir.

Hyera menggeleng dengan tawanya yang belum reda. "Aku tidak tahu jika Eunwoo punya banyak penggemar. Tapi harus kuakui, dia sangat tampan tadi"  

Joshua menoleh. Dia menuntut penjelasan atas ucapan Hyera namun gadis itu tidak menyadarinya.  

"Bukankah kau juga salah satu dari mereka yang mengidolakan Eunwoo. Saat SMA kau selalu menunggunya lewat depan rumahmu"  

"Kau benar" jawab Hyera dengan ekspresi senang. Dia jadi ingat masa lalunya yang indah. Dua sudut bibirnya tertarik.  

"Kau menyukainya?"  

Pertanyaan Joshua berhasil menarik perhatian Hyera dan HaRim.  

"Jadi aku telah membiarkan kau pergi ke pernikahan dari pria yang kau sukai?" Joshua terkejut. Seharusnya dia mendampingi Hyera ketika Hyera mengajaknya. Tapi dia tidak bisa karena ada rapat makanya Hyera pergi bersama HaRim.  

"Aku tidak menyukainya" Hyera genggam tangan Joshua untuk membuatnya yakin. "Percayalah"

"Kurasa kalau tidak ada kesalahpahaman diantara kalian, kau yang akan menjadi mempelai wanitanya"  

Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang