Wanita itu bernama Radea Dewinta Mestachalicha. Radea berada didalam kelas sambil memainkan ponselnya. Radea sedang berchat ria dengan seorang pria bernama Wisnu. Wisnu Wijaya, kekasih Radea. Mereka sudah menjalin hubungan selama enam bulan.
Suara teriakan yang terdengar sangat gemuruh memenuhi seisi ruangan kelas itu, meskipun dikelas itu sudah berisik sejak tadi. Tapi suara itu sukses membuat Radea terpaksa untuk beralih menoleh kearah depan kelas. Disana ada Sandra, ketua kelas dikelas Radea. Tadinya Radea tidak tertarik dengan ucapan Sandra, tapi saat Sandra berbicara lagi. Lantas Radea langsung menoleh kearah Sandra.
"Pengumuman nilai UN udah keluar. Hasilnya udah ditempel di Mading !!"
Sontak semua siswa berlari keluar kelas menuju mading sekolah. Sama seperti Radea, ia berjalan keluar dari kelas menuju mading. Tapi sebelumnya ia pergi ke kelas kekasihnya. Radea mengajak Wisnu untuk ikut dengannya melihat pengumuman nilai Un.
Mereka berjalan menuju mading sekolah. Mereka menerobos sekumpulan siswa yang sedang melihat nilai mereka. Radea mencari namanya untuk mengetahui nilai UN yang diperolehnya. 37,95. Itulah nilai yang tertulis dengan nama Radea disampingnya. Radea sangat senang karena hasil UNnya memenuhi syarat untunya masuk kesekolah terfavorit se-Jakarta.
Radea menoleh kearah Wisnu. Wajahnya sangat tegang saat melihat sederet nilai yang tertera disana. Radea kembali menatap nilai disana. Ia mencari nama Wisnu. 32,86. Itulah nilai yang didapatkan oleh Wisnu. Harapannya musnah untuk satu sekolah dengan Wisnu. Tapi Radea sangat ingin satu sekolah lagi dengan kekasihnya itu.
"Yah, kita gak bakal satu sekolah lagi deh." gumam Radea
"Gapapalah, Ya. Walaupun kita gak satu sekolah, tapi kita masih bisa ketemu kan? Jadi kamu gak perlu takut." ujar Wisnu tenang, tapi tidak dengan Radea.
"Tapi, Nu. Aku gak mau pisah sama kamu." Radea terlihat seperti orang yang sedang berfikir. Lalu ia kembali melanjutkan ucapannya.
"Gimana kalo aku ikut sama kamu, kamu mau masuk SMA mana? Biar kita bisa bareng, Nu." Radea meyakinkan.
"Gak bisa, Ra. Kamu harus kejar impian kamu. Kamu gak usah khawatir sama hubungan kita. Kita bakal terus jalanin hubungan ini, walau kita harus LDR-an. Tapi gak masalahkan?" Ujar Wisnu.
"Aku gak mau beda SMA sama kamu. Nanti siapa yang bakal jagain aku disana. Aku ikut kamu masuk SMA yang kamu daftar ya? Biar kita sama sama terus." Rengek Radea.
"Gak bisa, Ya. Aku gak mau orang tua kamu marah sama kamu atau aku. Aku gak mau kamu bikin mereka kecewa. Mereka pasti seneng banget bisa liat anaknya masuk sekolah favorit. Kamu harus kejar impian kamu, biarpun aku gak bareng kamu. Tapi aku bakal selalu support kamu kapanpun dan dalam keadaan apapun."
Radea menaruh kepalanya di dada Wisnu yang bidang, Radea merasa sedih jika mereka harus berpisah. Radea tidak menginginkan itu semua. Buat apa nilai bagus, jika ia harus berpisah dengan Wisnu. Ia hanya ingin bersama Wisnu. Ia tidak ingin LDR dengan Wisnu. Ia tidak bisa melakukan hubungan itu. Karena ia takut jika Wisnu akan memilih wanita lain diluaran sana.
•••~•••
Radea terjatuh. Ia meringis karena bokongnya terasa sakit. Radea menatap tajam seorang wanita yang berada didepannya sambil mengusap-usap bokong nya yang terasa sakit. Radea berdiri dari posisinya. Ia terus menatap wanita itu.
"Maa...maaf"
"Lo gak punya mata ya? Lo gak ngeliat gue disini apa? Lo kira dengan kata maaf, rasa sakitnya bakal ilang?!" maki Radea tajam "Enggak!!" Lanjutnya.
Para siswa yang berada disana memandang Radea yang tengah marah kepada wanita itu. Radea menjadi pusat perhatian para siswa. Wisnu yang menyaksikan kejadian itu langsung membawa Radea menjauhi daerah itu dan semua kembali normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbid
Teen FictionRadea Dewinta Mestachalicha perempuan kelahiran Jakarta 16 tahun yang lalu. Lahir dari keluarga yang nyaris sempurna namun menyimpan sejuta cerita masalalu yang penuh dengan pertanyaan. Begitu pula dengan Arsandi Putra Setyo hidupnya sempurna dengan...