1

33 4 0
                                    

Mentari pagi cukup terik hari ini. Semua siswa ataupun siswi dengan sangat terpaksa berbaris rapi di lapangan demi mengikuti masa orientasi siswa di SMA Jayabaya.

Radea mendesah pelan karena keringat di dahinya sudah sebesar biji jagung. Kerongkongannya kering karena dari tadi belum ada air sedikit pun mengalir didalam nya. "Duh lama banget si apelnya. Kalo gue jadi Ketua OSIS disini udah gue hapus tuh mos dari kamus besar sekolah ini."

Tiba-tiba ada salah satu anggota osis melewati barisan dimana Radea berdiri. "Alay banget sih jadi orang! Disuruh baris begitu doang aja kok gak bisa!" sindir kakak osis itu pada Radea.

Radea membenarkan posisi berdirinya. Sesekali ia melirik arlojinya, berharap jarum panjang nya bisa bergerak lebih cepat. Bukan hanya Radea saja yang kesal karena dijemur di lapangan sejak 30 menit lalu, semua siswa pun juga kelelahan saking tidak kuatnya berdiri. Bahkan ada yang pingsan lalu digotong anggota osis dan dibawa ke UKS.

Radea bergidik ngeri. Untung saja fisiknya masih kuat. Ya meskipun terik matahari rasanya seperti menghabiskan seluruh tenaganya.

Yang ditunggu pun tiba. Ketua OSIS yang sedari tadi ditunggu keputusannya untuk memberikan tugas kepada kami murid baru akhirnya berbicara dihadapan kami semua. Dan tentunya dibawah sang mentari yang tidak bersahabat.

"Oke karena hari semakin siang dan cuaca semakin panas. Kalian boleh masuk ke kelasnya masing-masing, tapi kalian boleh masuk kedalam kelas jika sudah bisa mendapatkan 20 tanda tangan dari seluruh anggota OSIS dalam waktu 30 menit. Dan barang siapa yang tidak dapat mengumpulkan dalam waktu yang saya tentukan akan saya beri sanksi. Mengerti!?" Seru ketua OSIS itu dan dibalas oleh semua siswa yang sedang di mos.

Mengumpulkan tanda tangan 20 anggota OSIS bukan hal yang mudah bagi seluruh siswa yang mengikuti mos. Mereka terlebih dahulu disuruh ini itu bahkan mungkin disiksa tapi dalam hal yang wajar.

Misalnya bagi siswa mos yang ingin meminta tanda tangan sekertaris OSIS. Mereka harus naik turun tangga sebanyak 3× sambil berlari dan tidak boleh berhenti.

Bayangkan jika 1× naik turun anak tangga membutuhkan waktu paling lama 5 menit dan semua anggota OSIS memberikan tantangan yang sama. Maka semua siswa yang mengikuti mos tidak dapat mengumpulkan tanda tangan dan dihukum oleh ketua OSIS.

Radea bingung akan mulai dari siapa dia meminta tanda tangan anggota OSIS. Dan dia menemukan salah satu anggota OSIS yang sedang terduduk dan memainkan ponselnya. Radea berfikir bahwa kakak itu adalah orang yang baik dan tidak akan memberinya tantangan yang tidak masuk akal.

"Permisi kak boleh minta tanda tangannya?" Radea dengan sopan menyodorkan buku yang dia bawa beserta pulpennya. Namun hal yang tidak terduga terjadi, Kakak itu malah menampis buku Radea sehingga terbuang dilantai.

"Kamu pikir dengan saya memainkan ponsel seperti ini, saya akan memberikan tanda tangan saya dengan percuma. Haha enggak! Kamu harus lari dari kelas yang di ujung lorong sana sampai sini dan diulang sebanyak 5 kali." Radea terkejut dengan sikap anggota OSIS itu, dia berfikir sejenak.

"Gak mau! ngapain banget lari lari kaya orang gila gak jelas cuma buat minta tanda tangan Anda doang. Saya bisa minta tanda tangan anggota OSIS yang lain tanpa harus meminta tanda tangan Anda." Radea berlalu dengan kesal dan terus mencari anggota OSIS yang lainnya.

Tetapi Radea menghentikan jalannya dan dia malah berbalik arah menuju kantin untuk membeli minuman. Karena dari tadi kerongkongannya kering sebab tidak ada air yang masuk sedikit pun.

"Bu air mineral nya satu ya. Yang dingin Bu!" Setelah Radea mendapatkan minumannya dia menuju salah satu meja yang berada di kantin itu.

"Gila apa apaan sekolah favorit tapi perilaku OSIS nya gak favorit. Songong, nyebelin, ngatur ngatur, banyak gaya." Radea menghabiskan minumannya dalam satu tenggakan seperti tidak minum beberapa hari.

ForbidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang