#6

62 6 0
                                    


***

"Bey?" Hyera memanggil Joshua begitu kakinya menginjak lantai apartemen.

"Mm"

Terdengar jawaban malas yang dilontarkan oleh kekasihnya. Hyera menemukan Joshua sedang tiduran di sofa ruang tamu. Perhatian pria itu tidak teralihkan sedikitpun. Dia sedang memegang tab yang menampilkan grafik saham.

"Aku pulang" dia mengecup kening Joshua singkat sebelum menaruh tas dan beberapa berkas yang dibawanya. Setelah itu dia berlalu menuju dapur. "Kau sudah makan?"

"Mm" sebuah jawaban malas kembali terdengar.

"Kau mau aku masakan sesuatu?"

"Tidak" tanggapan tak bernyawa lainnya dari Joshua.

"Bey~" Hyera yang telah kembali berada di ruang tamu melihat Joshua dengan tatapan memohon. Dia tahu dia salah karena pergi pada hari libur. Mereka telah merencanakan cuti selama satu minggu dan dia malah melanggarnya.

Tapi Hyera tidak punya pilihan lain. Investor penting dari Jepang tiba-tiba datang sementara atasannya sedang berada di Paris karena urusan bisnis sejak kemarin. Mau tidak mau, selaku sekertaris utama presiden direktur, Hyera lah yang harus menghadap sang investor. Mereka rapat selama tiga jam dan Joshua marah karena hal itu.

"Bey" panggilnya lagi dengan lebih lembut. Dia menyentuh pahanya yang tertutup celana pendek lalu duduk tepat disampingnya. "Kau masih marah ya?"

Joshua menatapnya. Matanya yang tajam namun lembut itu mengisyaratkan jawaban iya. Tapi sebesar apapun kemarahan Joshua, tatapannya tetap lembut dimata Hyera. Bahkan orang tidak akan percaya kalau seorang Hong Joshua bisa marah dengan wajah teduh yang dia punya.

Joshua duduk dan meletakan tabletnya diatas meja. Dia memeluk Hyera dari belakang kemudian mendesah. "Kalau kau pergi lagi aku tidak akan pernah memaafkanmu"

Hyera tersenyum. Mendengar jawaban Joshua yang lebih panjang menandakan kalau pria itu sudah tidak marah lagi. "Hm. Aku janji"

Joshua mencium pundak dan leher Hyera bergantian. Lalu mengigit kecil lehernya kala mengingat kekesalan yang baru saja dia rasakan.

"Bey!"

Joshua mengecup bekas gigitannya. Dia tidak merasa bersalah sama sekali. Ini hukuman kecil. Siapa suruh Hyera pergi saat dia libur.

"Kenapa aku bisa sangat mencintaimu sih" sungutnya dengan kepala dipundak Hyera.

"Mm~~" Hyera berpikir. Dia mencari kata yang tepat yang bisa memuaskan pria dibelakangnya, "Kau mencintaiku karena~ pertama, aku perempuan"

"Eyyyyy"

"Aku benarkan?" Hyera menoleh, "Kalau aku laki-laki, kau tidak mungkin mencintaiku"

Mereka bertatapan. Joshua merasa kalau dia tidak akan bisa menang melawan Hyera, "Ok, jawaban selanjutnya?" jadi dia biarkan wanita pintarnya menjawab sesuka hati.

"Kedua, karena aku cantik"

"Sangat cantik!"

Hyera tertawa. Tambahan spontan dari Joshua menggelitik telinganya. Dia mengelus lengan Joshua yang melingkari perutnya. "Ketiga, karena aku juga sangat mencintaimu"

"Hm~" Joshua mengangguk berkali-kali. Membenarkan pendapat Hyera yang cukup membuatnya puas.

"Kenapa kau mencintaiku?"

Hyera sedikit terkejut mendapat pertanyaan seperti itu. Selama ini hubungan mereka tidak pernah diselipi pertanyaan klasik layaknya remaja yang baru pacaran. Dimana mereka sering bertanya, kenapa kau menyukaiku? Apa yang kau suka dariku?

Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang